Balas Sindiran Habiburokhman soal Kursi Wagub DKI, Tsamara Amany: Kita Sudah Cukup Belajar, Pak
Ketua DPP PSI Tsamara Amany Alatas menanggapi pernyataan Politikus Partai Gerindra, Habiburokhman soal perebutan kursi wakil gubernur DKI Jakarta.
Penulis: Vintoko
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP PSI Tsamara Amany Alatas menanggapi pernyataan Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman soal perebutan kursi wakil gubernur DKI Jakarta.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter-nya, @TsamaraDKI, Selasa (18/9/2018).
Awalnya, Tsamara mentautkan pemberitaan yang berisi pernyataan Habiburokhman terkait M Taufik yang diajukan Partau Gerindra mengisi kursi gubernur DKI Jakarta.
• Tsamara Amany: Saya Tak Mau Mantan Koruptor Jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta
Dalam pemberitaan itu, Habiburokhman meminta Tsamara dan PSI lebih banyak belajar politik sebelum mengkritik M Taufik.
Menanggapi hal itu, Tsamara mengatakan jika pihaknya sudah cukup belajar.
Belajar, kata Tsamara, untuk tidak menerima orang yang pernah mengkhianati amanah rakyat sebagai wakil gubernur DKI.
"Kita sudah cukup belajar, Pak. Belajar untuk tidak menerima orang yang pernah mengkhianati amanah rakyat sebagai wakil gubernur ibukota kita," tulis Tsamara.

Tsamara sebelumnya juga menolak keras mantan koruptor menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.
Diberitakan Tribunnews.com, Senin (17/9/2018), Muhammad Taufik digadang-gadang akan mengisi kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta mengantikan Sandiaga Uno.
Padahal saat ini Taufik juga sudah masuk dalam daftar bakal calon legislatif di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta.
Taufik sempat divonis 18 bulan penjara pada 27 April 2004 karena merugikan uang negara sebesar Rp 488 juta dalam kasus korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004.
• Soal Kursi Wakil Gubernur DKI, Gerindra: Rebutan Itu Hanya Bahasa Media untuk Mendramatisir Keadaan
Sementara itu diberitakan Kompas.com, sebagai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga pada Pilkada DKI 2017, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sama-sama ingin mengusulkan nama wakil gubernur.
PKS meminta Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik agar tidak maju sebagai calon wakil gubernur DKI.
Dengan demikian, PKS dan Gerindra bisa sepakat mengusulkan satu nama dari PKS.
Pemilihan wakil gubernur DKI pun tidak perlu dilakukan melalui mekanisme pemungutan suara atau voting di DPRD DKI Jakarta.
"Pak Taufik enggak usah maju. Yang diusung oleh PKS dan Gerindra itu satu aja sehingga tidak ada voting-voting, langsung otomatis aja gitu. Itu harapannya PKS," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi, Senin (17/9/2018).
PKS berharap Gerindra mau berbesar hati menyerahkan kursi wakil gubernur DKI itu kepada PKS demi memperkokoh koalisi pada Pilpres 2019.
"Ada tujuan yang lebih besar, memperkokoh koalisi untuk kemenangan presiden. Salah satu cara memperkokoh itu adalah dengan calonnya satu aja dari PKS didukung PKS sama Gerindra," ujar Suhaimi.
• Sindir Kubu Lawan Prabowo-Sandiaga dengan Syair, Fadli Zon: Cukup Sampai di Sini
Di sisi lain, Taufik menyebut partainya tidak akan begitu saja menyerahkan kursi wakil gubernur DKI kepada PKS.
Menurutnya, lebih bagus jika Gerindra dan PKS sama-sama mengajukan nama calon wakil gubernur untuk diputuskan melalui voting di DPRD DKI Jakarta.
"Ya enggak kasih. (Gerindra dan PKS) nyalonin satu-satu saja, kan lebih bagus. Kemudian serahkan di DPRD, tanding di DPRD," ucap Taufik.
Taufik optimistis Partai Gerindra akan memenangkan voting pemilihan wakil gubernur DKI oleh DPRD DKI Jakarta.(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)