Gempa Bumi
18 Negara Tawarkan Bantuan pada Presiden Jokowi untuk Penanganan Gempa dan Tsunami Sulteng
Menko Polhukam mencatat sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan pada Indonesia terkait penanganan bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala
Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menelepon Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengucapkan bela sungkawa dan menawarkan bantuan.
Namun rupanya tak hanya Arab Saudi yang menawarkan bantuan, 17 negara lainnya juga menawarkan bantuan untuk menangani bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam konferensi pers, Senin (1/10/2018).
Menko Polhukam Wiranto mengatakan bahwa Presiden Jokowi memutuskan untuk menerima bantuan dari luar negeri terkait penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
• Polisi Tangkap 45 Pelaku Penjarahan di Palu, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding: Hukum yang Berat Mereka
Menko Polhukam mencatat sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan kepada Indonesia diantaranya Amerika Serikat, Prancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, New Zealand, Singapura, Thailand, Jepang, India dan China.
Wiranto menyebut ada beberapa alasan Presiden menerima bantuan.
Dikatakannya keputusan itu berdasarkan satu pertimbangan bahwa Indonesia sudah menjalin hubungan persahabatan dan kerja sama dengan banyak negara.
Bahkan, kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara-negara sahabat itu juga dalam rangka menjalin dan mempererat hubungan bilateral maupun multilateral.
Di sanalah kemudian terjalin satu hubungan yg saling menguntungkan dan membantu.
“Maka tentu kita mengapresiasi bantuan itu, sebab bantuan itu adalah buah kunjungan dari Presiden kita ke negara-negara lain yang kemudian membuahkan satu perasaan partisipasi, perasaan solidaritas antar negara, dan ini tentu tidak bisa ditolak,” ujar Menko Polhukam seperti dilansir TribunWow dari Twitter Kemenko Polhukam RI, @PolhukamRI, Selasa (2/10/2018).
• Sejumlah Tokoh Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan yang Dialami Ratna Sarumpaet
Pertimbangan lain Indonesia menerima bantuan dari luar negeri itu adalah karena Indonesia sudah seringkali berikan sumbangan dan bantuan ke negara yang mengalami musibah.
Menko Polhukam mencatat Indonesia telah memberikan bantuan musibah yg terjadi di Bangladesh seperti pengungsi Rohingya, gempa bumi di Nepal, kekeringan di Somalia, dan bantuan untuk Papua Nugini.
“Soal bantu membantu merupakan satu tradisi internasional yg perlu kita apresiasi. Maka atas kebutuhan adanya mobilisasi bbrp kebutuhan utk meringankan saudara2 kita di Palu dan sekitarnya maka diputuskan untuk kita menerima bantuan," ujar Menko Polhukam.
Bantuan-bantuan itu akan diarahkan supaya tepat barang, tepat kebutuhan dan tepat waktu.
Bantuan tersebut bisa juga berwujud barang, alat, dan keahlian tertentu.
Menurut Menko Polhukam hal terpenting adalah timeframe tepat, tepat waktu datangnya sehingga saat dibutuhkan betul-betul ada nilai gunanya.
“Saat ini yg dibutuhkan adalah bantuan-bantuan untuk tanggap darurat, bantuan yg langsung untuk masyarakat. Di sini saya mencatat beberapa bantuan yang bisa segera diterima pertama adalah berupa alat angkut udara,"papar Wiranto.
Selain itu, water treatment juga sangat dibutuhkan karena dilaporkan bahwa air bersih sulit didapat.
"Sumber-sumber air bersih tidak banyak, sumur pun membutuhkan listrik dan listrik pasokannya sangat rendah sehingga juga akan diminta bantuan genset-genset dari negara-negara itu," tambahnya.
• Jokowi Sebut Penanganan Dampak Gempa di Sulawesi Tengah Dikomandani Langsung Jusuf Kalla
Selain itu juga dibutuhkan rumah sakit darurat di lapangan dan tenaga medis.
Tak hanya itu alat fogging juga diperlukan untuk menetralisir kemungkinan adanya jenazah-jenazah yang terlambat dikubur dan bisa menimbulkan adanya penyakit.
“Saya kira rencana koordinasi untuk menerima bantuan ini sedang dibicarakan pukul 5 sore ini. Wakil Menteri Luar Negeri sedang mengumpulkan para Duta Besar negara donor atau yang sudah menyiapkan dan menawarkan utk membantu," kata Menko Polhukam.
(TribunWow.com/Ekarista R.P)