Said Didu Berikan 5 Saran terkait Freeport: Jaga Penumpang Gelap
Said Didu mengungkapkan jika masalah Freeport tinggi karena bobot politik yang menumpanginya juga besar.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Mantan staf khusus Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Said Didu memberikan 5 saran terkait persoalan Freeport.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui acara Indonesia Lawyer Club tvOne yang ditayangkan pada Selasa (17/8/2018).
Said Didu mengungkapkan jika masalah Freeport tinggi karena bobot politik yang menumpanginya juga besar.
Sehingga ia meminta agar rezim Presiden Joko Widodo untuk mengurangi bobot politik dalam menangani Freeport.
• Ani Yudhoyono Bagikan Foto Terkini Kondisi SBY ketika Dirawat di RSPAD
"Pemerintah menempatkan dirinya mengawasi, apakah betul-betul negara hadir sesuai dengan itu.
Pemerintah masuk, maka penumpang-penumpang politik akan masuk.
Karena terus terang lahan wilayah abu-abu di Freeport sangat banyak," kata dia.
Said Didu kemudian mengatakan jika Freeport merupakan tambang yang tidak ada tandingannya di manapun.
Sehingga harus benar hati-hati per komponen menangani hal itu.
"Saya ingatkan ke Inalum, hati-hati, siapa tahu copy paste dari tambang lain.
Copy paste dari tambang lain, maka nanti salah hitung," ujar Said Didu.
• Ditanya soal Kemungkinan Merapat ke Jokowi, Fahri Hamzah: Tidak Akan
Said Didu lantas memaparkan 5 sarannya kepada pemerintah terkait divestasi saham Freeport.
1. Lihat hukumnya dan legal pemerintah diturunkan sebanyaknya
"Betul-betul lihat hukumnya dan betul-betul legal pemerintah diturunkan sebanyak-banyaknya untuk melihat, tapi susahnya legal pemerintah biasanya lemah. Cari legal Inalum untuk melihat itu, bahwa harus benar-benar legal," kata Said Didu.
2. Harus menguntungkan
"Secara korporasi itu harus menguntungkan, harus menguntungkan" ungkapnya.
3. Secara birokrasi bisa dikerjakan
"Secara birokrasi harus dapat dikerjakan.
Banyak sekali orasi-orasi itu cocok di bangku kuliah, tapi tidak bisa dilaksanakan.
Ini tidak bisa bahasa bangku kuliah dipakai menyelesaikan Freeport," kata dia.
4. Secara politik dapat diterima
"Secara politik acceptable, ini agak rumit karena tahun politik.
Apapun yang Bapak Ngabalin katakan pasti gak begitu.
Nah makanya saya katakan kurangi bobot politik dalam perundingan Freeport di tahun politik.
Kalau Bapak masih gunakan ini sebagai simbol politik, maka kita berdebat dengan politik.
Tidak akan pernah selesai, dan semua bingung.
Jadi saya minta Pak Ngabalin sampaikan ke Presiden, serahkan ke korporasi dan pemerintah mengawasi," sambung Said Didu.
• Putri Amien Rais Komentari Kisruh PDIP dengan Perindo saat Pendaftaran Caleg di Kantor KPU
5. Secara Publik Harus Rasional, Kurangi Debat
"Terakhir saya katakan, secara publik harus rasional.
Jadi debat-debat persepsi itu kurangi, karena itu publik tambah pusing, gak jelas.
Berdebat yang dibahas jari kaki, yang didebatkan ubun-ubun, tambah pusing nanti.
Mari masuk ke realitas supaya publik memahami.
Pernah saya membuat kultwit, menyelesaikan Freeport adalah simalakama.
Jadi saya minta kepada pemerintah jaga penumpang gelap.
Jangan sampai ada penumpang gelap di dalamnya.
Penumpang gelap itu saya tahu ada.
Nah yang problem Inalum ini nanti selesaikan adalah jaga pada saat penentuan suplier, sub kontraktor, karena itulah tempat melegalkan perampokan, penjarahan.
Jadi saya ingatkan jaga setelah nanti Inalum pegang karena di situlah intervensi-intervensi terjadi untuk melegalkan penjarahan," pungkas Said Didu.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini, mulai menit ke-08.06.
• Reaksi Rocky Gerung ketika Teori yang Disampaikannya Dibilang Rhenald Kasali Sudah Terbantahkan
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)