Tanggapan Teddy Gusnaidi soal Pernyataan SBY terkait Penggeledahan Rumah Dinas Deddy Mizwar
Teddy juga mengatakan agar SBY tidak hanya emosi lantas memberikan pernyataan yang mudah ditertawakan banyak orang.
Penulis: Woro Seto
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi memberikan tanggapan soal pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut rumah Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar digeledah oleh Pj Gubernur Komjen M Iriawan.
Dilansir TribunWow.com, dari akun Twitter @TeddyGusnaidi yang ia tuliskan Sabtu (23/6/2018), Teddy menyarankan agar SBY lebih memperluas pengetahuannya.
Teddy juga mengatakan agar SBY tidak hanya emosi lantas memberikan pernyataan yang mudah ditertawakan banyak orang.
• Bahas Pilgub Jabar, Faizal Assegaf: SBY Harus Kendalikan Emosi
"Saran saya kepada SBY, Nafsu boleh, tapi harus dibarengi dengan pengetahuan yang mumpuni.
Agar emosinya bisa menyatu dengan fakta.
Kalau cuma emosi doang, maka seperti yang sudah-sudah, bapak ditertawakan banyak orang.
@SBYudhoyono @PDemokrat," tulis Teddy.

Teddy juga memberikan pernyataan bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 akan berjalan dengan aman dan damai.
Ia juga menuliskan pernyataan bahwa yang membuat Pilkada tidak damai adalah hati dengki para oknum politisi pusat.
Teddy menambahkan, peserta Pilkada di daerah tidak suka jika oknum politisi pusat ikut campur dalam Pilkada daerah.
Menurutnya, jika oknum politisi pusat ikut campur bisa merusak strategi.
• Demokrat Getol Usung AHY, Marzuki Alie Bandingkan dengan Perlakukan Habibie pada Anaknya
"Pilkada 2018 akan berjalan aman dan damai.
Yang gak damai itu adalah hati dengki para oknum politisi pusat.
Mereka memanfaatkan pilkada untuk merusak persatuan bangsa untuk kepentingan Pilpres.
Orang-orang dengki itu sudah sangat jelas kan? gak perlu gue sebutin ya.. hehehe.
Para peserta Pilkada di daerah sebenarnya gak begitu suka orang pusat ngerecokin, apalagi di ujung kampanye, merusak strategi.
Belum lagi kalau oknum dayang2 dari pusat datang, mereka ngatur dan minta dilayani.
Mau marah gak enak, akhirnya ngedumel dibelakang aja. Iya kan?" tulis Teddy Gusnaidi.

Sebelumnya, SBY mengatakan rumah Deddy Mizwar digeledah oleh Pj Gubernur Komjen M Iriawan.
SBY menyebut kejadian itu ketika membebarkan soal adanya oknum BIN, TNI dan Polri yang tidak netral di Pilkada 2018.
Selain itu kata dia, peristiwa yang dinilai ketidak netralan di Jawa Barat tersebut merupakan yang terbaru dari sekian banyak kejadian lainnya yakni di Jakarta, Kaltim, Jatim, Maluku dan Riau.
"Di Jawa Barat yang baru saya dengar, apa harus rumah dinas gubernur duperiksa, digeledah oleh pejabat gubernur?, kalau tidak salah sekarnag merembet ke tempat calon wakil gubernur," ujar SBY di Hotel Santika, Kota Bogor, Sabtu (23/6/2018) yang dilansir dari TribunnewsBogor.com.
• Sikapnya Dikecam, Kapten Kapal Feri KMP II Ungkap Alasannya Tinggalkan Korban KM Sinar Bangun
Ia mengaku menyayangkan atas kejadian tersebut.
Sebab kata dia, ia bertanya-tanya kenapa hanya terjadi pada pasangan Cagub Jabar Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi dan tidak dengan pasangan calon yang lain.
"Mengapa hanya pasangan ini, mengapa pasangan yang lain tidak dilakukan, malah sebagian dari mereka anggota legislatif sebelumnya. Terlalu banyak. Ini sebagian kecil dari apa yang rakyat ketahui, yang pasangan calon lain ketahui, yang saya dapatkan laporannnya," ungkapnya.
Untuk itu, SBY meminta bagi oknum aparat bisa netral di Pilkada 2018.
• Faizal Assegaf: Sebaiknya SBY Belajar Politik dari Ali Ngabalin
"Oleh karena itu saudara-saudaraku, demi jujur dan adilnya pilkada serentak ini saya mohon dengan segala kerendahan hati netralah negara, netrallah pemerintah, netrallah BIN, Polri dan TNI," katanya.
SBY mengatakan agar masyarakat berani menolak segala tindak kecurangan yang akan mempengaruhi Pilkada 2018.
"Saya juga berharap rakyat berani menolak segala tindak kecurangan termasuk ketidaknetralan. Biarlah rakyat menggunakan haknya kedaulatannya memilih siapapun yang disukai yang diyakini bisa memimpin," katanya.
Soal ini, Deddy Mizwar mengatakan penggeledahan tersebut terjadi pada empat bulan lalu.
• Faizal Assegaf: Sebaiknya SBY Belajar Politik dari Ali Ngabalin
"Saya kira biasa-biasa saja enggak ada masalah, ya enggak harus begitu lah. Udah lama, 4 bulan yang lalu," kata Deddy.
Deddy melanjutkan, tindak penggeledahan tersebut tak apa-apa dilakukan, namun jangan sampai menimbulkan ketakutan.
"Ya bentuk kehati-hatian sih boleh, apresiasi. Tapi jangan jadi paranoid. Karena rumah juga gak akan bisa memenangkan apa apa. Hehehehe. Gak ada pengaruh ya, saya kira itu," tukas Deddy. (TribunWow.com/Woro Seto)