Breaking News:

Pilpres 2019

Andi Arief: Sejak 2004 Koalisi PAN, PKS, Demokrat Selalu Menang, Sementara yang Ada Golkarnya Kalah

Politisi Partai Demokrat Andi Arief menuliskan cuitan soal koalisi Partai Demokrat dengan beberapa partai.

Penulis: Wahyu Ardianti
Editor: Fachri Sakti Nugroho
kolase/tribunwow
Andi Arief 

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat Andi Arief menuliskan cuitan soal koalisi Partai Demokrat dengan beberapa partai.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @AndiArief__ yang ia tulis pada Selasa (24/7/2018).

Mulanya, Andi Arief mengabarkan jika sudah terjadi kesepakatan koalisi antara Partai Demokrat dengan Gerindra.

Setelah itu, Andi Arief menyebut bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendapatkan posisi calon wakil presiden (Cawapres).

Dalam cuitan tersebut Andi Arief juga menerangkan sejak 2004 Partai Demokrat, PKS, dan PAN sudah menjalin koalisi dan hasilnya menang dalam pilpres.

Namun, setelah itu, Andi menyebut jika koalisi yang ada Partai Golkar kalah dan setlah itu Golkar masuk dalam jajaran pemerintahan.

Presiden Jokowi Jadi Sasaran Foto Para Pedagang saat Mengunjungi Pasar Kranggan Yogyakarta

"Alhamdulillah kesepakatan awal koalisi Demokrat dan Gerindra malam ini tercapai. Kesepakatan untuk menjawab atau mencari jalan keluar atas berbagai persoalan bangsa. Siapa Capres dan Cawapres akan dibicarakan di bab akhir koalisi.

Kesepakatan awal Gerindra dan Demokrat malam ini akan diaampaikan dengan kawan koalisi partai lain PAN dan PKS. Sekaligus menjawab bahwa Demokrat tidak memaksaka AHY untuk cawapres. Koalisilah yg nanti menentukan, dibicarakan bersama.

Sejak 2004, koalisi pilpres yang ada Demokrat-PAN-PKS selalu menang. Sementara Koalisi yang ada Golkarnya kalah walaupun Golkar setelahnya diajak duduk di pemerintahan," tulis Andi Arief.

Diketahui, SBY dan Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto menggelar pertemuan di Mega Kuningan Jakarta, Selasa (24/7/2018) malam.

Seperti dikutip Kompas.com, pertemuan antara SBY dan Prabowo menghasilkan lima buah kesepakatan.

Kedua tokoh itu menitikberatkan kesamaan visi dan misi bersama untuk membangun koalisi pada Pilpres 2019.

SBY, selaku tuan rumah, menjabarkan panjang lebar soal kesepakatannnya itu dalam jumpa pers sesuai pertemuan 1,5 jam.

Berikut lima poin kesepakatan itu:

1. Bidang perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. SBY mengungkapkan dirinya dan Prabowo menyoroti soal pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, keseimbangan pembangunan manusia dan infrastruktur, situasi moneter, kebijakan pajak, situasi dan beban Pertamina. Dalam bidang ekonomi, kedua tokoh sepakat agar rakyat tiadk terbebani tetapi tetap bisa menggerakkan investasi dan dunia usaha.

2. Bidang Hukum dan keadilan. SBY mengungkapkan rakyat saat ini membutuhkan hukum yang adil dan bebas intervensi.

3. Bidang politik dan demokrasi. SBY dan Prabowo membahas soal kebebasan berbicara, netralitas aparat, kebebasan pers, hingga penertiban hoaks. Kedua tokoh mendukung penertiban hoaks, namun tetap diakukan proporsional dan adil.

4. Sikap anti kapitalisme dan persatuan bangsa dan kerukunan sosial. Isu ini pun dibahas antara Prabowo dan SBY. Mereka sepakat menolak radikalisme dan ekstremisme tidak bisa dibiarkan. Namun, kedua parpol menolak Islamophobia.

5. Terkait ideologi dan dasar negara. SBY dan Prabowo sepakat untuk tetap berpegangan pada Pancasila dan UUD 1945. Kedua tokoh menolak dan mencegah upaya untuk menghadirkan paham lain di negara ini.

SBY mengungkapkan dengan adanya kesepakatan lima isu sebagai dasar visi dan misi ini, kedua partai akan kembali bertemu untuk membahas lebih detil.

Demokrat dan Gerindra juga membentuk tim teknis untuk membenah kelima isu itu lebih dalam.

4 Zodiak Ini Terkenal Keras Kepala dalam Urusan Asmara, Bagaimana Punyamu?

Dalam jumpa persnya, SBY berharap agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersikap netral.

SBY juga berharap agar rakyat menggunakan hak suaranya dalam proses menuju Pilpres 2019.

Jika hal tersebut telah terlaksana dengan baik, SBY mengaku akan menerima siapapun yang menang dalam pemilihan.

Sementara itu, Prabowo juga mengucapkan terima kasih kepada SBY dan mengaku akan membangun pertemuan lebih intensif.

Ketua Umum Gerindra itu juga menyebut bahwa dirinya sudah meminta izin kepada Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bertemu dengan SBY.

"Kami memiliki chemistry yang sangat baik, karena kami sepaham dalam melihat kondisi bangsa, intinya kami akan melakukan pertemuan-pertemuan teknis menuju koalisi, saya menjalin kerjasama dan kolaborasi dengan PKS dan PAN, dan saya mendapat pesan dari partai-partai lain bahwa mereka menyambut baik pertemuan saya dengan pak SBY," ujarnya yang disambut tepuk tangan dari kedua kader partai itu.

Tak membahas soal cawapres

SBY mengaku dalam pertemuan tersebut tidak membahas soal cawapres yang akan diusung.

Namun, ketika mendapatkan pertanyaan dari awak media, SBY mengatakan posisi cawapres bukanlah harga mati.

"Saya tidak membicarakan cawapres saat ini, setiap partai politik pasti menginginkan kadernya untuk menjadi capres atau cawapres, tapi bagi saya posisi cawapres bukanlah harga mati" ujarnya.

Pernyataan SBY tersebut disambut Prabowo dengan sebuah penegasan soal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya tegaskan bahwa SBY tidak meminta AHY menjadi cawapres, tapi yang saya butuhkan adalah orang yang memiliki kapabilitas dan mampu berkomunikasi dengan pemuda, jika dalam pertemuan dengan partai PAN dan PKS, nama AHY adalah nama yang dibicarakan maka saya katakan why not? Jadi intinya tidak ada harga mati soal cawapres, niat kami adalah memberikan yang terbaik untuk rakyat," ujar Prabowo. (TribunWow.com/Woro Seto)

Tiket Diborong Suporter PSIM, Derby DIY Tanpa BCS dan Slemania

Tags:
Partai GerindraPrabowo SubiantoSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Andi AriefPartai Demokrat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved