Fahri Hamzah: Semua Pejuang Kemerdekaan itu Radikal
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengomentari perihal sebutan radikal yang disematkan oleh pemerintah kepada setiap elemen yang menurutnya tidak sejalan.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengomentari perihal sebutan radikal yang disematkan oleh pemerintah.
Diketahui, sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut paham radikal telah masuk ke lembaga-lembaga pendidikan.
Pihaknya mengatakan telah memetakan sejumlah dosen atau tenaga pengajar yang diduga memiliki paham radikalisme.
Dalam rilisannya, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ir Hamli mengeluarkan data 7 kampus yang terpapar paham radikalisme.
Ironisnya, ke-7 kampus tersebut merupakan kampus negeri yang banyak diminati oleh para pelajar di Indonesia.
Tujuh kampus tersebut di antaranya adalah, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan terakhir Universitas Brawijaya (UB).
Sehingga untuk menanggulangi agar paham radikalisme tidak semakin meluas termasuk ke kampus-kampus, pemerintah akan terus melakukan proses deradikalisasi yang telah berjalan.
Dikutip dari Tribunnews.com, menurut Presiden, proses-proses untuk deradikalisasi sudah digerakkan oleh pemerintah misalnya melalui BNPT untuk pencegahan atau tindakan di Polri dan TNI.
Jokowi juga mengungkapkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai diperlukan atau tidaknya regulasi yang secara khusus mengatur soal radikalisme di lingkungan kampus ini.
Ia menegaskan, radikalisme di kampus dan pencegahannya sama sekali tidak berkaitan dengan prinsip kebebasan akademik atau berserikat.
Dua hal itu menurutnya adalah hal berbeda yang tidak saling terkait.
"Tidak ada hubungannya antara kebebasan akademik atau kebebasan berserikat dengan proses pencegahan radikalisme. Ini adalah proses dalam rangka eksistensi negara kita ini, bukan yang lainnya," tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Fahri Hamzah memberikan komentarnya.
Menurut Fahri, semua pejuang kemerdekaan itu radikal. Jika mereka tunduk seperti maunya penjajah, maka hingga kini tidak akan ada kemerdekaan.
Hal ini yang dikemukakan dalam akun twitter @Fahrihamzah:
(TribunWow/Dian Naren)