Karni Ilyas & Nadirsyah Hosen Saling Berbalas Kicauan Tanggapi Kutipan Mantan Perdana Menteri China
Karni Ilyas menuliskan sebuah kutipan yang berisi ketidaksetujuan pada pemerintah yang takut terhadap opini dan pandangan kritis.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas menuliskan sebuah kutipan yang berisi ketidaksetujuan pada pemerintah yang takut terhadap opini dan pandangan kritis.
Kutipan tersebut diambil dari mantan Perdana Menteri China, Wen Jiabao.
Dalam kutipan tersebut dituliskan bahwa pandangan kritis dapat menjadi pemacu untuk meningkatkan kinerja dan bekerja lebih baik.
"ILC: Saya tidak setuju sistem atau pemerintah yang takut kepada opini dan pandangan kritis. Hanya dengan memperhatikan pandangan kritislah kita jadi memiliki kesempatan utk meningkatkan kinerja kita dan bekerja lebih jauh” Wen Jiabao," kicau Karni Ilyas melalui Twitter resminya, Minggu (27/5/2018).
• Ariel Heryanto Kritik Pemahaman Hanung tentang Minke: Dia Pernah Baca Novel Bumi Manusia Apa Ga Ya?
• Mercon Meledak! 1 Rumah Hancur, 1 Meninggal dan 1 Luka Akibat Kuatnya Ledakan
Tweet Karni Ilyas tersebut mendapat banyak tanggapan dari pengguna Twitter lainnya.
Satu diantaranya adalah akademisi, Nadirsyah Hosen.
Menanggapi kicauan Karni Ilyas, Nadirsyah mengatakan bahwa kebebasan berpendapat dan berdemokrasi di Indonesia melebihi China.
Kemudian, Nadirsyah mempertanyakan alasan Karni Ilyas mengutip pendapat mantan Perdana Menteri China tersebut.
Nadirsyah juga membandingkan tingkat kebebasan di China dan Indonesia.
Menurut Nadirsyah 'Freedom Index' China memiliki skor total 14. Sedangkan 'Freedom Index' Indonesia memiliki skor 64.
Selain itu, media sosial di China dikontrol oleh pemerintah, sehingga menurut Nadirsyah sangat sulit warga China untuk mengkritik pemerintahnya.
"Tingkat kebebasan berpendapat dan berdemokrasi di Indonesia melebihi China. Kok bang @karniilyas ngutip pendapatnya bekas pemimpin China yah?," kicau Nadirsyah.
"China itu skor totalnya 14, dan dianggap “not free” dlm Freedom Index. Indonesia itu skornya 64, dan “partly free”. Kita jelas lebih baik. Medsos saja dikontrol oleh pemerintah China. Boro2 di sana mau ngeritik pemerintah. Gimana nih Bang @karniilyas ?," imbuh Nadirsyah.
• Denny Siregar: Sabar, Rumah DP 0 Persen Masih Belum Jadi, Sementara Minum Air Tinja Dulu Ya
Menjawab tanggapan Nadirsyah, Karni Ilyas mengatakan bahwa kondisi China yang totaliter itulah yang membuat pendapat Wen Jiabao menjadi menarik.
Pasalnya, di tengah kondisi pemerintahan yang totaliter tersebut, Wen Jiabao berani mengkritik sistem dan politik pemerintahan China.
"Justru itu menariknya. Wen Jiabao, bekas Presiden Cina mengeritik sistem dan politik pemerintah Cina yg totaliter," tanggapan Karni Ilyas. (*)