Breaking News:

Sudjiwo Tedjo: Saya Tidak Setuju Pendapatmu, tapi akan Saya Bela Mati-matian Hakmu untuk Berpendapat

"Saya tidak setuju pendapatmu, tapi akan saya bela mati-matian hakmu untuk berpendapat."

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
(TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)
Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar. Kamis (10/10/2013). Kegiatan antar Perguruan Tinggi se Indonesia ini, mengambil tema "Perealisasian Hakikat Berbahasa, Sebuah Upaya Menemukan Identitas dan Martabat Bangsa" yang bertujuan untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang saat ini tatanannya telah banyak berubah akibat sejumlah fenomena sosial. 

TRIBUNWOW.COM - Seniman Sudjiwo Tedjo angkat bicara mengenai kebebasan berpendapat.

Dalam pernyataannya, Sudjiwo Tedjo mencantumkan quote daru filsuf Perancis, Voltaire, "Saya tidak setuju pendapatmu, tapi akan saya bela mati-matian hakmu untuk berpendapat."

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh sang 'Presiden Djancukers' melalui kicauan Twitternya, Senin (3/9/2018).

Sudjiwo Tedjo Tanggapi Ustaz Abdul Somad yang Batalkan Ceramah karena Mendapat Ancaman

Ada beberapa kicauan Twitter yang dilontarkan oleh Sudjiwo Tedjo terkait kebebasan berpendapat ini.

Satu di antaranya menyinggung mengenai pengadangan atau penolakan massa kepada sejumlah orang atau aktivis.

Secara terang-terangan Sudjiwo Tedjo mengaku tidak mendukung gagasan para aktivis tersebut.

Namun, ia lebih tidak sepakat lagi jika kebebasan berpendapat para aktivis tersebut diadang.

Sudjiwo Tedjo mengutip, para pemimpin mengatakan jika 'rakyat sekarang sudah cerdas' dan memiliki kemampuan memfilter.

Oleh karenanya menurut Sudjiwo Tedjo, para aktivis tersebut harus diberi ruang untuk menyampaikan pendapat.

Berikut ini kicauan lengkap Sudjiwo Tedjo @sudjiwotedjo.

"Aku sama sekali bukan pendukung apalagi fans UAS.

Bnyk ceramahnya yg aku ndak sependapat.

Tp jngn sampai hak beliau utk ngomong (di Jatim/Jateng) dihilangkan pihak2 tertentu.

Polisi mestinya melindungi UAS dari pihak2 yg mengancam/menekan UAS bila UAS tak membatalkan acaranya."

"Jgn berpikir hari ini saja.

Gmn kalau besok pagi ada perubahan zaman?

Pihak2 yg kemarin mempersekusi, besok pagi krn ada perubahan zaman tiba2 menjelma jd pihak yg dipersekusi? Akan kacau terus."

"Bila dicurigai/patut diduga acara UAS itu ditunggangi HTI, ya tuntut via jalur hukum.

Jgn setiap ada pihak yg curiga/keberatan thdp suatu acara maka acara tersebut di batalkan.

Ini nanti akan jadi jalin-kelindan rantai kekacauan."

"Mencegah suatu acara krn ancaman ormas itu baik bagi polisi utk menghindari bentrokan fisik.
Tapi bentroran pikiran justru makin tersulut.

Lama2 pikiran punah.

Padahal pikiran (dan imaji) itu yg membuat Sapiens lbh “unggul” dari Neandertal, Erectus dll"

"Para pemimpin yg kerap ngomong “Rakyat sudah cerdas” konsekuensinya adalah membiarkan Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet, Neno Warisman, UAS dll ngomong ke rakyat.

Toh rakyat sudah cerdas, sudah punya filter sendiri.

Kalau tak bisa membiarkan itu, cabut omongan “rakyat ud cerdas” ."

"Aku pendukung nama2 yg kusebut di bawah ini? No!

Kami berteman tp aku kebayakan gak setuju ma mereka.

Tp aku klop ma quote filsuf Prancis Voltaire 'Sy tidak setuju pendapatmu, tp akan sy bela mati2an hakmu utk berpendapat.'"

Elektabilitas Jokowi Diperkirakan Naik usai Asian Games 2018, Mardani Ali Sera Beri Tanggapan

Diberitakan sebelumnya, beberapa tokoh penggerak aksi #2019GantiPresiden di tolak di sejumlah daerah di Indonesia.

Beberapa aksi bahkan nyaris berujung dengan kericuhan.

Sebut saja Neno Warisman yang dihadang massa ketika tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II.

