Jokowi Ceritakan Pengalamannya saat Diajak Ngebut Mahathir Mohammad di Malaysia
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad di Istana Kepresidenan Bogor
Penulis: Rekarinta Vintoko
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018).
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi menceritakan pengalamannya ketika diajak Mahathir menumpangi mobil Proton berkecepatan tinggi.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Jokowi melalui akun Instagramnya, @jokowi, yang diunggah Jumat (29/6/2018).
Melalui keterangan tertulis dalam foto, Jokowi menceritakan jika pengalaman itu terjadi saat dirinya bertemu Mahathir tiga tahun yang lalu di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kemudian, Jokowi diajak oleh Mahathir untuk test drive mobil pabrikan Malaysia tersebut.
Namun yang menarik, Mahathir yang menjadi driver dalam test drive itu menyetir dengan kecepatan tinggi.
Kendati demikian, Jokowi tidak merasa khawatir lantaran dirinya percaya pada sang pengemudi yakni Mahathir.
"Saya ingat, saat itu saya diajak oleh Bapak Tun Mahathir test drive mobil Proton.
Beliau menyetir sendiri sampai kecepatan 180 kilometer per jam! Sangat cepat.
Tapi saya tidak khawatir karena pengemudinya adalah Bapak Tun Mahathir," tulis Jokowi.
Setelah pengalaman tersebut, dalam pertemuan kali ini Jokowi lantas mengajak Mahathir untuk salat Jumat bersama di Masjid Jami’ Baitussalam di kawasan istana.
Untuk menuju ke masjid, mereka menggunakan golf cart dari depan Istana Kepresidenan Bogor, kali ini Jokowi yang menjadi pengemudinya sedangkan Mahathir menjadi penumpang.
"Hari ini, saya berkesempatan menyetir kendaraan, dengan Bapak Tun Mahathir sebagai penumpang.
Tapi yang saya kemudikan adalah golf cart dari depan Istana Kepresidenan Bogor ke Masjid Jami’ Baitussalam di kawasan istana, untuk menunaikan salat Jumat," lanjut Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jika kunjungan ke Indonesia itu menjadi kali pertama sejak Mahathir memangku jabatan sebagai perdana menteri yang baru.
Dalam kunjungan itu membahas banyak hal dari bidang politik, ekonomi, hubungan antarbangsa, hingga upaya untuk menghadapi masalah atas ekspor minyak kelapa sawit.
"Indonesia dan Malaysia juga memiliki komitmen yang sama mengenai good governance, pemberantasan korupsi, pentingnya konektivitas dan soal perbatasan.
Satu per satu isu tersebut akan dibahas di forum-forum di tingkat menteri," tandas Jokowi.
Berikut tulisan lengkap Jokowi dalam akun Instagramnya:
"Saat berkunjung ke Malaysia tiga tahun lalu, saya bertemu Bapak Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur.
Saya ingat, saat itu saya diajak oleh Bapak Tun Mahathir test drive mobil Proton.
Beliau menyetir sendiri sampai kecepatan 180 kilometer per jam! Sangat cepat.
Tapi saya tidak khawatir karena pengemudinya adalah Bapak Tun Mahathir
Hari ini, saya berkesempatan menyetir kendaraan, dengan Bapak Tun Mahathir sebagai penumpang.
Tapi yang saya kemudikan adalah golf cart dari depan Istana Kepresidenan Bogor ke Masjid Jami’ Baitussalam di kawasan istana, untuk menunaikan salat Jumat.
Kedatangan Bapak Tun Mahathir ini merupakan kunjungan perdana beliau ke luar negeri sejak memangku jabatan sebagai perdana menteri baru.
Alasan beliau karena Indonesia ini jiran (tetangga) yang terdekat.
Lagipula, kedua negara sebenarnya memiliki hubungan kekeluargaan.
“Bahkan, ramai penduduk di Malaysia itu asalnya dari Indonesia, termasuk bapak mertua saya,” kata Bapak Tun Mahathir.
Beliau berharap persahabatan antara Indonesia dan Malaysia dapat ditingkatkan, dikekalkan, karena akan banyak keuntungan yang didapati apabila Indonesia dan Malaysia kerjasama dalam semua bidang, termasuk bidang politik, ekonomi, dan juga hubungan antarbangsa.
Apalagi, kita menghadapi masalah yang sama seperti hambatan di Uni Eropa atas ekspor minyak kelapa sawit.
“Kita perlu bersama-sama menghadapinya,” kata Bapak Tun Mahathir.
Indonesia dan Malaysia juga memiliki komitmen yang sama mengenai good governance, pemberantasan korupsi, pentingnya konektivitas dan soal perbatasan.
Satu per satu isu tersebut akan dibahas di forum-forum di tingkat menteri," tulis Jokowi. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)