3 Orang dari Suku Mausu Ane di Maluku Meninggal Dunia Akibat Bencana Kelaparan
Kodam Pattimura melalui Korem 1502/Masohi dan Koramil 1502-05 Wahai menerjunkan sejumlah prajurit mereka untuk membantu warga.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Bencana kelaparan melanda ratusan warga suku Mausu Ane yang mendiami Pulau Seram.
Dilansir TribunWow.com dari akun YouTube @pani letahitt, Selasa (24/7/2018), pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) langsung merespon kejadian tersebut.
Dari video yang diunggah, tampak para prajurit TNI berjalan kaki selama 8 jam untuk memberikan bantuan.
Mereka pun melewati medan yang sulit, seperti naik turun gunung hingga menyeberangi sungai.
• SBY-Prabowo Bertemu, Rustam Ibrahim: Apakah PKS Masih Mau Jadi Pelengkap?
Mereka membawa logistik obat-obatan dan bahan makanan untuk diberikan kepada ratusan warga yang dilanda kelaparan.
Warga mengaku musibah ini diakibatkan sulitnya mendapat air bersih dan bahan makanan.
Terutama setelah tanaman mereka dimakan oleh hama tikus.
Akibatnya, 3 orang dilaporkan meninggal, serta puluhan orang lainnya menderita busung lapar dan kurang gizi.
Dikutip dari Kompas.com, Kodam Pattimura melalui Korem 1502/Masohi dan Koramil 1502-05 Wahai menerjunkan sejumlah prajurit mereka untuk membantu warga.
• Nadirsyah Hosen: Usaha SBY Membahayakan Nasib Karier AHY, Kasihan
Sementara para prajurit membawa 40 dus mie instan, 44 karung beras ditambah obat-obatan.
”Ini baru bantuan awal, karena kendala yang paling berat itu tidak ada sarana pengangkut jadi personel langsung memikul bantuan dan berjalan kaki,” ujar Dandim 1502/Masohi Letkol Inf Harisandi Krishandoko
Di sisi lain, Kapendam XVI Pattimura Kolonel Arm Sarkistan Sihaloho mengatakan tim yang membawa bantuan logistik telah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Dusun Siahari untuk proses distribusi bantuan.
“Masyarakat suku Mausu Ane akan mengadakan pertemuan di Dusun Siahari serta mengambil bantuan tanggap darurat dari TN Rabu besok, pukul 11.00 WIT,” ujar Sihaloho.
Musibah kelaparan menyerang ratusan warga sejak dua pekan terakhir.
Warga suku Mausu Ane diketahui belum bisa berbahasa Indonesia maupun bahasa Ambon, mereka hidup secara nomaden dan hanya bisa ditemui melalui perantaraan Raja Maeno.
Pemerintah Kabupaten Maluku pun berencana untuk merelokasi warga ke tempat yang lebih aman.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua.
• SBY Ungkap Sejumlah Kesepakatannya dengan Prabowo
“Saya sudah sampaikan rencana tersebut kepada Raja Maeno agar warga suku terasing itu mau dipindahkan,” katanya.
Akan tetapi, warga menolak untuk dipindahkan, dengan alasan enggan untuk meninggalkan tanah mereka hingga takut ada perusahaan yang masuk dan mengelola tanah mereka.
Abua mengungkapkan, relokasi akan dilakukan jika ratusan warga suku terasing itu dapat menyetujui permintaan pemerintah daerah.
Menurutnya jika mereka setuju, maka pemda Maluku Tengah akan membuka akses kesehatan dan perumahan bagi warga.
“Namun mereka menolak pindah dengan alas an tidak mau meninggalkan tanah-tanah mereka, dan mereka juga takut jangan sampai ada perusahaan yang masuk mengelola tanah mereka,” ucap Abua.
Abua pun menyebut pihaknya akan menunggu hasil negosiasi Raja Maeno dengan para warga.
“Tapi kendalanya mereka ini kan pola hidupnya nomaden, tidak tahu bahasa Indonesia jadi nanti kita tunggu hasil negosiasi Raja Maeno dengan mereka dulu,” sambungnya.
• Dikunjungi Najwa Shihab, Begini Kondisi Sel Setya Novanto hingga Nazaruddin di Lapas Sukamiskin
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Jawaban Johan Budi saat Ditanya Mengapa Ali Ngabalin Lebih Banyak Berbicara Mewakili Pemerintah