Breaking News:

Rupiah Melemah, Said Didu: Beban Utang Negara hingga Impor Bahan Pangan Naik

Muhammad Said Didu beberkan enam efek melemahnya rupiah terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.

Penulis: Bima Sandria Argasona
Editor: Bima Sandria Argasona
Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com
Muhammad Said Didu 

TRIBUNWOW.COM - Mantan staf khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu komentari rupiah yang sedang melemah.

Pantauan TribunWow.com, Said megomentari lewat kicauan di akun Twitter pribadinya, Kamis (3/5/2018).

Diketahui sekarang rupiah melemah hingga menyentuh nominal Rp 14 ribu.

Melemahnya rupiah tentunya akan menimbulkan berbagai efek setelahnya.

Jelang Lawan Atletico Madrid, Ini Harapan Pelatih Arsenal untuk Jan Oblak

Said Didu sendiri menjabarkan efek dari melemahnya rupiah menjadi ke dalam enam bagian.

Bagian pertama adalah, beban utang negara akan naik saat nilai tukar rupiah melemah.

Selanjutnya, impor bahan bakan minyak akan menyedoit devisa karena harga minyak juga naik.

Kemudian impor bahan baku sendiri juga naik, setelahnya adanya pembayaran utang kepada swasta.

Foto Keluarga Banjir Pujian, Teuku Wisnu Ungkap Perjuangan Bisa Foto Kompak dengan Anak-anaknya

Tak hanya empat bagian itu saja, namun ada daya saing industri berbahan baku impor akan turun, hingga impor bahan pangan juga akan baik.

"Beban ekonomi jika rupiah terus melemah : 1) beban utang negara naik, 2) impor BBM akan menyedot devisa krn minyak juga naik, 3) impor bahan baku naik, 4) pembayaran utang swasta baik, 5) daya saing Industri berbahan baku impor turun, 6) impor bhn pangan naik," tulisnya.

Netter yang membaca penjelasan Sais Didu turut memberikan komentar.

@Fakirilmu4: Dan segenap perangkat pemerintah berlomba lomba naik BAJAJ

*bukan negri antahBarantah.

@m2s4g03s: Bagi hasil dr bank2 syariah ikut turun.

Ikuti Kegiatan Sosial, Artis Cantik Raline Shah Rela Jadi Kuli Bangunan

Meskipun nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 14 ribu per dollar AS, Bank Indonesia mengatakan jika masih wajar.

"Kalau terjadi depresiasi, kami anggap itu sebagai hal yang wajar. Jangan hanya lihat (pelemahan dari) nominalnya, tetapi juga lihat persentasenya," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat ditemui di kantornya, Kamis (3/5/2018), dikutip dari Kompas.com.

Agus menyebut jika BI akan selalu berada di pasar untuk menjaga rupiah tetap stabil.

"Secara umum, ekonomi Indonesia menuju ke arah yang lebih baik, tetapi kebaikan yang bisa ditunjukkan di Indonesia sedikit tertutup dengan dinamika global yang cukup tinggi," ujar Agus. (*)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Muhammad Said DiduBank IndonesiaRupiah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved