Breaking News:

Rustam Ibrahim: di Pemerintahan Jokowi IHSG Melonjak, Jangan Mau Dibohongi Politisi Berkedok Ekonom

Rustam Ibrahim mengungkapkan apabila IHSG tidak ada hubungannya dengan ekonomi sehari-hari rakyat.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Rustam Ibrahim 

TRIBUNWOW.COM - Direktur LP3ES Rustam Ibrahim menyoroti soal isu penurunan nilai tukar rupiah.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Jumat (27/4/2018).

Menurutnya, isu tersebut banyak digunakan oleh para politisi untuk menakut-nakuti rakyat jika ekonomi Indonesia dalam bahaya.

Rustam Ibrahim mengungkapkan apabila IHSG (indeks harga saham gabungan) tidak ada hubungannya dengan ekonomi sehari-hari rakyat.

Rustam pun mengimbau agar rakyat jangan mau dibohongi oleh politisi yang berkedok ekonom.

Berikut postingan lengkap Rustam Ibrahim terkait hal tersebut.

Mahasiswa di Lampung Ngaku Dilecehkan Saat Bimbingan Skripsi Dosen Akan Tuntut Balik Usai Dilaporkan

"Selain soal TKA, sekarang isu penurunan nilai tukar Rupiah dan anjlognya harga saham (IHSG) banyak dipakai politisi berkedok ekonom untuk menakuti-nakuti rakyat bahwa ekonomi Indonesia dalam bahaya, lampu merah.

IHSG hampir tidak ada kaitannya dengan kehidupan ekonomi rakyat sehari-hari.

Saham adalah permainan spekulan uang yang jumlah orang yang bermain tidak sampai 1% dari rakyat Indonesia.

Dalam permainan saham, banyak sekali pemain asing.

Jika mereka memborong atau menjual saham bisa saja terjadi penurunan atau kenaikan IHSG.

Dalam perdagangan IHSG uang masuk ke dalam negeri atau ditarik ke luar negeri adalah kejadian sehari-hari.

Lagipula tidak benar bahwa IHSG anjlok.

Fadli Zon Sebut Data Pertanian yang Dikeluarkan Pemerintah Hanya Dagelan Saja

Dalam tiga tahun pemerintahan @jokowi IHSG telah melonjak sekitar 20% dari 5.000 pada akhir tahun 2014 menjadi sekitar 6.000 sekarang ini.

Jadi jangan mau dibohongi oleh politisi yang merasa pintar atau berkedok ekonom.

Dede Budhyarto: Kami Akan Mengecam Keras Jokowi Jika Ada Kompromi Politik untuk Kasus Hukum Rizieq

Penurunan nilai tukar Rupiah mempunyai dua sisi pengaruh.

Bisa menguntungkan ekspor karena Rupiah yang diterima lebih banyak.
Tapi bisa merugikan karena barang2 impor atau yang mempunyai komponen impor jadi naik.

Saya ingat benar, ketika terjadi krisis ekonomi 1998 yg membuat orang kota menderita & banyak kehilangan pekerjaan, rakyat di desa bersorak gembira.

Harga sawit, karet, kopi&komodiri ekspor lain naik selangit.

Jgn lupa krisis ekonomi merupakan awal kebangkitan ekonomi pedesaan.

Jadi isu TKA, penurunan nilai tukar Rupiah dan IHSG hanyalah isu yang di-buat2 utk menurunkan elektabilitas Jokowi yg makin melonjak.

Takut Gak Nyambung, Bukan Rizal Ramli, Rustam Ibrahim Sebut 2 Orang Ini Cocok Debat vs Sri Mulyani

Mereka lupa bahwa Indonesia punya Menteri Keuangan terbaik di dunia dan Presiden yg sangat populis, penuh komitmen dan dedikasi untuk rakyatnya.

Waspada terhadap penurunan nilai tukar Rupiah dan IHSG sudah seharusnya.

Tapi jangan gunakan isu itu untuk menakuti-nakuti rakyat bahwa ekonomi dalam bahaya.

Padahal indikator2 ekonomi lain sangat banyak menunjukkan hal yang positif.

Nilai tukar Rupiah dimasa SBY juga mengalami penurunan dari Rp 9.000 per 1 US $ pada tahun 2004 menjadi Rp 12.000 pada tahun 2014.

Toh ekonomi Indonesia baik2 saja sampai sekarang, bahkan kesejahteraan rakyat terus meningkat," tulis Rustam Ibrahim. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Jawaban Yusril Saat Ditanya Menaker Hanif Dhakiri, Apa Saat Abang Menteri Gak Ada TKA di Indonesia?

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rustam IbrahimIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG)Tenaga kerja asingTwitterBisnis
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved