Unggah Video saat Amien Rais Memimpin Orasi Mahasiswa 1998, Hanum: Bisa Saja Izrail Menjemput Bapak
Hanum Salsabiela Rais, mengunggah sebuah video yang memperlihatkan sepak terjang ayahnya, Amien Rais saat masih muda.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Hanum Salsabiela Rais, mengunggah sebuah video yang memperlihatkan sepak terjang ayahnya, Amien Rais saat masih muda.
Video tersebut diambil tepat tiga hari sebelum Presiden Soeharto lengser.
Dalam video tersebut tampak Amien Rais tengah berada dalam kerumunan lautan manusia.
Bejibun mahasiswa dari berbagai almamater yang tercatat sebagai Aktivis 1998 berkumpul di lokasi tersebut dengan tujuan yang sama, yakni menumbangkan rezim penguasa.
Selain Amien Rais, tampak pula pakar hukum kenamaan almarhum Adnan Buyung Nasution di lokasi.
Dalam video, Amien yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah terlihat berorasi di depan massa mahasiswa.
Amien mengatakan bahwa perjuangan mahasiswa telah memperlihatkan hasil nyata.
"Perjuangan para Mahasiswa dan Mahasiswi Indonesia, Insya Allah sudah mulai menampakkan hasilnya," ujar Amien Rais disambut riuh tepuk tangan mahasiswa.
Sementara itu, dalam captionnya, Hanum Rais merasa seperti membuka memori 20 tahun silam ketika melihat kembali video tersebut.
Hanum mengatakan, saat itu Amien Rais tak diundang oleh Soeharto saat para tokoh dari berbagai organisasi diundang untuk bertemu dengan Soeharto.
Hanum yang saat itu baru berusia 16,5 tahun mengaku sangat khawatir pada ayahnya yang bisa terbunuh sewaktu-waktu.
Namun, Hanum sempat kecewa ketika sejarah tak mengingat peran ayahnya yang dinobatkan sebagai salah satu 'Tokoh Reformasi'.
Meski begitu, Hanum mengatakan jika ayahnya selalu membuatnya berbesar hati menerima laju sejarah yang dicipta manusia.
Berikut ini caption lengkap Hanum Rais.
"Melihat video ini, ingatanku terlempar ke beberapa hari sblm Pak Harto lengser.
Saat itu ia mengundang seluruh tokoh lintas agama, ulama, ketum ormas, hingga para jendral.
Hanya 1 yg tak diundang, Ketum PP Muhammadiyah saat itu, Amien Rais.
Saya, bocah 16.5 th merasa seharusnya Bapak juga diundang dong...
Bapak mengelus kepala anak perempuannya yg pemikirannya msh kerdil.
Si anak lupa, bhw Daud tidak akan pernah bekerjasama dgn Jalud.
Melihat video ini perasaanku gemetar, bisa saja Izrail menjemput Bapak diantara kerumunan manusia, jika ada timah panas melesat dari sniper yg merupakan soalan mudah bagi penguasa.
Sy melihatnya nanar, LIVE dr televisi: ya Allah itu Bapak, memimpin suksesi kepemimpinan nasional dgn berani dan tetap tawadu'
3 hr kemudian, atas ijin Allah, Pak Harto mundur.
Tanpa pertumpahan darah. Tanpa revolusi. Jernih dan smooth.
Seorang Amien Rais bersama ratusan ribu mahasiswa ditabal 'Bapak Reformasi' atau tokoh Reformasi
Sekian belas tahun kemudian, anak perempuannya dtg lagi mengadu padanya, dgn setumpuk kekecewaan.
"Pak tahu nggak, skrg ini nama Bapak ditenggelamkan, disamarkan bahkan dihilangkan dari buku sejarah anak SD-SMA. Tidak ada lg yg mengenal Amien Rais. Bahkan media rame2 meminggirkannya dalam peringatan Reformasi.
Tidak ada lagi cerita reformasi dipimpin oleh Bapak 20 th lalu", kesanku dgn kesal.
Bapak hanya tersenyum. Lagi2, anak gadisnya masih berpikir kerdil.
Bapak jelas kecewa jika perjuangannya hanya dimeteri dgn sebatas nama dalam buku sejarah.
Dimateri dengan pujian tepuk tangan generasi muda.
"Num, yg menobati Bapak Pahlawan Reformasi itu manusia. Bapak jg tidak pernah meminta. Itu hanya bonus. Ingatlah, apapun yg kamu lakukan harus krn Allah. Kalau krn Allah, jadi enteng. Dipuji kepala tak mengembang, dicaci maki hati pun hati tak mengempis. Kamu belajarlah ikhlas. Jgn berhenti di mulut dan cita-cita, tapi dijalani"
Dari seorang @amienraisofficial kami belajar bahwa hal terhebat yg didamba seorang beriman adlh namanya dicatat dlm ingatan Allah SWT bukan sejarah.
Dan sebaik-baik julukan bagi manusia bukanlah pahlawan, melainkan husnul khaatimah saat berpulang."
Berikut ini tiga video Amien Rais saat bersama para mahasiswa 1998.
(*)