Pilpres 2019
Unggah Foto Berdua dengan Prabowo Subianto, Andi Arief: Saya Tidak Pernah Mengkhianati Kebenaran
Dalam foto tersebut, Andi Arief mengatakan jika dirinya sudah lama mengenal Prabowo Subianto.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief tampak mengunggah fotonya dengan Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @AndiArief_ yang diunggah pada Kamis (13/9/2018).
Dalam foto tersebut, Andi Arief mengatakan jika dirinya sudah lama mengenal Prabowo Subianto.
Dia pun menegaskan apabila dirinya tidak pernah bermain dengan kata-kata, apalagi mengkhianati sebuah kebenaran.
Dari foto itu, Prabowo Subianto tampak mengenakan kemeja putih.
Lengan Prabowo terlihat melingkar di leher Andi Arief, sementara politisi Demokrat itu tersenyum.
"Pak Prabowo sudah mengenal saya lama, Dia tahu saya tak pernah bermain2 dengan kata-kata. Dan, saya tak pernah mengkhianati kebenaran," tulis Andi Arief.
• Tanggapi Pernyataan Dedek Prayudi, Ratna Sarumpaet: Dengar Komen Politisi ABG Miris Memang
Dalam unggahan berikutnya, Andi Arief tampak memposting foto Prabowo dan Sandiaga Uno bersama beberapa tokoh partai.
Andi Arief pun terlihat mengangkat tangan Sandiaga Uno ke atas.
Sedangkan Prabowo tampak berada di samping Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam keterangannya, Andi Arief menjelaskan jika untuk mencapai kemenangan tidak harus dicapai dengan cara yang seragam.
"Koalisi artinya bersatu untuk menang. Untuk mencapai menang tidak harus dicapai dengan cara seragam. Berbeda cara tapi kemenangan tak dapat ditunda," ujar Andi Arief.
Tudingan Jenderal Kardus
Diketahui, hubungan Andi Arief dan Prabowo Subianto sempat dikabarkan memanas setelah Andi Arief menuding Prabowo Subianto sebagai seornag Jenderal Kardus beberapa waktu lalu.
Andi Arief melalui kicauan Twitternya menyebut adanya politik transaksional yang melibatkan Sandiaga Uno, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Andi mengatakan jika Sandiaga telah memberikan uang sebesar Rp 500 miliar masing-masing kepada PKS dan PAN agar bersedia mendukung namanya sebagai cawapres Prabowo.
Kasus ini sempat membuat hubungan Demokrat dan partai oposisi pemerintah lainnya meretak, meski akhirnya mereka rujuk kembali dan saling mendukung di Pilpres 2019 dengan mengusung Prabowo dan Sandiaga Uno
Kendati demikian, Andi tidak akan melanjutkan dugaan mahar ini ke ranah hukum.
Menurutnya, jika diteruskan ke ranah hukum, Sandiaga Uno dapat terindikasi suap karena masih menjabat wakil gubernur DKI bahkan pimpinan PAN-PKS bisa terlibat.
"Saya berniat baik, mencegah Pak Prabowo mengambil langkah salah. Jika ini saya teruskan ke ranah hukum, Sandu Uno bisa terindikasi suap karena masih menjabat wagub dan Pimpinan PAN-PKS bisa terlibat. Ini sudah jadi pengetahuan publik."
"Soal Mahar entah dalam bentuk penaklukan atau kampanye sudah diakui Sandi Uno, Pimpinan PAN dan PKS yang telah menghujat saya tak perlu minta maaf pada saya, tapi saya anjurkan lihat muka di cermin," tulis @AndiArief__ pada Minggu (12/8/2018).
• Viral Iklan Jokowi di Bioskop, Sejumlah Tokoh Beri Tanggapan

Cuitan Andi Arief (Twitter)
Meski demikian, kasus ini berakhir setelah Bawaslu memutuskan jika tudingan tersebut tidak terbukti.
Strategi Pemenangan
Andi Arief sempat mengungkapkan jika para partai koalisi akan menempuh cara mereka masing-masing untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Strategi tersebut sengaja ia umumkan ke publik agar mendapat dukungan.
Seperti apa strateginya? Simak dalam pernyataan berikut ini.
"Pertemuan SBY dan Prabowo malam ini adalah pertemuan lanjutan, mematangkan strategi dan taktik.
Sudah diagendakan pertemuan secara periodik.
Bukan membahas gorengan dua kaki, karena memang tidak yg dua kaki.
Semua persiapkan dimatangkan agar sukses pileg, sukses pilpres.
Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat akan start bareng sejak penetapan KPU 23 september nanti.
Keempat partai ini akan menyatu, tentu saja semua perbedaan yg pasti terjadi akan ada solusinya dan jadi kesepakatan agar setelah 23 September laju koalisi bisa lancar.
Mengapa persoalan dan beragam perbedaan itu juga dibicarakan ke publik, karena koalisi 4 partai ini adalah Koalisi Rakyat, mewakili 4 saluran aspirasi rakyat.
Sehingga bukan hanya agar rakyat terlibat dalam perdebatan, namun juga bisa menyumbang solusi dan mengontrolnya.
Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS bukan partai kemarin sore.
Empat partai ini berpengalaman, termasuk mengekola perbedaan pandangan, meramunya fan akan jadi kekuatan dahsyat.
Strategi Koaliai empat partai ini akan dinamakan Strategi 55.
Apa itu?
Sukses pilpres dengan suara dukungan hasil pemilu diharapkan Gerindra 25%, Demokrat 15%, PAN 8% dan PKS 7%. Inilah yang harus publik ketahui dan sengaja diumumkan agar mendapat dukungan.
Biarlah perbedaan pendapat dan perbedaan strategi empat partai initerus bergulir di ruang publik, karena itulah cara efektif mengurai perbedaan mendapatkan cara persatuan.
Tetapi sejak 23 September nanti semua akan melangkah dengan nafas kemenangan yang sama," tulis Andi Arief, Rabu (12/9/2018).

Sebelumnya, Andi Arief juga sempat membeberkan hasil diskusi strategi untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
Andi Arief mengatakan jika kampanye akan dilakukan secara terpisah.
Hal itu dilakukan untuk menjawab besaran kerja politik terukur untuk suara Pilpres dan Pileg.
Selain itu, Andi Arief mengatakan jika kampanye terpisah dapat menjadi taktik agar masing-masing partai memiliki tanggung jawab.

Andi menyebut bahwa Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta para calon legislatif (caleg) Demokrat akan berkampanye demi memenangkan Prabowo Subianto.
Sebagai gantinya, Prabowo akan berkampanye untuk Partai Demokrat di forum-forum kecil, sedang, dan besar yang telah disiapkan.
Lebih lanjut, Andi Arief menyebutkan bahwa Partai Demokrat tidak akan mencampuri ataupun bergabung dengan komitmen kampanye Sandiaga Uno, PAN, serta PKS.
Andi menjelaskan bahwa sejauh ini pembicaraan intens Partai Demokrat baru dilakukan dengan Prabowo dan Partai Gerindra.
Wasekjen Partai Demokrat ini bahkan menyebut bahwa sesekali Prabowo, AHY, dan SBY bisa bergabung dalam kampanye yang diadakan Partai Gerindra.

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)