Breaking News:

Pilpres 2019

Budiman Sudjatmiko: Cukup Banyak yang Kecewa pada Pemerintahan SBY, Tapi Saya Tidak

Politikus dari PDIP, Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan terkait pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selaku Ketua Umum Partai Demokrat.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Kolase Tribunnews
Budiman Sudjatmiko dan SBY 

TRIBUNWOW.COM - Politikus dari PDIP, Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan terkait pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah menjadi Presiden RI selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014.

Melakui Twitter miliknya, @BudimanSudjatmiko, dirinya mengatakan jika ia tidak kecewa pada pemerintahan era SBY, Jumat (27/7/2018).

Karena menurut Budiman, orang yang kecewa adalah orang yang berharap, sedangkan dirinya tidak pernah berharap pada pemerintahan SBY.

Politikus PDIP ini pun juga menyindir anak SBY.

Anas Urbaningrum Pastikan Tak Ada Barang Mewah yang Didapatkannya Selama Berada di Lapas Sukamiskin

Budiman juga mentautkan berita yang mengatakan jika Wasekjen Golkar merasa SBY terlalu perasa.

"Cukup banyak yg kecewa pd pemerintahan SBY, tapi saya tidak. Orang kecewa krn pernah berharap.

Saya tak pernah berharap. Jika ada yg membuatku kecewa adalah karen saya pernah berharap dia puas SETELAH apa yang dia punya dlm 10 thn. Tp dia minta lebih LEWAT anaknya," tulis Budiman.

Teddy Gusnaidi Tanggapi Putusan MK soal Syarat Maju Jadi Anggota DPD: Aneh dan Ngawur

Kicauan Budiman Sudjatmiko
Kicauan Budiman Sudjatmiko (Capture Twitter)

Tweet dari Budiman ini pun mendapatkan tanggapan dari netizen dengan akun @Singgih_S yang mengatakan jika SBY adalah politisi yang melodrama.

"Politisi melodrama.. menihilkan visi, misi dan gagasannya untuk negara ke depan. Hehehe," jawab @Singgih_S

Budiman kembali menjawab dengan perbandingan sistem multipartai dan drama perpisahan anak SMA.

"Dulu saat demokrasi akhirnya tiba & sistem multipartai terwujud (yg kami perjuangkan lama), saya bermimpi menyaksikan perdebatan2 politik ala parlemen Inggris. Yg saya dpt ternyata drama perpisahan anak SMA ttg cinta putus nyambung ketua OSIS dgn adik kelas," balas Budiman.

Rustam Ibrahim Pertanyakan Sikap SBY yang Membongkar Hambatannya Berkoalisi dengan Jokowi

Romahurmuziy: Jika Hari-hari Ini SBY Berubah, Itu Tidak Diharamkan, Politik Itu Dinamis

Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Muhammad Sarmuji menilai bahwa SBY terlalu perasa hingga melontarkan pernyataan bahwa komunikasi koalisi dengan Joko Widodo terganjal oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ya mungkin pak SBY terlalu perasa ya, orangnya kan halus. Jadi orang yang perasa sering menafsirkan fakta itu melebihi yang sebenarnya," ujar Sarmuji di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (26/7/2018).

Menurut Sarmuji partai Koalisi pemerintah sebenarnya sudah membuka pintu kepada partai Demokrat untuk bergabung.

Hanya saja sikap partai koalisi tersebut ditafsirkan berbeda oleh partai Demokrat.

"Kita sebenarnya sudah membuka pintu untuk pak SBY, tapi begitu pintu setengah terbuka, pak SBY menafsirkan pintu mau tertutup. itulah yang terjadi," katanya.

Menurut Sarmuji partai koalisi Jokowi selalu membuka pintu bagi partai lain yang ingin mendukung Jokowi.

Wasekjen Demokrat: Saya Mau Ganti Presiden, kalau Harus Bekerjasama dengan Setan Saya Lakukan

Menurutnya semakin banyak partai yang bergabung akan semakin baik karena banyak mesin partai yang bekerja untuk pemenangan.

"Kalau kami semakin banyak yang bisa bergabung dengan kita ini semakin bagus. Koalisi besar tidak menjadi persoalan untuk kita sama-sama mengusung pak Jokowi. Tapi seandainya ada partai yang memilih jalan lain kami hormati," pungkasnya.

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, usai bertemu Prabowo, SBY mengaku komunikasi dirinya dengan Jokowi sudah terjadi sejak 2014.

Komunikasi itu semakin intensif dalam setahun terakhir.

Namun, dua-tiga pekan terakhir, SBY merasa ada hambatan bagi Demokrat untuk merealisasikan dukungan untuk Jokowi dalam Pilpres 2019.

SBY menyinggung faktor hubungan antara dirinya dengan Megawati yang masih berjarak.

Lantaran hasil Rakernas Demokrat di Lombok, Mei 2018, memutuskan Demokrat mengusung capres-cawapres dalam Pilpres 2019, SBY perlu menjajaki peluang baru dalam koalisi.

SBY kemudian berkomunikasi dengan Ketua Umum Gerindra yang juga kandidat calon presiden, Prabowo Subianto.

Ia juga bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Budiman SudjatmikoSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Partai DemokratTwitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved