Angka Kemiskinan Turun 1 Persen, Ferdinand Hutahaean: Kalian Overdosis Bangganya
Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdianand Hutahaean turut menanggapi data kemiskinan yang dirilis oleh BPS.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdianand Hutahaean, turut menanggapi data kemiskinan yang dirilis oleh BPS.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter, @LawanPolitikJKW, yang diunggah pada Kamis (19/7/2018).
Ferdinand Hutahaean mengaku jika dirinya tidak percaya dengan data kemiskinan yang dirilis.
Dirinya mengungkapkan hal sebaliknya karena melihat kemiskinan justru semakin bertambah.
Bahkan, Ferdinand mengatakan penurunan angka kemiskinan yang hanya 1 persen itu terlalu dibanggakan.
• Kehadiran Riza Chalid di Kuliah Umum Jokowi Hebohkan Sejumlah Tokoh, Partai Nasdem Beri Penjelasan
Ferdinand Hutahaean kemudian membandingkan penurunan angka kemiskinan pada era SBY yang tidak pernah dijadikan alat pencitraan.
Berikut pernyataan Ferdinand Hutahaean mengenai hal tersebut.
"Andaikan pun kalian buat Baliho sebesar stadion bola tentang angka kemiskinan, maaf SAYA TIDAK PERCAYA.
Mata dan telinga saya melihat langsung kemiskinan itu bertambah.
Disamping itu indikatornya buruk :
- Ekonomi tdk tumbuh 5%
- Telor MAHAL
- Beras MAHAL
HASIL KORDINASI?
Kalian BERBANGGA OVER DOSIS dgn angka kemiskinan 1 digit. Padahal itu cm TURUN 1% dlm 1 periode @jokowi
Kebanggaan palsu.
@SBYudhoyono tlh menurunkan kemiskinan 3% dlm 1 periode, 6% 2 periode hingga diangka 10% total.
Skrg turun ke 9% sj dr 10% kalian overbdosis bangganya.
Penurunan angka kemiskinan 3% 1 Periode, 6% 2 Periode, dr 16% turun ke 10% dulu era SBY TIDAK PERNAH jd pencitraan krn itu kerja bersama aparatur negara.
• Sebut Sisi Lain Prabowo yang Jenguk SBY di RSPAD, Ferdinand Hutahaean: Kami Hormat Tundukkan Kepala
Skrg turun dr 10% ke 9% dlm 1 periode ada yg bangga berlebihan dan bicara bahwa ini cm masalah kordinasi. Duhh
Bagaimana mungkin NALAR WARAS saya bisa percaya dgn penurunan amgka kemiskinan dengan indikator di lapangan yg berbanding terbalik?
- Dolar naik tinggi
- Subsidi dicabut
- Bahan pangan mahal
- Lapangan kerja susah
Jd cm bantuan beras bs bikin kemiskinan menurun? Duhhh
Kalian cm memainkan narasi KEMISKINAN 1 DIGIT sejak sejarah bangsa ada. Ini narasi yg membusukkan fakta.
Menurunkan 1% saja dlm 1 periode kalian setengah mati sampai hrs kordinasi antara BPS dgn Pmrth utk bagi bantuan beras bahkan menurunkan standar kemiskinan.
10% ke 9% biasa," tulis Ferdinand.

Kalian MENGHIBUR DIRI dengan cara MENSILUETKAN REALITAS, membanggakan diri dgn MENGABSTRAKKAN FAKTA HIDUP.
Sampai kapan kalian merasa menjadi orang sukses ditengah kegagalan yang kasat mata?
Memperalat LEMBAGA NEGARA demi pencitraan politik, sama saja bekerja hanya untuk pribadi.
Tidak perduli kondisi rakyat faktualnya seperti apa, yang penting pencitraan bisa terus dihasilkan.
Inilah KUALITAS FIR**N," lanjutnya.
• Said Didu: Orang Freeport Buka ke Saya Banyak Benalu di Jakarta, Kami Capek Tertekan di Indonesia

Diberitakan Tribunnews, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.
Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
"Maret 2018 untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. Kalau dilihat sebelumnya, biasanya 2 digit, jadi ini memang pertama kali dan terendah," kata Kepala BPS, Suhariyanto, saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (16/7/2018).
• Diajak Joko Widodo Keliling Istana Presiden, Lalu Muhammad Zohri: Paling Berkesan
Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu September 2017, persentase kemiskinan tercatat sebesar 10,12 persen atau setara dengan 26,58 juta orang penduduk miskin di Indonesia.
Bila dirinci lagi, terdapat penurunan persentase penduduk miskin baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Persentase penduduk miskin di perkotaan per Maret 2018 sebesar 7,02 persen, turun dibandingkan September 2017 sebesar 7,26 persen.
Sama halnya dengan di perdesaan, di mana persentasenya pada Maret 2018 sebesar 13,20 persen, turun dari posisi September 2017 sebesar 13,47 persen.
Suhariyanto mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan dari September 2017 hingga Maret 2018, yakni inflasi umum dalam periode itu sebesar 1,92 persen.
Serta rata-rata pengeluaran per kapita tiap bulan untuk rumah tangga di 40 persen lapisan terbawah yang tumbuh 3,06 persen.
Faktor lain yaitu bantuan sosial tunai dari pemerintah yang tumbuh 87,6 persen pada kuartal I 2018 atau lebih tinggi dibanding kuartal I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
Selain itu, juga dari program beras sejahtera ( rastra) dan bantuan pangan non-tunai kuartal I yang tersalurkan sesuai jadwal.
"Lalu karena nilai tukar petani Maret 2018 di atas angka 100, yaitu 101,94, dan kenaikan harga beras sebesar 8,57 persen pada September 2017 sampai Maret 2018 yang disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan jadi tidak secepat periode Maret 2017 sampai September 2017," kata Suhariyanto.
• Siap Hengkang dari Chelsea, Eden Hazard Dikabarkan Capai Kesepakatan dengan Real Madrid
Sementara itu, jika ditarik mundur, pada 1999 Indonesia mencatat persentase kemiskinan paling tinggi, sebesar 23,43 persen atau setara dengan 47,97 juta penduduk miskin.
Angka kemiskinan pada tahun-tahun berikutnya secara bertahap menurun meski sempat beberapa kali naik pada periode tertentu.
"Tetapi, menurut saya, kita masih punya banyak PR, bagaimana supaya kebijakan-kebijakannya lebih tepat sasaran sehingga penurunan kemiskinannya menjadi lebih tepat," imbuh Suhariyanto. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)