Gejolak Rupiah
Rupiah Melemah, Andi Arief: Jangan Dimanfaatkan Kader Demokrat untuk Menyerang Pemerintah
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hampir menyentuh Rp 15 ribu.
Penulis: Vintoko
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang hampir menyentuh Rp 15 ribu.
Hal ini diungkapkan Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief__, Rabu (5/9/2018).
Awalnya, Andi Arief mengaku dirinya telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
• Ferdinand Hutahaean Sebut Jokowi Tidak Menguasai Masalah Gejolak Rupiah
Dalam pertemuan itu, Andi Arief mengatakan jika SBY berpesan agar kader Partai Demokrat tidak memanfaatkan melemahnya rupiah untuk menyerang pemerintah.
Andi Arief mengungkapkan Demokrat akan mendukung dan tetap kritis pada pemerintah untuk mengambil langkah terbaik terkait depresiasi rupiah.
Dirinya berharap, pemerintah mau mendengar masukan positif dari masyarakat.
"Semalam saya bertemu @SBYudhoyono , soal melemahnya rupiah jangan dimanfaatkan kader demokrat untuk menyerang pemerintah. Dukung dan tetap kritis pada pemerintah untuk ambil langkah-langkah terbaik. Diharapkan pemerintah juga mau mendengar masukan positif dari rakyat," tulis Andi Arief.
Diberitakan sebelumnya dari laman Kursdollar.net, pada Selasa (4/9/2018), pukul 19.20 WIB, nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.029 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Capture/kursdollar.net)
Kurs rupiah terhadap dolar AS menyentuh level terendahnya dalam lima tahun terakhir ke posisi Rp 14.935 per dollar AS pada penutupan perdagangan, Selasa kemarin.
Mengacu Bloomberg, dengan posisi tersebut, depresiasi kurs rupiah meningkat menjadi 10,18 persen.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pelemahan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat bukan hanya terjadi terhadap rupiah saja, tetapi juga mata uang negara lain.
"Tidak hanya negara kita, Indonesia, yang terkena pelemahan kurs, tidak hanya Indonesia," ujar Jokowi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018) seperti dikutip Kompas.com.
• Rupiah Melemah, Warga Ramai Tukarkan Dolar hingga Ratusan Juta
Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.
"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi.
Untuk menguatkan rupiah kembali, menurut Jokowi, pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, dan para pelaku usaha.