Sempat Alami Penolakan di Beberapa Daerah, Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung Gelar Diskusi di Lampung
Diskusi yang diselenggarakan oleh Gerakan Selamatkan Indonesia digelar pada Sabtu (8/9/2018) pukul 08.30 hingga 12.00 waktu setempat.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Aktivis Ratna Sarumpaet bersama dengan pengamat politik Rocky gerung menggelar road show di Lampung.
Hal ini terlihat dari unggahan Ratna Sarumpaet di akun Twitternya @RatnaSpaet, Jumat (7/9/2018).
Dari unggahan poster di akun Twitter Ratna Sarumpaet, kegiatan diskusi bertema "Menangkan kembali Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar falsafah berbangsa dan bernegara" ini digelar pada Sabtu (8/9/2018) pukul 08.30 WIB hingga 12.00 WIB.
Sedangkan lokasinya berada di Wisma Haji Luksir, Jalan Diponegoro, Bandar Lampung.
• Rocky Gerung: Sebelum 2019 Presiden Dapat Diganti, Konstitusi Menyediakan Cara
Ratna Sarumpaet juga menulis keterangan "Untuk orang-orang Lampung atau mereka yang kebetulan sedang berada di Lampung, silahkan."

Hal ini juga terlihat dari unggahan netizen dengan akun Twitter @hendrisetia_one pada Sabtu (8/9/2018).
Akun tersebut mengunggah sebuah video yang memperlihatkan Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet hadir di sebuah ruangan.
Akun @hendrisetia_one menulis "Selamat datang Bung @rockygerung dan Bunda @RatnaSpaet Diskusi cerdas "Menangkan kembali Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar falsafah berbangsa dan bernegara" Bandar Lampung."
• Rocky Gerung: Mulai Hari Ini Saya Bergabung dengan 2019TetapJokowi
Sempat Mengalami Penolakan
Diberitakan TribunJakarta, Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung dijadwalkan hadir di Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (1/9/2018).
Keduanya diduga hadir sebagai pembicara di kegiatan forum diskusi Gerakan Selamatkan Indonesia di Hotel The Zuri.
Meski demikian, forum diskusi itu dinilai provokatif dan akan mengganggu kondisi kawasan Sumatera Selatan.
• Massa Tolak Kehadiran Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung, Ruhut Sitompul: Kerjanya Nyinyir
Tak hanya di Palembang, Ratna Sarumpaet juga sempat mengalami penolakan di Bangka Belitung pada Sabtu (25/8/2018).
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung, AKBP Abdul Munim memastikan, pihaknya tidak akan memberikan izin kegiatan diskusi yang akan dihadiri Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung.
Hal ini dikarenakan adanya penolakan dari sekelompok ormas dan organisasi kepemudaan.
“Kalau giat tersebut akan berlangsung di Babel, dikhawatirkan akan mengganggu situasi Kamtibmas di Babel yang sudah kondusif,” kata Abdul Munim, Jumat (24/8/2018).
Sekelompok massa menolak kehadiran Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet saat aksi unjuk rasa di depan Mapolda Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (24/8/2018) siang.
Koordinator Aksi yang mengatasnamakan perwakilan mahasiswa dan resimen Yudha Putra PPM, Rikky Fermana, mengatakan, penolakan disampaikan karena diskusi yang hendak dihadiri Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet dinilai bermuatan politis.
• Ratna Sarumpaet Sindir Jokowi Disertai Unggahan Foto Uang Kertas Nominal Rp 200 Ribu
“Kami menolak karena belum ada ketentuan KPU terkait aturan kampanye. Sementara diskusi yang hendak mereka hadiri mengusung tema pada 2019 ganti presiden,” kata Rikky.
Dia mengungkapkan, kehadiran Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet yang selama ini dikenal kritis terhadap pemerintah, dikhawatirkan memicu perpecahan di kalangan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
“Kami menolak kegiatan tersebut diadakan di Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi contoh atau pilot project kepentingan kelompok tertentu,” ujarnya.
Diskusi yang melibatkan Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet rencananya digelar Sabtu (25/8/2018) di Warung Umah Ubi Atok Kulop, Pangkal Pinang.
Politisi Gerindra Ahmadi Sofyan mengatakan, pihak yang menolak justru provokator.
• Refly Harun Dicopot dari Komisaris Utama Jasa Marga, Ratna Sarumpaet: Apa Dosanya?
“Apa nggak kebalik, justru yang heboh menolak itu malah bisa disebut provokator dan mengganggu kedamaian di Babel. Babel ini dikenal sangat toleran, siapa saja bisa masuk dan dilindungi. Orang Babel cerdas dan nggak bisa diprovokasi oleh siapa pun,” ujar Ahmadi.
Ahmadi mengatakan, dirinya tidak bisa menyebut diskusi itu bermuatan politis atau tidak, lantaran belum dilaksanakan.
Namun ia beharap, negara harus menjamin kebebasan orang untuk berdiskusi kapan dan di mana saja. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)