Breaking News:

Gejolak Rupiah

Faisal Basri Beberkan Alasan Kecilnya Kemungkinan Terjadi Krisis seperti Tahun 1998

Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri membuat analisis keadaan pelemahan rupiah tahun 2018 tidak akan terjadi seperti krisis 1998

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Pakar Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri, yang juga mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas. 

TRIBUNWOW.COM - Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri, membuat analisis keadaan pelemahan rupiah tahun 2018 tidak akan terjadi seperti krisis di tahun 1998.

Dilansir dari situs resmi pribadi Faisal Basrifaisalbasri.com, Jumat (7/9/2018), dengan artikel oleh Faisal Basri dengan judul 'Mengapa Kecil Kemungkinan Terjadi Krisis Seperti 1998?'.

Faisal Basri menuliskan krisis pada tahun 1998 berwujud krisis multidimensioanal yang berujung pada kejatuhan rezim otoritarian.

Upaya Pertamina untuk Hadapi Gejolak Rupiah

Yaitu di mana pertumbuhan ekonomi terjun bebas dan laju inflasi meninggi hingga membuat rupiah terkapar dan bank-bank tidak mampu melakukan penyelamatan.

Saat tahun 1998, ia menuliskan, jumlah penduduk miskin membengkak, deretan penganggur mengular, dan banyak perusahaan gulung tikar.

Pelarian modal membuat perekonomian lesu darah berpanjangan dan hingga sekarang jantung perekonomian (sektor finansial) belum pulih sepenuhnya.

Rupiah Bergejolak, Said Didu: Pemerintah Jangan Memberikan Pernyataan yang Tidak Masuk Akal

Menurutnya tahun itu merupakan kemerosotan ekonomi terparah sepanjang Indonesia merdeka disebabkan proses koreksi pasar dihambat.

Hingga Bank Indonesia tidak bisa melakukan tugasnya secara mandiri.

Faisal Basri menuliskan keadaan pada tahun 2018 ini sangat berbeda.

"Proses penyesuaian atau koreksi berlangsung setiap saat. Bank Indonesia lebih leluasa melaksanakan fungsi stabilisasi. Tidak ada lagi bredel terhadap media massa yang mewartakan kemencengan dan kritik sehingga turut mempercepat proses koreksi," tulisnya.

Menurutnya jika terjadi hal seperti saat ini pemerintah tidak akan bisa diam dan pasti akan dipaksa bertindak.

Sandiaga Uno Tukar Dolar Miliknya ke Rupiah untuk Perkuat Ekonomi, Guntur Romli: Itu Omong Kosong

"Pemerintah tidak bisa lagi membisu dan dipaksa untuk lebih sigap bertindak. Jika tindakan pemerintah tidak efektif, para analisis berteriak sehingga pemerintah dipaksa untuk mencari solusi alternatif yang lebih bernas. Jika pemerintah bebal, ada mekanisme demokrasi yang membuka peluang pergantian pemerintahan dan kontrak politik baru, seringa kemencengan tidak berkelamaan."

Ia menambahkan, pentingnya demokrasi untuk memperbaiki keadaan Indonesia saat ini.

"Oleh karena itu, mari kita rawat demokrasi, perbaiki budaya politik, dan amankan kebebasan sipil di dalam koridor hukum. Harta yang paling berharga ini harus kita pertahankan."

Menurutnya tantangan Indonesia ke depan adalah menemukan cara memperkokoh landasan perekonomian.

"Tantangan ke depan adalah bagaimana memperkokoh landasan perekonomian agar lebih tahan banting menghadapi gejolak eksternal, tidak kerap terantuk dan bisa berlari lebih kencang," tulis Faisal Basri. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Tags:
Faisal BasriKrisis ekonomiRupiah melemah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved