Breaking News:

Gejolak Rupiah

Faldo Maldini: Sebagai Anggota Parlemen Misbakhun Seharusnya Terdepan Mendebat Klaim Pemerintah

Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini tampak menanggapi data yang dipaparkan anggota DPR Fraksi Golkar M. Misbakhun.

Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Kolase/Kompas.com/Twitter @FaldoMaldini
Misbakhun dan Faldo Maldini 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini tampak menanggapi data yang dipaparkan anggota DPR Fraksi Golkar M. Misbakhun.

Dilansir TribunWow.com, setelah diskusi mereka terkait data-data riset, pada Rabu (5/9/2018) Faldo Maldini kemudian memberikan tanggapan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Kamis (6/9/2018).

Menurut Faldo, Misbakhun abai terhadap nasib buruh tani yang semakin memburuk.

Faldo Maldini mengatakan jika Misbakhun seharusnya menjaga nalar pemerintah untuk membongkar hal yang tersembunyi.

Berikut postingan Faldo mengenai hal itu.

Rocky Gerung: Sebelum 2019 Presiden Dapat Diganti, Konstitusi Menyediakan Cara

"Semalam, saya diskusi sama Mas @MMisbakhun, yg berujung pd kultwit #Nomention Beliau. Beda dgn @Dennysiregar7, politisi senior ini lbh berkualitas. Sebenarnya, saya tdk mau komentar apa2 lg, kondisi tdk trlalu baik. Tp, buzzer2 msh coba kelabui publik. Ini tdk baik dlm demokrasi.

Saya melihat ada kecenderungan untuk mengajak perdebatan data dari pihak pemerintah, tp hanya angka yg menurut Mereka layak diperlihatkan saja yg ditunjukan.

Tafsirnya pun dimonopoli oleh kebenaran versi Mas @MMisbakhun Atau Bakhunomics.

versi Bakhunomics @MMisbakhun, inflasi rendah merupakan prestasi. Namun, variable lain yang memungkinkan Kita untuk melihat kenyataan itu disembunyikan di balik riuhnya data2 yg dipaparkan.

Inflasi rendah tp saving naik, penyaluran kredit <10%. Artinya ekonomi dianggap lg ngeri.

Data tetap lah data. Kalau hanya jadi cover untuk menutupi ketidakmampuan, pasti mudah untuk diuji, seperti cara Bakhunomics ala Mas @MMisbakhun yg memahami inflasi dgn sederhana, tp menyampaikannya dgn cara2 yg tampak complex dan cenderung complicated.

Oke, saya mau ke tema selanjutnya. Kakanda @MMisbakhun mengutip data NTP dan NTUP yg meningkat sbg respon terhadap memburuknya kehidupan petani ketika 2 jt ton impor diambil pemerintah.

Beliau jg memperlihatkan nilai jual yg tampak seolah stabil. Apakah tafsirnya udh tepat?.

Menggunakan NTP dan NTUP sbg indikator kesejahteraan petani harus melihat berbagai variabel lainnya.
Angka yg ditampilkan oleh Mas @MMisbakhun tentunya tdk menrepresentasikan petani penggarap yang jumlahnya lebih dari 70%. Selain itu, inflasi di pedesaan angkanya lebih tinggi.

Artinya apa? Mas @MMisbakhun abai terhadap nasib buruh tani yg makin memburuk. Inget loh Mas, sbg anggota DPR, konstituen jenengan mayoritas petani, anda di Senayan diharapkan jd jubir mereka, bukan kepentingan penguasa. Abis ini, saya mau lanjut ke data lainnya, soal serapan.

Media Asing Sebut Luhut Bentuk Bekingan Politik untuk Jokowi di Pilpres, Berisi Para Mantan Jenderal

 

Mas @MMisbakhun tampilkan harga jual petani yg tampak seolah2 stabil. Namun, pertanyaannya berapa persen yg sanggup diserap Bulog? Tidak lebih 5%! Kadang hanya 2%.

Terus? Ya harga petani bisa dicekek oleh berbagai pemain pangan yg bersileweran di seluruh Indonesia Raya.

Ada impor paksa. Menurut data Kementan, produksi beras tahun ini 46.5 jt ton. Sementara kebutuhan nasional 33.47 jt ton.

