Jubir PSI Dedek Prayudi: Beberapa Kali Saya Disebut Gila
Juru Bicara Bidang Kepemudaan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi mengatakan dirinya beberapa kali disebut gila.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
lihat foto
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Bidang Kepemudaan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi mengatakan dirinya beberapa kali disebut gila.
Pernyataan tersebut disampaikan Dedek melalui aku Twitter-nya, @Uki23, Kamis (5/7/2018).
Dedek juga mengaku diirnya sering menerima bully-an maupun ancaman.
Namun, menurut Dedek, dirinya lebih memilih disebut gila karena memperjuangkan hal yang benar daripada dianggap waras.
"Beberapa kali saya disebut "gila" karena semakin kesini, semakin saya menerima bully maupun ancaman, terlebih kehidupan saya sangat nyaman sebelum ke politik.
Sekali lagi, kalau memang harus disebut sinting untuk memperjuangkan yang benar, maka jangan pernah anggap saya waras," tulis Dedek Prayudi.
• Fahri Hamzah Sindir Pencarian Korban KM Sinar Bangun, Fadli Zon: Masa Pemerintah Enggak Bisa Urus
Dikutip TribunWow.com dari laman resmi PSI, Dedek memang terbilang sosok yang berbeda.
Setelah lulus S2 di Swedia, Dedel memiliki kesempatan untuk tinggal disana, namun ia malah memilih pulang ke Indonesia.
Pulang dari Swedia, Dedek menjadi peneliti di Lembaga Demografi di FEB UI.
Hanya setahun, ia pindah ke lembaga internasional, juga sebagai peneliti.
• Rocky Gerung Tolak Presidential Threshold, Politikus PDIP: Bung Perbanyak Piknik Dulu
“Di sana saya menjadi peneliti kebijakan,” kata pria kelahiran 23 April 1984 ini.
Jika ditadirkan menjadi anggota DPR, Dedek mengatakan akan memfokuskan diri untuk mengurus bonus demografi sesuai latar belakang akademisnya.
Ia bercerita, selama belasan tahun, dirinya mengidap semacam sindrom “jijik partai”.
Setelah menamatkan S1 di Selandia Baru, ia sempat masuk ke politik.
• Fahri Hamzah Sebut Pendukung Presiden Radikal, Teddy Gusnaidi: Maksudnya Presiden PKS?
“Saya tur ke parlemen di sana, memang sesuai text book. Waktu saya Indonesia, nyemplung ke politik dengan menjadi anggota partai, ini kok uang (rakyat) pada hilang,” kata Dedek.
Kecewa dengan dunia politik di Indonesia, Dedek sempat menjadi golput dalam pemilu legislatif selama 15 tahun.
Namun, saat Pilpres, dia menggunakan hak pilihnya.
Sampai akhirnya Dedek bergabung dengan PSI.
"Menemukan PSI, saya memutuskan meninggalkan zona nyaman saya," ujar Dedek. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)
