Pilpres 2019
Pengamat Politik Emrus: Saya Tidak Tahu Lobi Politik di Belakang, tapi AHY Cocok jadi Wakil Jokowi
Alasannya, AHY merupakan representasi kaum milenial yang akan mendominasi pemilih di kontestasi lima tahunan tahun 2019 mendatang.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Meski hingga kini nama Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih belum dilirik, namun sosok putra sulung SBY tersebut dianggap layak mendampingi Prabowo juga Joko Widodo.
Alasannya, AHY merupakan representasi kaum milenial yang akan mendominasi pemilih di kontestasi lima tahunan tahun 2019 mendatang.
Pemilu 2019 diyakini bakal diikuti oleh lebih dari 40 persen pemilih milenial.
"Ciri-ciri generasi milenial itu well informed, terbiasa dengan teknologi, kritis, rasional dan trendi. Dan ciri-ciri ini ada pada diri AHY. Jadi AHY menurut saya cukup merepresetasikan kaum milenial," kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing saat dihubungi wartawan, Minggu (8/7/2018).
• Inilah Pelajaran Hidup Terberat yang akan Dihadapi oleh Setiap Zodiak di Tahun 2018
Emrus juga tidak sependapat dengan pihak-pihak yang mengatakan, AHY hanya populer sebagai selebritis dan bukan sebagai politisi.
Sebab, seorang pemimpin tidak harus politisi, semua orang bisa menjadi pemimpin selama dia memiliki kapabilitas dan kemampuan.
Menurut Emrus, profesi apapun termasuk selebritis berhak menjadi pemimpin.
Ini telah dibuktikan oleh aktor dan bintang televisi, Ronald Reagan, yang sukses menjadi Gubernur California dan Presiden Amerika Serikat ke-40. Melalui kebijakan ekonominya "Reaganomics",
Reagan sukses mengakhiri perang dingin selama kepemimpinannya.
• Cuitan Ridwan Kamil usai Dinyatakan Unggul di Rekapitulasi KPU
AHY, Emrus melanjutkan, juga memiliki banyak prestasi pribadi yang tidak ada hubungannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden dua periode.
AHY lulusan terbaik Akademi Militer sekaligus peraih gelar Master of Public Administration dari John F. Kennedy School of Government, Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
"Jadi kalau ada yang bilang AHY hanya membawa nama besar SBY, saya kira itu suatu kesimpulan yang prematur karena hanya berbasis opini. Common sense atau akal sehat bisa menyesatkan jika tidak disertai dengan data," imbuh Emrus.
Selain itu, tidak selamanya putra seorang Presiden memiliki konotasi negatif.
Bukankah George Bush jadi presiden kemudian anaknya Bush junior kemudian juga menjadi presiden.
"Jadi sangat mentah alasan, karena dia anaknya SBY, AHY dianggap tidak layak jual," ujar Emrus.
• Fahri Hamzah: Di Rezim Ini Untung Ada UU Desa Peninggalan SBY, Kalau Enggak Rakyat Sudah Berontak
Justru, lanjut Emrus, AHY memiliki kelebihan dibanding figur-figur calon presiden dan wakil presiden dari segi kedekatan dengan generasi milenial.
Dimana perilaku pemilih sangat melekat dengan figur yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan pemilihnya.
"Dari voting behavior, orang akan memilih ketika dia homogen dengan seorang sosok. Bukankah AHY itu representasi dari kaum milenial. Kaum milenial homogen atau melekat dengan ciri-ciri yang ada pada AHY, sehingga ini nilai jual. Siapapun pasangannya," jelas dia.
"Walaupun saya tidak tahu lobi-lobi politik di belakang, andaikan AHY dipasangkan dengan Joko Widodo saya kira bagus. Tapi kembali lagi saya tidak mengetahui bagaimana lobi-lobi politik di belakang panggung," tutup Emrus. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kata Pengamat Ini, Sosok AHY Mewakili Milenial, Makanya Cocok Duet dengan JKW atau Prabowo