7 Bandara Paling Berbahaya di Dunia, Nyawa pun Taruhannya, Berani Mengunjunginya?
Hanya pilot yang sangat terampil saja yang bisa mendaratkan pesawat dengan aman di sana. Potensi tergelincir, jatuh, masuk jurang,
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Jika kamu pecinta petualangan ekstrim, tak perlu pergi ke hutan atau mendaki jurang.
Cukup mengunjungi beberapa bandara di berbagai belahan dunia ini.
Ada yang berada di pulau terpencil.
Lainnya jauh tersembunyi dalam hutan.
Hanya pilot yang sangat terampil saja yang bisa mendaratkan pesawat dengan aman di sana.
Potensi tergelincir, jatuh, masuk jurang, atau laut sangat mungkin terjadi.
Dilansir TribunTravel.com dari laman travelversed.co, 7 bandara paling berbahaya di dunia.
1. Bandara Internasional Kansai

Ketika hendak membangun bandara baru pada 1980-an di Jepang, ternyata sudah tak ada lahan lagi yang cukup.
Padahal Bandara Internasional Osaka sangat penuh sesak, dan ada beberapa maskapai baru yang membutuhkan ruang.
Alih-alih membangun di atas tanah yang kuat, para pejabat pemerintah memutuskan untuk menambahkan landasan baru di atas air untuk mencoba memaksimalkan ruang yang tersedia.
Bandara Internasional Kansai dibuka pada 1994, dan ini adalah satu-satunya bandara di dunia yang seluruhnya dibangun di atas air.
Ada beberapa langkah untuk melindungi bandara dari bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, yang telah terbukti efektif.
2. Bandara Juancho E. Yrausquin

Jika kamu takut mendarat di pesawat terbang, satu tempat yang seharusnya tidak pernah kamu kunjungi adalah Saba, di Karibia Belanda.
Satu-satunya cara untuk sampai ke pulau selain perahu adalah dengan mendarat di Bandara Juancho E. Yrausquin , yang memiliki landasan komersial terpendek di dunia.
Panjangnya 1.312 kaki, dan dibatasi di kedua sisi perbukitan besar.
Di kedua ujung landasan, aspal tiba-tiba jatuh ke lautan.
Pertama kali seorang pilot mendarat di landasan pacu, seluruh penduduk pulau itu keluar untuk menonton.
3. Bandara Barra

Bandara di pulau Barra , Hebrida, Skotlandia, terdiri dari tiga tiang kecil di pasir, yang membatasi landasan pacu di mana pesawat dapat lepas landas dan mendarat.
Ada tiga landasan pacu kecil yang membentang di pantai, waktu lepas landas dan mendarat tergantung pada arus karena selama beberapa hari, landasan pacu berada di bawah air.
Hanya pesawat kecil yang bisa mendarat di Barra.
Orang-orang yang ingin menggunakan pantai diminta untuk memeriksa tanda sebelum berenang untuk melihat apakah ada pesawat yang mendekat.
4. Altiport Courchevel

Resor ski Courchevel di French Alps memiliki altiport sendiri , lokasi di mana pesawat kecil dan helikopter bisa mendarat.
Ini telah menjadi anugerah bagi pelanggan kaya mereka yang kebanyakan super-elit Rusia.
Mereka menggunakannya untuk masuk ke resor dengan mudah dan menghindari perjalanan panjang serta bergunung-gunung.
Landasan di altiport Courchevel berada di lereng, yang membantu dengan akselerasi selama lepas landas yang menurun, tetapi membuat pendaratan agak sulit karena pilot harus mengerem saat mendaki bukit.
Juga tidak ada lampu atau alat pendaratan, yang berarti bahwa kondisi berangin atau berawan membuat pendaratan hampir tidak mungkin.
5. Bandara Paro
.jpg/1200px-Paro_day_1-58_(8202279871).jpg)
Bandara Paro adalah satu-satunya bandara internasional Bhutan, dan sayangnya untuk industri pariwisata mereka, landasan udara bandara ini dianggap sebagai satu yang paling menantang di seluruh dunia.
Hanya beberapa pilot yang diizinkan untuk mendarat di sana karena wilayah pegunungan yang mengelilingi bandara membuat pendaratan sangat berbahaya.
Puncak yang mengelilingi bandara mencapai ketinggian lebih dari 18.000 kaki, dan lembah di mana bandara terletak sangat sempit.
Penerbangan hanya dijadwalkan selama siang hari, dan dibatalkan selama periode cuaca buruk.
6. Bandar Udara Internasional Cristiano Ronaldo Madeira

Dinamakan setelah pemain sepak bola legendaris yang lahir di sini, bandara di Madeira unik tidak hanya karena namanya, tetapi karena fitur geografis yang membuat pendaratan di sana tantangan.
Awalnya dikenal sebagai satu landasan pacu terpendek di dunia, sampai mereka memperluasnya pada 2002.
Dalam iterasi aslinya, landasan pacu diperpanjang ke ujung pantai, tetapi pada 2002, mereka membangun jembatan besar dan kemudian memperpanjang landasan di atas jembatan ke outcropping berbatu di dekatnya.
7. Bandara Berlin Tempelhof

Meskipun sudah ditutup untuk lalu lintas udara sekarang, Bandara Tempelhof di Berlin terkenal selama bertahun-tahun sebagai contoh utama arsitektur Nazi.
Situs ini pertama kali digunakan sebagai lapangan terbang pada 1909, dan sebuah gedung bandara dibangun di sana pada 1923.
Partai Nazi mulai membangun untuk memperluas bandara pada 1930-an.
Visi mereka adalah sebuah bandara besar yang berbentuk seperti elang dengan sayap yang terentang.
Konstruksi dihentikan, tetapi lalu lintas melalui bandara setengah jadi berlanjut hingga 1945, ketika itu diserahkan ke Amerika sebagai bagian dari Perjanjian Potsdam 1945.
Setelah 1945, tetap menjadi pangkalan militer, kemudian bandara sipil, dan akhirnya ditutup pada 2008. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Berani Coba? 7 Bandara Paling Berbahaya di Dunia, Salah Sedikit Saja Nyawa Bisa Jadi Taruhannya