Idrus Marham Diperiksa KPK, Faizal Assegaf: Pak Jokowi Mesti Lebih Selektif Merekrut Politisi
Ketua Progress 98, Faizal Assegaf menanggapi pemeriksaan Menteri Sosial, Idrus Marham, yang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penulis: Wahyu Ardianti
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Progress 98, Faizal Assegaf, menanggapi kabar terkait Menteri Sosial, Idrus Marham, yang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Komentar tersebut diungkapkannya melalui akun Twitter @faizalassegaf, pada Kamis (2/8/2018).
Dalam cuitan tersebut, Faizal Assegaf, meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi), lebih selektif dan hati-hati merekrut politisi di lingkaran kekuasaan.
Setelah itu, Faizal Assegaf, juga merasa kasihan dengan Presiden Jokowi karena selalu direcoki dengan politisi yang tidak punya naruni.
• Pihak Cak Imin Sebut Bisa Tak Usung Jokowi, Faizal Assegaf: Salah Baca Kejebak
"Bbrpa jam setelah KPK lakukn OTT di rumah dinas Mensos, kan sdh saya beri sinyal Idrus Marham trlibat. Nah lho! Ke dpn Pak @jokowi mesti lebih selektif & hati2 merekrut politisi di lingkaran kekuasaan. KPK: Idrus Marham Terlibat Pembahasan PLTU Riau," tulisnya.
Lebih lanjut, Faizal kembali menuliskan tanggapannya terkait berita tersebut dengan memunculkan kembali tweet lama yang ditulisnya pada 19 Juli 2018.
Faizal pernah meminta agar Idurs Marham mundur dari jabatan menteri.
• Pihak Cak Imin Sebut Bisa Tak Usung Jokowi, Faizal Assegaf: Salah Baca Kejebak
"Cuitan saya 19 Juli lalu, andai pk @ jokowi meminta Idrus Marham mundur, tentu tdk menjadi blunder. Kasihan pk JKW, tak henti2nya direcoki oleh kawanan politisi yg tdk punya nurani. Sdh jabatan empuk, masih saja bermain di lumpur nista. Prihatin!," ujarya.
Sementara itu, pada tweet lamannya tertulis, "Klu masih punya malu, termasuk bung Idrus Marham mundur dr Kabinet, sbb bukan sekali ini kejahatan Korupsi melalui jaringan & peran Anda. Tentu publik prihatin, kok tdk henti2nya kasus Korupsi selalu saja menyapu org2 dekat Anda?"
• Menkeu Berencana Lelang Miras ke Pelaku Industri, Ketua DPP Partai Demokrat Beri Tanggapan
Seperti dilansir TribunWow.com dari Tribunnews, Idrus Marham memang diduga terlibat dalam pembahasan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-I yang kini ditangani KPK.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan keterlibatan Idrus dalam pembahasan proyek milik PT PLN itu teridentifikasi dari rekaman CCTV yang disita oleh penyidik KPK dari serangkaian penggeledahan di beberapa lokasi termasuk di kantor dan rumah Direktur PLN, Sofyan Basir.
"Sebagian sudah kami dalami dalam pemeriksaan sebagai saksi dua kali (terkait) beberapa pertemuan dan pembahasan PLTU Riau," ungkap Febri, Kamis (2/8/2018) di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Namun, Febri enggan mengungkapkan secara rinci isi rekaman itu yang merupakan bagian dari penyidikan.
"Dari bukti-bukti yang ditemukan tersebut memang ada beberapa pertemuan-pertemuan yang teridentifikasi dan perlu diklarifikasi lebih lanjut pada pihak-pihak yang bersangkutan," tegas Febri.
Febri melanjutkan pihaknya masih terus mendalami kasus dugaan suap yang menjerat mantan Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih dan pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo yang kini ditahan KPK. Bahkan apabila ditemukan bukti baru, Febri menyatakan akan mengembangkan kasus ini.
• 3 Bahan Rahasia yang Bisa Membuat Minyak Goreng Kotor Menjadi Jernih Kembali
Diketahui di perkara ini, Wakil Ketua Komisi 7 DPR Eni Maulani Saragih diduga menerima suap senilai Rp 4,8 miliar dari Johannes B Kotjo untuk mengatur perusahaan Blackgold Natural Resources Limited masuk dalam konsorsium yang mengerjakan proyek PLTU Riau-1.
Padahal PLN telah menunjuk anak usahanya yakni PT PJB untuk mengerjakan proyek PLTU Riau 1.
KPK mengendus ada peran Eni Saragih dan Idrus Marham, serta Dirut PT PLN Sofyan Basir, sampai akhirnya Blackgold masuk konsorsium proyek.
Baik Sofyan maupun Idrus Marham usai diperiksa KPK juga mengaku kenal dan pernah bertemu dengan Kotjo. Kotjo merupakan pemilik saham Blackgold.
Sementara Sofyan juga mengaku dekat dengan Idrus dan sering melakukan pertemuan informal termasuk saat bermain golf.
Eni Saragih juga mengaku ada peran Sofyan dan Kotjo sampai akhirnya PT PJB menguasai 51 persen aset, sehingga PJB bisa menunjuk langsung Blackgold sebagai mitranya. (TribunWow.com/Woro Seto)