Mengibaratkan Dua Sisi Mata Uang, Amien Rais: Dibalik Koalisi Keumatan, Ada Koalisi Kebangsaan
Menginisiasikan dengan dua sisi mata uang. menurut Amin pihaknya tidak hanya bicara masalah Islam saja, melainkan juga memikirkan nasib bangsa.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
lihat foto
TRIBUNWOW.COM - Pasca pertemuan Prabowo, Habib Rizieq dan Amien Rais di Kota Mekkah, Arab Saudi menghasilkan koalisi yang dinamakan sebagai koalisi keumatan.
Koalisi tersebut tergabung dari partai-partai seperti; Gerindra, PKS, PBB, dan PAN.
Tak lama usai beredarnya nama koalisi keumatan, muncul kembali istilah koalisi kekuasaan dan koalisi kerakyatan.
Koalisi kerakyatan diungkap oleh kadiv advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Sedangkan koalisi kekuasaan terdiri dari partai-partai pendukung pemerintahan incumbent seperti PDIP, Nasdem, dll.
• Mundur dari Kepala BPIP, Yudi Latif Tuliskan Kalimat Perpisahan: Harus Ada Daun yang Gugur
Menanggapi hal tersebut, Mantan Ketua MPR tersebut memberikan penjelasan lebih lanjut perihal koalisi kebangsaan yang ia inisiasi.
"Jangan salah sangka dengan Koalisi Keumatan. Karena di sebalik koalisi keumatan, itu ada koalisi kebangsaan", ujarnya dalam video singkat.
Menginisiasikan dengan dua sisi mata uang. menurut Amin pihaknya tidak hanya bicara masalah Islam saja, melainkan juga memikirkan nasib bangsa.
• Wasekjen MUI Sebut Anies Pendekar usai Segel Reklamasi: Berani Tarung Lawan Jagoan Bukan Lawan Kroco
Hal ini ia tuliskan dalam akun Instagramnya, @amienraisofficial sebagai berikut:
"Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Saudara-saudaraku, lewat sedikit waktu ini, saya akan mengatakan, jangan salah sangka dengan koalisi keumatan.
Karena di sebalik koalisi keumatan, itu ada koalisi kebangsaan. Jadi keumatan, kebangsaan, itu dua sisi dari satu mata uang yang sama.
Kita gak bicara masalah islam thok, umat islam thok, kita juga memikirkan nasib bangsa kita ini.
Bagaimana modal asing menguasai Indonesia, bagaimana semua proyek-proyek infrastruktur dikasihkan ke orang asing, bagaimana tenaga kerja asing membanjiri Indonesia, bagaimana hutang kita demikian memprihatinkan.
Sehingga kita bicara masalah kebangsaan. JELAS SEKALI.
Sehingga keumatan itu bisa dibaca: keumatan dan kebangsaan.
Saya kira cukup jelas mudah-mudahan.
Assalamu'alaikum Wr. Wb. #amienrais"
(TribunWow/Dian Naren)