Terdapat surplus, 13.03 jt ton. Tetapi, pemerintah ttp impor krn alasan stok Bulog menipis. Gimana penjelasannya ini Mas @MMisbakhun yg propetani?

Sbg anggota parlemen, Mas @MMisbakhun seharusnya menjaga nalar pemerintah untuk membongkar yg tersembunyi. Dengan fungsi kontrolnya, parlemen harus menjadi yg terdepan mendebat klaim2 pemerintah. Itu etikanya!," tulis Faldo Maldini.

Sebelumnya, Misbakhun mengatakan jika tolok ukur kebutuhan pokok adalah inflasi.

Ia pun menuliskan angka-angka pergerakan inflasi dari tahun 2015 hingga 2018.

"Tolok ukur kenaikan harga kebutuhan pokok adalah inflasi.

Sejak 2015 sampai 2018 inflasi bergerak di kisaran 3,3% sampai 3,5% saja.

Pertumbuhan ekonomi bergerak dari 4,9% sampai 5,2%. Daya beli terjaga karena inflasi terkendali walaupun ada gejolak harga temporer," tulisnya.

Menanggapi hal tersebut, Faldo Maldini meminta agar Misbakhun tidak membohongi publik dengan mengeksploitasi angka-angka.

Menurut Faldo Maldini, inflasi yang kecil bukan berarti pro dengan orang kecil.

"Krn impor beras 2 jt ton, trs harga jual petani anjlok. Inflasi kecil bukan berarti pro org kecil. Pertumbuhan naik krn konsumsi pemerintah, hutang hbs utk 1 konsumsi, 2 byr bunga hutang, dan 3 infrastruktur. Jgn bohongi publik dgn mengeksploitasi angka2 yg dipaksakan," tulis Faldo.

Sosok Calon Istri Ahok yang Disebut Mantan Ajudan Veronica Tan, Dikabarkan Menikah setelah Bebas

 

Sementara itu, Misbakhun juga mengunggah data lain, seperti data harga bahan makanan hingga pendidikan.

"Perkembangan tingkat harga bahan makanan, makanan jadi, perumahan, air, listrik, sandang, kesehatan, pendidikan dan transportasi pada inflasi jelas pada data BPS @bps_statistics di atas. Dari berapa kota dan kota mana saja jelas sumbernya. @FaldoMaldini," tulis Misbakhun.

Faldo Maldini pun tampak memberikan balasan.

"Masih ada datanya, Bang? Saya akan bahas satu per satu kalau udah. Makin byk data yg Abang dikeluarkan, makin tebal pula tameng yg dipersiapkan utk menyembunyikan sesuatu," ujarnya.

Menurut Faldo, data dikemukakan untuk menemukan masalah, nika menyelundupkan masalah.

"Ada lg gak datanya, Bang @MMisbakhun?? Saya tunggu ya. Saya senang sama Abang, klw diskusi suka bawa angka2. Data itu untuk menemukan masalah, bukan untuk menyelundupkan masalah yg bisa menjadi bom waktu. Saya tunggu jawabannya ya," tambah Faldo.

Sementara itu, Misbakhun nampak mengunggah sejumlah cuitan kembali terkait data di laman Twitternya.

"Ketika data dari Badan Pusat Statistik @bps_statistics menunjukkan hal yg baik dan positif sebagian tidak percaya.

Seakan mereka kehilangan kepercayaan diri kalau Indonesia pelan tapi pasti menjadi negara yg lebih baik. Dikelola lebih tertib dengan sistem yg lebih rapi.

Narasi kritik retorik akan menemui jalan buntu dan arus logikanya mampet ketika data dan fakta hasil kerja menjadi bukti pencapaian yg sudah di raih.

Angka di data adalah fakta yg sebenarnya terjadi di masyarakat. Jangan mengutuk angka statistik krn tdk sesuai harapam pengkritik.

Sungguh ironis masih ada anak bangsa yg senang ketika melihat data statistik ekonomi jelek.

Negara terpuruk dan tdk ada prestasi kerja pemerintah.

Ketika data statistik menunjukkan hasil yg baik. Kerja pemerintah positif mengangkat harkat hidup rakyat. Mereka malah sedih," kata Misbakhun.

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Faldo MaldiniMukhamad MisbakhunRupiah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved