Sindir Fadli Zon soal Ekonomi, Jubir PSI Dedek Prayudi: Semoga Kubu Anda Menawarkan Solusi
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi tampak menanggapi cuitan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
Penulis: Vintoko
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi tampak menanggapi cuitan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter-nya, @Uki23, yang diunggah pada Kamis (6/9/2018).
Awalnya, Fadli Zon menanggapi cuitan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya terkait persoalan ekonomi.
• Tanggapi Postingan Fadli Zon, Yunarto Wijaya: Kalau Enggak Eneg Nalar Berarti Sudah di Dengkul
"Makanya urusan kita ini EKONOMI bukan SARA. Urusan SARA jd rame gara2 ada penistaan agama. Soal perbedaan pasti niscaya. Sdh selesai th 1928," tulis Fadli Zon melalui akun @fadlizon.
Terkait hal itu, Dedek Prayudi mengatakan jika isu ekonomi menjadi kekuatan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pria yang akrab disapa Uki itu menuturkan, bahwa dari data yang ada telah menunjukkan pembangunan ekonomi berada di jalur yang benar.
Uki berharap, kubu Fadli Zon menawarkan solusi terkait kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
"Isu ekonomi justru kekuatan pemerintahan Jokowi. Data (bukan buku fiksi) menunjukkan pembangunan ekonomi berada di track yang benar. Kemiskinan dan ketimpangan ditekan, pertumbuhan ekonomi inklusif. PR tetap ada. Semoga kubu anda menawarkan solusi bagi PR ini. Itulah adu gagasan," cuit Dedek Prayudi.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi postingan Fadli Zon.
Mulanya, Yunarto Wijaya mengaku 'eneg' melihat buzzer yang menyebut kondisi pelemahan rupiah dan IHSG sebagai hal yang wajar.
"Eneg lihat buzzer yg mengatakan bahwa kondisi pelemahan rupiah & IHSG ini sebagai hal biasa yg gak perlu dirisaukan, tapi lebih mual lihat akun yg sepertinya menikmati kondisi ini demi kepentingan politik pilpres... S*nt***yo kalian!," tulisnya.
• Kwik Kian Gie: Sejak Republik Ini Berdiri, Rupiah Itu Tidak Pernah Tidak Merosot
Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon kemudian menyindir dengan impor beras dan gula yang masih dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang tidak bagus.
Fadli Zon menanyakan apakah eneg juga melihat hal seperti itu?
"Eneg nggak dg impor beras, impor gula di saat2 spt skrg? Nah klu eneg berarti nalar masih sehat," ujar Fadli Zon.
Yunarto Wijaya pun memberikan balasan dengan membicarakan kampanye SARA.
Ia juga menanyakan apakah kampanye SARA membuat eneg? Jika benar makan nalar orang tersebut tidak berada di lutut.
"Eneg gak dengan kampanye SARA? kalo gak eneg nalar berarti dah di dengkul," balas Yunarto.
Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon mencoba mengembalikan konteks pembicaraan, yakni ekonomi.
"Makanya urusan kita ini EKONOMI bukan SARA. Urusan SARA jd rame gara2 ada penistaan agama. Soal perbedaan pasti niscaya. Sdh selesai th 1928," tulis Fadli Zon.
Yunarto Wijaya pun kemudian memberikan sindiran kepada Fadli Zon, yang menurutnya pura-pura pikun.
"Dah pernah baca OBOR RAKYAT??? Gak usah tiba2 pikun dan ahistoris... tahun brp itu? tahun lahir marx anda hafal, masa obor rakyat anda lupa," kata Yunarto.
• Soal Nilai Tukar Rupiah, Wakil Ketua Tim Kampanye Jokowi-Maruf: Jangan Dipolitisasi
Mengomentari hal itu, Fadli Zon menegaskan jika yang paling penting saat ini adalah ekonomi.
"Coba kirim ntar sy baca. Yg mnista agama itu yg mulai SARA. Klu skrg soal EKONOMI yg penting. Saat rupiah lemah jgn IMPOR BERAS, GULA dll," tegas Fadli.

Postingan Fadli Zon dan Yunarto Wijaya (Capture/Twitter)
Seperti yang diketahui, nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Bahkan pada Selasa (4/9/2018) malam, nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.000 per dolar AS.
Sementara itu dilansir dari Kompas.com, Selasa, (4/9/2018) Kepala Ekonom PT Bank Central David Sumual mengatakan, pelemahan rupiah kali ini tidak begitu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Sebab, seiring dengan melemahnya rupiah, pemerintah menjaga harga-harga terutama makanan agar tetap stabil.
"Tahun ini gaji kan naik, harga-harga juga cukup terjaga meski pemerintah kalau di beras harga naik sedikit lakukan intervensi," jelas David Sumual.
David Sumual menjelaskan, yang benar-benar akan merasakan dampak dari pelemahan rupiah adalah masyarakat kalangan menengah ke atas.
Terutama yang sering konsumsi barang-barang impor.
• Soal Rehabilitasi Gempa Lombok, Fahri Hamzah: Pembangunan Rumah Rakyat Jangan Impor
Sedangkan untuk masyarakat menengah kebawah, kebutuhan akan tetap tercukupi karena harga makanan terjaga.
"Jadi sebenernya yang terkena dampak pelemahan ya masyarakat kelas menengah atas yang kebanyakan impor, memakai barang-barang lux (mewah), jalan-jalan ke luar negeri. Kalau masyarakat menengah ke bawah mereka kan kebutuhan makan tetap tercukupi, harga-harga makanan kan terjaga," ujar David Sumual.
Kenaikan inflasi selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga.
Jika inflasi cenderung tinggi maka daya beli masyarakat cenderung menurun.
"Namun demikian, BI dan pemerintah sudah berkomitmen untuk tetap menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek yang diharapkan dapat mengelola ekspektasi nilai tukar sehingga harapannya dapat meredam transmisi pelemahan nilai tukar rupiah pada inflasi dan konsumsi rumah tangga," ujar Josua Pardede. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)