Gejolak Rupiah
Direktur Garuda Berjangka Sebut di Masa Kampanye Pemilu 2019, Rupiah akan Tertolong
Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim menuturkan meski melemah tipis, jelang Pemilu 2019 rupiah masih mendapat respon positif.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Tahun politik disebut-sebut sebagai agenda yang bisa menyokong sisi keuangan Indonesia.
Dilansir TribunWow.com dari Kontan.co.id, Senin (24/9/2018), Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim menuturkan meski melemah tipis, jelang Pemilu 2019 rupiah masih mendapat respon positif.
Menurutnya, nilai tukar rupiah akan tertolong masa kampanye pada bulan Oktober.
Hal ini lantaran partai politik akan membutuhkan dana yang cukup besar.
“Pejabat dan parpol yang sudah mengantongi dolar, mereka akan cairkan dananya dan peredaran rupiah cukup besar ini yang akan menguatkan rupiah ke depan,” jelas Ibrahim.
• Wakil Ketua TKN Prabowo-Sandi Fokus Garap Segmen Pemilih Emak-emak Milenial, dan Keumatan
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah saat ini melemah tipis ke level Rp 14.865 per dolar Amerika Serikat (AS), dikutip dari bi.go.id, Senin (24/9/2018).
Sebelumnya pada Jumat (21/9/2018), nilai tukar rupiah tercatat Rp 14.824 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini menurut Ibrahim masih wajar di tengah perang dagang antara AS dan China.
Sentimen eksternal lain yakni negosiasi Brexit antara Inggris dan Uni Eropa yang berlangsung alot.
Hal ini kemudian membuat pelaku pasar melakukan pembelian The Greenback dan mengangkat indeks dolar.
Perhatian pelaku pasar global saat ini juga tertuju pada keputusan bank sentral AS dalam menggerakkan suku bunga acuan.
Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Rabu (26/9/2018) mendatang.
Perkiraan kenaikan ini merupakan kali keempat dari posisi Fed Fund Rate saat ini sebesar 1,75 persen hingga 2 persen.
• Kembali Sebut Polemik Impor Beras, Buwas: Saya sebagai Orang Kampung Itu Miris
"Apabila di kuartal IV, The Federal Reserve tidak menaikkan suku bunga keempat kalinya, maka rupiah diprediksi akan berada di level 14.600 untuk akhir tahun,” jelas Ibrahim.
Sementara diberitakan dari Kontan.co.id, Senin (24/9/2018), memasuki masa kampanye untuk Pilpres 2019 sedikit banyak akan memperngaruhi pergerakan indeks saham Indonesia.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menyebut, selama pemerintah mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri, maka kelancaran pembangunan nasional juga bisa terwujud.
"Sehingga hal ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Nafan.
Nafan juga memberikan rekomendasi saham yang layak untuk diperhatikan pada masa kampanye Pilpres 2019.
Dengan adanya pesta demokrasi, menurut Nafan daya beli masyarakat akan meningkat.
Untuk itu, saham Gudang Garam (GGRM), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan Indofood Sukses Makmur (INDF) menarik untuk dicermati.
• Sekjen PKB: Kampanye Damai Tidak Boleh Hanya jadi Slogan atau Pencitraan
Selain itu, saham dari sektor konstruksi seperti Wijaya Karya (WIKA), Waskita Karya (WSKT), Wijaya Karya Beton (WTON) dan Waskita Beton Precast (WSBP) juga bisa dicermati karena berkaitan dengan realisasi janji pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.
Di sektor telekomunikasi, saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dinilai cukup menarik karena pemilu legislatif dan eksekutif akan mendorong kenaikan tarif internet karena media sosial digunakan secara masif untuk kegiatan kampanye.
Untuk sektor perbankan, menurut Nafan, saham Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN) juga menarik untuk dicermati.
Pada sektor pertambangan dan agrikultur juga menarik untuk dilirik seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia seperti harga minyak dan nikel.
Saham yang menarik dari sektor pertambangan dan agrikultur menurut Nafan adalah Astra Agro Lestari (AALI), Eagle High Plantations (BWPT), Aneka Tambang (ANTM), Vale Indonesia (INCO), Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Delta Dunia Makmur (DOID).
Nafan memprediksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di level 6.117.
Jika berhasil capat menyentuh level tersebut, level IHSG selanjutnya menurut Nafan adalah 6.330. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)