Gejolak Rupiah
Ekonom Sebut Rupiah Masih Bisa Tertekan karena Isu Eksternal
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fikri C Permana memproyeksikan rupiah masih bisa tertekan hingga pekan depan.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kondisi ekonomi global menjadi satu diantara faktor penyebab gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fikri C Permana memproyeksikan rupiah masih bisa tertekan hingga pekan depan.
Hal ini disebabkan oleh pernyataan dan konflik ekonomi Presiden AS, Donald Trump yang memicu gejolak ekonomi dunia.
• Erick Thohir Tak Khawatir Bisnisnya Terganggu Begitu Dirinya Menjabat Ketua TKN Jokowi-Maruf
"Beberapa waktu terakhir pernyataan Trump menambah dorongan pada tensi perdagangan dunia dan menimbulkan currency wall serta membuat pasar panik," ujar Fikri, dilansir TribunWow.com dari Kontan.co.id, Jumat (7/9/2018),
Pernyataan Donald Trump yang tak diduga oleh pelaku pasar dan menjadi risiko di antaranya kenaikan tarif impor China dan perang dagang antara AS dengan Jepang.
Fikri memproyeksikan pada Senin (10/9/2018), rupiah berada di level Rp 14.800 hingga Rp 14.900 per dolar AS.
Sementara selama pekan depan, Fikri memproyeksikan rupiah berada di range Rp 14.750 hingga Rp 15.050 per dolar AS.
Menurut Fikri, pelemahan nilai tukar rupiah secara garis besar dipengaruhi faktor eksternal.
• Ferdinand Hutahaean Sebut Erick Thohir Dipilih sebagai Ketua TKN Jokowi untuk Sasar Suara Pengusaha
Namun akhirnya pelaku pasar memberikan respons positif terhadap intervensi yang dilakukan Bank Indonesia (BI).
Dalam menjaga nilai rupiah, BI melakukan intervensi di pasar valas maupun Surat Berharga Negara (SBN) hingga Rp 7,1 triliun.
"Intervensi BI sudah cukup banyak agak terlalu riskan kalau BI terus mengguyur pasar keuangan dengan rupiah," jelas Fikri.
• Pengacara Sebut Roy Suryo Sempat Stres karena Surat Tagihan Kemenpora, Tak Ingin Nama Baik Tercemar
Dikutip dari bi.go.id, hingga Jumat (7/9/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.884 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Sedangkan kurs transaksi Bank Indonesia menunjukkan Rp 14.958 per dolar AS untuk kurs jual dan Rp 14.810 untuk kurs beli. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)