Tanggapi Pernyataan Dukungan Ali Ngabalin ke Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Betapa Sedihnya Rakyat
Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan Ali Mochtar Ngabalin yang mengatasnamakan UI untuk mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.
Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menanggapi pernyataan Ali Mochtar Ngabalin yang mengatasnamakan Universitas Indonesia (UI) untuk mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.
Diketahui dalam video yang beredar, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) itu mengatakan simbol 3 L yang kemudian menuai kontroversi.
Rekan-rekan Ngabalin pun sempat meneriakkan kata "UI for Jokowi."
• Ferdinand Hutahaean: Tsamara Amany Levelnya Jauh di Bawah untuk Debat dengan AHY
Video tersebut kemudian menjadi viral dan menuai kecaman dari publik, yang menilai apa yang disampaikan Ali Ngabalin provokatif dan tidak pantas.
Terkait hal itu, Ferdinand memberikan tanggapan melalui akun Twitter miliknya, @LawanPoLitikJKW, yang ditulis pada Senin (6/8/2018).
Ferdinand mempertanyakan kebenaran kepada Presiden Jokowi apakah Ali Ngabalin digaji rakyat untuk melibas rakyat.
Jika benar, kata Ferdinand, betapa sedihnya rakyat.
"Pak @jokowi yg terhormat, benarkah dan patutkah @NgabalinAli digaji rakyat untuk melibas rakyat? Untuk melanjutkan kekuasaan bapak?
Jika benar, betapa sedihnya rakyat," tulis @LawanPoLitikJKW.

Cuitan Ferdinand Hutahaean (Twitter)
Diberitakan sebelumnya, Alumni Univeritas Indonesia (UI) Lintas Generasi memberikan tanggapan terkait pernyataan Ali Ngabalin yang mengatasnamakan almamaternya.
Para alumni tersebut meminta dengan tegas agar Ali Mochtar Ngabalin tidak menjual nama kampus UI demi kepentingan politik apapun, termasuk Pilpres 2019.
• Disebut Curi Panggung dari AHY, Budiman Sudjatmiko: Cawapres Bukan Cita-cita Tertinggiku
"Alumni UI Lintas Generasi,
Indonesia saat ini berada dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, beban hidup, serta gesekan sosial yang dirasakan rakyat semakin berat dari hari ke hari.
Di sisi lain, dalam Pemilu 2019 para elit politik malah sibuk melakukan manuver politik dan mengeluarkan pernyataan tidak pantas tanpa mengindahkan kondisi sosial yang ada di masyarakat.
Mencermati situasi politik yang berkembang hari ini kami, Solidaritas Alumni UI Lintas Generasi merasa prihatin dan menyatakan sikap:
1. Meminta nama Universitas Indonesia tidak digunakan oleh Ali Mochtar Ngabalin dkk untuk dijual dan tidak untuk memberikan dukungan pada pihak manapun dalam Pilpres 2019.
2. Menuntut Rektor Universitas Indonesia untuk memberikan teguran keras dan tertulis kepada Ali Mochtar Ngabalin dkk atas penggunaan nama Universitas Indonesia dalam video "Lanjutkan, Lawan, Libas" yang beredar di media sosial, yang bersifat mengadu domba anak bangsa.
3. Presiden tidak sepatutnya memprovokasi anak bangsa untuk terpecah belah dengan ucapannya "Relawan harus siap berantem," pada Sabtu (4/8/2018) di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat dalam acara temu relawan.
• Pengamat Politik Sebut PAN Berpotensi Tidak Bergabung ke Koalisi Prabowo
Karena hal itu melanggar sumpah presiden, yakni menjaga konstitusi dan dasar negara, khususnya sila ketiga Persatuan Indonesia.
4. Presiden, elit politik dan seluruh komponen bangsa semestinya fokus pada menciptakan kesejahteraan, memperbaiki perekonomian rakyat, dan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat yang sudah 4 tahun terkoyak.
5. Mendesak DPR RI membentuk Pansus adu domba oleh presiden, mengingat ucapan tersebut tidak mencerminkan sikap seorang presiden sebegai seorang kepala negara.
Jakarta, Minggu 5 Agustus 2018," kata perwakilan alumni.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)