Pemilu 2018
Lukman Hakim: Catur Politik kian Dinamis, Peluncur, Kuda dan Benteng Bergerak Strategis
Dinamika politik menjelang Pemilihan Umum 2019 menggelitik Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin untuk angkat bicara.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Dinamika politik menjelang Pemilihan Umum 2019 menggelitik Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin untuk angkat bicara.
Lukman menilai jika konstelasi politik nasional kian dinamis.
Sang menteri menganalogikan dinamika politik ibarat permainan catur.
Menurutnya, beberapa prajurit dalam permainan catur telah bergerak sesuai strategi yang diterapkan.
Sedangkan bidak-bidaknya melangkah taktis di papan percaturan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Lukman melalui kicauan Twitternya, Selasa (24/7/2018).
"Catur politik kian dinamis.
Peluncur, kuda, benteng bergerak strategis.
Bidak-bidak melangkah taktis.
Ada yg paham dg arah permainan.
Tak sedikit yg bingung membaca gerakan," tulis Lukman.
Diketahui sebelumnya, ada dua tokoh yang telah dideklarasikan oleh partai politik sebagai Calon Presiden (Capres) di gelanggang Pilpres 2019 nanti.
Kedua tokoh tersebut adalah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Pertemuan Jokowi dan partai pengusung
Dari kubu pengusung petahana, sejumlah pimpinan partai pendukung telah bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (23/7/2018).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy; Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri; Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto; Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh; Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang.
Romahurmuziy mengungkapkan ada enam poin yang menjadi hasil dari perbincangan tersebut.
Adapun poin pertama dalam keterangan yang diterima, pada Selasa (24/7/2018) yaitu, koalisi sepakat mengusung kembali Jokowi sebagai Capres 2019 tanpa reserve.
Kedua, koalisi menyepakati enam parpol sebagai formasi solid pengusungan.
Dalam hal ini masih ada parpol lain yang dalam perundingannya di tempat lain tidak berakhir bahagia, koalisi tidak membatasi hanya pada enam parpol saja.
Namun demikian, tambahan anggota koalisi harus disepakati seluruh anggota secara mufakat.
Ketiga, koalisi sepakat bahwa dukungan parpol-parpol kepada pemerintahan Jokowi harus dilandasi itikad baik, mengedepankan disiplin berkoalisi, konsistensi dalam berkomunikasi di dalam dan di luar ruang rembug koalisi, dan prinsip saling memahami kelebihan dan kekurangan setiap pemerintahan yang harus dikawal dan dikoreksi terus-menerus secara santun, terukur, dan menjunjung tinggi etika politik.
Keempat, koalisi menyepakati secara bulat satu nama cawapres warga terbaik Indonesia untuk mendampingi Jokowi.
Adapun kapan penyampaian namanya kepada publik, koalisi memberikan kehormatan tertinggi kepada Presiden Jokowi untuk mengumumkan pada saatnya.
Kelima, koalisi juga menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi untuk menentukan hari baik pendaftaran pada hari-hari terakhir pendaftaran Pilpres 4 hingga 10 Agustus 2018, menyesuaikan juga dengan kesibukan tugas-tugas negara yang beliau emban.
Keenam, koalisi sepakat untuk memerangi digunakannya hoax, fitnah dan insinuasi kebencian berlatar SARA sebagai sarana pemenangan kontestasi politik.
Seraya mengingatkan penegakan hukum tanpa pandang bulu atas digunakannya hal-hal tersebut dalam Pilkada yang telah berlalu maupun Pilpres dan Pileg tahun depan.
Mengingat hal tersebut berpotensi memecah-belah sesama anak bangsa dan mengusik kerukunan umat beragama yang mencederai nasionalisme kita.
Pertemuan Prabowo dan SBY
Sementara itu, Prabowo juga melakukan sejumlah pertemuan dengan para pemimpin partai.
Satu di antaranya adalah pemimpin Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertemuan digelar di rumah milik SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018) pukul 19.30 WIB. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)