Ditolak di Palembang Bersama Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet: Tak Perlu Lapor Jokowi, Dia Tak Peduli
Menanggapi surat tersebut, Ratna Sarumpet mengatakan jika dirinya melihat ada rekayasa politik.
Penulis: Laila N
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Aktivis sekaligus Ratna Sarumpet turut menanggapi penolakan kedatangan dirinya dengan pengamat politik Rocky Gerung di Palembang.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui laman Twitter @RatnaSpaet yang diunggah pada Jumat (31/8/2018).
Awalnya, Ratna mengunggah sebuah pemberitaan yang memuat penolakan kedatangan dirinya dan Rocky Gerung.
Dari pemberitaan tersebut, dikatakan apabila ada sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang menolak.
• Sandiaga Uno Sebut Pemerintah Kontrol Data BPS, Faisal Basri: Ini Tuduhan Sangat Serius
Sementara panitia penyelenggara mengungkapkan jika kedatangan mereka tidak ada hubungannya deklarasi #2019GantiPresiden.
Menanggapi hal tersebut, Ratna mengatakan jika tidak perlu lagi melapor hal seperti itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, Jokowi tidak peduli dengan hal tersebut.
@RatnaSpaet: "Tidak perlu lagi melapor pada Pak @jokowi - Dalam 1bulan kita mengalami pelecehan pada hak demokrasi rakyat, beliau toh tidak perdulu.
Sebagai orang2 kreatif mari terus berbuat,mari bekerja keras memenangkan kerinduan kita #Pilpres2019GantiPresiden" tulis Ratna.
Sebelumnya, Ratna juga sempat mengunggah sebuah surat penolakan dari ormas yang ada di Palembang.
Di sana dikatakan jika para ormas tersebut menolak dengan tegas kedatangannya dan Rocky Gerung.
Menanggapi surat tersebut, Ratna mengatakan jika dirinya melihat ada rekayasa politik.
@RatnaSpaet: "Tidak perlu lagi melapor pada Pak @jokowi - Dalam 1bulan kita mengalami pelecehan pada hak demokrasi rakyat, beliau toh tidak perdulu.
Sebagai orang2 kreatif mari terus berbuat,mari bekerja keras memenangkan kerinduan kita #Pilpres2019GantiPresiden."
• Hasto Kristiyanto Tanggapi 2 Mantan Menteri Jokowi yang Kini Jadi Timses Prabowo-Sandiaga Uno

Penolakan di Palembang
Diberitakan TribunJakarta, Ratna dan Rocky Gerung dijadwalkan hadir ke Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (1/9/2018).
Keduanya diduga hadir sebagai pembicara di kegiatan forum diskusi Gerakan Selamatkan Indonesia di Hotel The Zuri.
Meski demikian, forum diskusi itu dinilai provokatif dan akan mengganggu kondisi kawasan Sumatera Selatan.
Penolakan di Bangka Belitung
Tak hanya di Palembang, Ratna Sarumpaet juga sempat mengalami penolakan di Bangka Belitung pada Sabtu (25/8/2018).
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung, AKBP Abdul Munim memastikan, pihaknya tidak akan memberikan izin kegiatan diskusi yang akan dihadiri Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet.
Hal ini dikarenakan adanya penolakan dari sekelompok ormas dan organisasi kepemudaan.
“Kalau giat tersebut akan berlangsung di Babel, dikhawatirkan akan mengganggu situasi Kamtibmas di Babel yang sudah kondusif,” kata Abdul Munim, Jumat (24/8/2018).
Sekelompok massa menolak kehadiran Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet saat aksi unjuk rasa di depan Mapolda Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (24/8/2018) siang.
Koordinator Aksi yang mengatasnamakan perwakilan mahasiswa dan resimen Yudha Putra PPM, Rikky Fermana, mengatakan, penolakan disampaikan karena diskusi yang hendak dihadiri Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet dinilai bermuatan politis.
“Kami menolak karena belum ada ketentuan KPU terkait aturan kampanye. Sementara diskusi yang hendak mereka hadiri mengusung tema pada 2019 ganti presiden,” kata Rikky.
Dia mengungkapkan, kehadiran Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet yang selama ini dikenal kritis terhadap pemerintah, dikhawatirkan memicu perpecahan di kalangan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
“Kami menolak kegiatan tersebut diadakan di Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi contoh atau pilot project kepentingan kelompok tertentu,” ujarnya.
Diskusi yang melibatkan Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet bakal digelar Sabtu (25/8/2018) di Warung Umah Ubi Atok Kulop, Pangkal Pinang.
• Irwan Mussry Berikan Hadiah Jam Tangan Senilai Rp 81 Juta Rupiah untuk Atlet Bulutangkis Indonesia
Politisi Gerindra Ahmadi Sofyan mengatakan, dirinya siap hadir jika acara berjalan sesuai jadwal.
Dia memastikan bukan bertindak sebagai inisiator acara, melainkan hadir sebagai keynote speaker sesuai permintaan panitia.
“Apa nggak kebalik, justru yang heboh menolak itu malah bisa disebut provokator dan mengganggu kedamaian di Babel. Babel ini dikenal sangat toleran, siapa saja bisa masuk dan dilindungi. Orang Babel cerdas dan nggak bisa diprovokasi oleh siapa pun,” ujar Ahmadi.
Ahmadi mengatakan, dirinya tidak bisa menyebut diskusi itu bermuatan politis atau tidak, lantaran belum dilaksanakan.
Namun ia beharap, negara harus menjamin kebebasan orang untuk berdiskusi kapan dan di mana saja.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)