Lalu sebelumnya, acara diskusi yang menghadrikan Ratna Sarumpaet sebagai pembicara juga ditolak massa di Bangka Belitung.

Berikut fakta-fakta terkait penolakan tokoh-tokoh #2019GantiPresiden di sejumlah daerah.

1. Neno Warisman dihadang massa di Bandara SSK II Pekanbaru

Sikap politik Neno Warisman yang menggelorakan pergantian presiden pada Pilpres 2019, menuai buahnya.

Massa anti gerakan #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau, menghadangnya saat tiba di Bandara SSK II, Sabtu (25/8/2018) sore.

Pengawalan ketat anggota TNI dan polisi tidak digubris oleh massa yang menginginkannya pergi dari Riau.

Massa menganggap kedatangan Neno Warisman di tanah Riau akan berpotensi mengganggu ketenteraman masyarakat di Pekanbaru.

"Pulangkan Neno Warisman, usir dari Pekanbaru," teriak massa.

Sementara itu, massa pendukung Neno Warisman pun sempat datang ke bandara untuk menjemput.

Akibatnya, aparat dibuat kerepotan untuk membubarkan dua kubu agar tidak terjadi bentrokan.

Satu cara untuk mengantisipasi bentrokan dua kubu tersebut adalah memulangkan Neno ke Jakarta.

Hal itu membuat Neno mengungkapkan kekecewaanya melalui video di grup Whatsapp.

"Sebelumnya memang dilakukan pemulangan, dipulangkan. Dipaksa pulang tepatnya. Sekarang saya menuju ke dalam pesawat. Dan sekarang kita sudah mencoba untuk bertahan," ujarnya.

Sementara itu, pihak kepolisian membantah telah melakukan persekusi terhadap Neno terkait kepulangan dia ke Jakarta.

"Tidak ada persekusi. Yang ada hanya kita mengamankan semua pihak dari potensi gangguan kamtibmas. Kemarin kita lihat ada lemparan. Jadi kita mengamankan semua pihak," jawab Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto saat konferensi pers, Minggu (26/8/2018)

2. Ahmad Dhani diblokade massa saat ingin hadiri aksi #2019GantiPresiden

Selain Neno Warisman, tokoh lain dari gerakan #2019GantiPresiden, Ahmad Dhani, juga dihadang ratusan massa anti gerakan #2019GantiPresiden.

Penghadangan dilakukan massa di Hotel Majapahit tempat Dhani menginap.

Massa sengaja menggelar aksi di depan hotel tersebut untuk menghadang agar Ahmad Dhani tidak bisa keluar dan bergabung dengan massa aksi deklarasi.

"Kalau kamu memang laki-laki ayo Ahmad Dhani keluar, kita diskusi, jangan hanya membuat provokasi di Surabaya," kata Ketua Gerakan Rakyat Surabaya, Mat Mohtar, dalam orasinya.

Sementara itu, aksi gerakan #2019GantiPresiden di Surabaya sempat berlangsung sejenak meskipun akhirnya dibubarkan polisi karena dianggap tidak memiliki izin.

3. Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung ditolak di Bangka Belitung

Pernyataan-pernyataan politik Ratna Sarumpaet memang sering menuai protes serta sering menjadi cibiran dan memicu perdebatan di masyarakat.

Bisa jadi fakta di atas menjadi salah satu pertimbangan polisi untuk tidak memberikan izin acara diskusi yang menghadirkan Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung di Kepulauan Bangka Belitung.

“Kalau giat tersebut akan berlangsung di Babel, dikhawatirkan akan mengganggu situasi Kamtibmas di Babel yang sudah kondusif,” kata AKBP Abdul Munim, Kabid Humas Kamtibmas Polda Kepulauan Bangka Belitung, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/8/2018)

Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet pun angkat bicara terkait penolakan izin tersebut.

Ratna menuding polisi telah melanggar konstitusi.

"Ini jelas-jelas merupakan pelanggaran konstitusi, karena berdiskusi dilindungi oleh undang-undang. Kami kan hanya berdiskusi dan bertukar pikiran, selain anggota GSI, paling kami hanya mengundang sekitar 200 ibu-ibu untuk saling bertukar pikiran", ujar Ratna, Sabtu (25/8/2018).

Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet diagendakan menjadi pembicara dalam acara diskusi di Warung Umah Ubi Atok Kulop, Pangkal Pinang, sabtu (25/8/2018).

Namun, acara tersebut ditentang oleh massa yang tergabung dalam resimen Yudha Putra PPM. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Sudjiwo TedjoTribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved