Pilpres 2019
Ferdinand Hutahaean: Rezim Ini adalah Era Paling Buruk dalam Demokrasi
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melayangkan kritikan kepada era pemerintahan saat ini.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melayangkan kritikan kepada era pemerintahan saat ini.
Dilansir TribunWow.com, kritikan Ferdinand Hutahaean disampaikan melalui laman Twitter miliknya, @LawanPoLitikJW yang diunggah pada Selasa (18/9/2018).
Melalui kicauannya, Ferdinand mengklaim bahwa pemerintahan saat ini merupakan era terburuk dalam demokrasi.
Ini ditengarai oleh banyaknya orang didalam pemerintahan yang mencalonkan diri sebagai caleg hingga tim sukses capres-cawapres.
"Rezim ini adalah era paling buruk dalam Demokrasi.
Orang-orang yang digaji uang rakyat, seperti Djohan Budi dan beberapa menteri ikut sebagai caleg dan timses.
Padahal gaji mereka bukan cuma berasal dari pajak pendukung Jokowi. Mestinya DJohan paham hal ini sebagai mantan @KPK_RI," tulis Ferdinand.
• Sindir Pemerintah terkait Impor, Ferdinand Hutahaean: Sebetulnya Dia Bisa Mimpin Nggak Sih

Diketahui, kicauan Ferdinand Hutahaean ini sebagai bentuk tanggapan atas pemberitaan terkait Johan Budi yang mengundurkan diri dari timses Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dikutip dari Tribunnews.com, Johan Budi memilih mundur dari posisi juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin karena padatnya kegiatan menjadi Staf Khusus Presiden dan calon anggota legislatif (caleg).
Politisi PDI Perjuangan ini menuturkan, pernyataan pengunduran dirinya dari jubir TKN telah diajukan sekitar 10 hari yang lalu kepada Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto dan dilanjutkan ke pimpinan DPP PDIP.
"Kalau saya menjadi jubir di TKN, saya harus meninggalkan waktu yang banyak karena harus berkampanye dan berkegiatan di TKN," jelas Johan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
• PKS akan Segera Bahas Kandidat Wagub DKI usai Terima Keppres Pemberhentian Sandiaga Uno
Agar tak terjadi benturan kepentingan itu, Johan Budi akhirnya memutuskan untuk fokus pada proses pencalegannya di Dapil VII Jawa Timur dan tugasnya saat ini sebagai sfat khusus presiden bidang komunikasi.
"Tentu ada kepentingan kalau saya masih staf khusus presiden, sementara saya juga jubir TKN, karena itu setelah saya berdiskusi dengan istana juga, saya memastikan untuk tidak di TKN, saya memilih di fokus pencalegan saya, karena perlu waktu dan pemikiran juga menurut saya," ujar Johan.
Pengunduran diri Johan dari TKN pun telah disampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dimana keduanya memahami keputusan pengunduran diri tersebut.
"Staf khusus kan statusnya di bawah Sekretaris Kabinet, mereka memahami apa yang menjadi pilihan saya, mereka setuju, termasuk Pak Presiden," ujar Johan. (TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)