Pilpres 2019
Wasekjen Demokrat: Rayuan Koalisi Jokowi untuk Bergabung Hanya Semata untuk Kekuasaan
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Airef memberikan tanggapan mengenai ajakan koalisi dari kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Airef memberikan tanggapan mengenai ajakan koalisi dari kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief_ yang diunggah pada Senin (9/7/2018).
Andi Arief mengatakan jika ajakan bergabung koalisi Jokowi hanya untuk kekuasaan semata.
Hal itu berbeda dengan Prabowo yang menurutnya mengajak untuk menata Indonesia ke depan.
• Andi Arief: Demokrat akan Gelar Sidang untuk Tentukan Capres/Cawapres dan Bahas Ajakan Prabowo
Andi Arief mengatakan hal tersebut setelah partainya bertemu dengan Gerindra untuk membicarakan Pilpres 2019 mendatang.
Dalam postingannya, Andi Arief kemudian mengatakan apabila Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto akan menjadi penentu utama, apakah akan menyelamatkan Indonesia dari krisis politik atau tidak.
@AndiArief__: SBY dan Prabowo akan jadi penentu utama apakah akan menyelamatkan Indonesia dari krisis politk atau tidak di 10 Agustus nanti.
• TGB Bicara tentang Masa Depannya di Demokrat usai Dukung Jokowi
Karena jika pada Agustus mendatang yang mendaftar hanya Jokowi dan pasangannya, maka Indonesia akan memasuki krisis politik.
Sementara itu, Andi Arief juga mengungkapkan apabila rayuan koalisi Jokowi untuk bergabung tidak memiliki kalkulasi.
@AndiArief__: Kalau pendaftaran Capres dan cawapres sampai 10 Agustus pk 12.00 hanya Pak Jokowi dan pasangannya yang mendaftar, maka indonesia memasuki krisis politik.
Kita tunjuk kesalahan pada diktator parlemen dan MK sebagai penyebabnya.
@AndiArief__: Partai Demokrat selalu berfikir panjang untuk Indonesia ke depan.
Rayuan koalisi Jokowi untuk bergabung hanya semata untuk kekuasaan.
Tidak punya kalkulasi munculnya potensi krisis politik baru dengan penumpukan dukungan pada Jokowi dan pasangannya.
Oleh karena itu pihaknya menganggap apabila ajakan Gerindra berbicara serius bukanlah semata karena kekuasaan.