Breaking News:

Kritik Rocky Gerung, Akhmad Sahal: Ia Menjadikan Senjata untuk Menyerang Politisi

Akhmad Sahal menanggapi ucapan Rocky Gerung soal kitab suci adalah fiksi. Akhmad Sahal menyebut abhwa Rocky menggunakan itu untuk menyerang politisi.

Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
kolase/tribunwow
Akhmad Sahal dan Rocky Gerung 

TRIBUNWOW.COM - Aktivis Akhmad Sahal menanggapi ucapan Rocky Gerung soal kitab suci adalah fiksi.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @sahaL_AS, cuitan itu ia sebarkan, Rabu (11/4/2018).

Sebelumnya, acara Indonesia Lawyers Club tvOne yang disiarkan pada Selasa (10/4/2018), berdiskusi dengan tema "Jokowi Prabowo Berbalas Pantun".

Rocky Gerung membahas tentang sebuah fiksi.

"Saya mulai pelan-pelan buat nyari cara, asal usul dari masalah ini adalah fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena saat kita sebut kata fiksi dikepala kiita adalah fiktif, fiction itu adalah kata benda selalu ada pengertian literatur di dalam kata fiksi, karena diucapakan di sebuah forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk," ujarnya.

Bahas Peta Politik, Denny Siregar: Gerindra Tengah Terbelah, PKS Memanfaatkan

"Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi, dan kita hidup di dunia fiksi yang lebih banyak daripada di dunia realitas, fiksi lawannya realitas bukan fakta," ujarnya.

"Fiksi lawannya realtias bukan fakta, jadi kalau anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi anda tidak memperbolehakn anak anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk," ujarnya.

Setelah itu, dosen Filsafat UI itu mempertanyakan soal kitab suci.

"Kitab suci itu fiksi bukan? siapa yang berani jawab,"kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai,belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi," ujar Rocky.

Jadi ada fungsi dari fiksi utnuk mengaktifkan imajinasi untuk menuntun kita berpikir untuk lebih imajinatif, sekarang kata itu dibully oleh politisi.

Kemudian, ada yang mempertanyakan soal fiksi yang dapat menjadi tumpuan prediksi.

Soal Ucapan Rocky Gerung, Juli Antoni: Dia Itu Sofis yang Memutar Balikan Fakta Berisi Konsep Kosong

"Lebih dari itu, bahkan bukan untuk prediksi bahkan untuk destinasi, anda percaya pada fiksi dan anda dituntun oleh kepercayaan itu, bisa tiba, nggak bisa tiba, itu fungsi kitab suci, anda percaya kita suci, mengapa anda abaikan sifat fiksional dalam kita suci, kan itu belum faktual dan belum terjadi, dan anda dituntun oleh dalil dalil kita suci bukan secara prediksi, saya akan terangkan itu supaya kita punya stok argumentasi sebelum disesatkan oleh pembullyan politik, maka saya pastikan fiksi itu baik, yang buruk itu fiktif, bisa bedain ngak, itu diada-adain, kalau saya bilang kitab suci itu fiktif, besok saya dipenjara itu, kalau saya bilang itu fiksi, karena saya berharap terhadap eskatologi dari kitab suci," ujarnya.

"Kenapa anda takut kata fiksi itu diucapkan untuk kitab suci, karena kata fiksi itu dibebani sebagai kebohongan, seolah fiksi itu bohong, 

"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," ujarnya.

Dirinya juga mengungkapkan makna telos yang dalam bahasa Yunani yang memiliki arti akhir, tujuan ataupun sasaran.

Rocky kembali menekankan bahwa fiksi adalah baik, sedangkan yang buruk adalah fiktif.

Ia lantas mengambil contoh Mahabharata dimana menurutnya Mahabharata adalah fiksi namun bukan fiktif.

Fiksi itu kreatif sama seperti orang beragama yang terus kreatif dan menunggu telosnya.

"Anda berdoa, Anda masuk dalam energi fiksional bahwa dengan itu Anda akan tiba di tempat yang indah,” ujarnya menjelaskan.

Rocky menambahkan, dalam agama, fiksi adalah keyakinan. Dalam literatur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi.

"Lantas bisakah fiksi itu disebut keyakinan, bisa di dalam agama fiksi itu adalah keyakinan, di dalam lietarur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, kimianya sama, orang berdoa dan baca novel sama, di dalam tubuh sama, jenis hormon yang diproduksi sama, jadi itu pengantar kekacauan publik yang dibuat politisi itu," ujarnya.

Kritik Rocky, Ternyata Guntur Romli Pernah Bercuit Kitab Suci: Fiksi yang Diyakini di Tahun 2010

Simak video selengkapnya:

Rupanya, pernyataan Rocky yang membahas soal kitab suci adalah fiksi itu mendapatkan tanggapan dari Akhmad Sahal.

Kemudian, Akhmad Sahal menuliskan tanggapan itu dalam 15 cuitan, berikut cuitan Akhmad Sahal:

1. Bismillahirrahmanirrahim. Berikut adalh kultwitku menanggapi pernyataan @rockygerung di ILC soal "fiksi" dan "kitab suci adalah fiksi." Secara lebih luas, saya mau jg sekalian membahas soal "RG, filsafat, dan politik."

2. Pembasahan saya akan saya bagi menjadi tiga bagian. Pertama, soal makna fiksi yg ditawarkan RG. 2. Pernyataan Rocky "Kitab suci adalah fiksi." 3. Soal RG, Filsafat, dan antipatinya thdp Jokowi.

3. Di ILC, RG menyerukan pemulihan nama baik kata "fiksi." Fiksi, mnrt RG, bermakna mengaktifkan imajinasi. "Fiksi" lawan katanya realitas, bukan fakta. Fiksi itu baik, yg buruk itu fiktif. Fiktif di mata RG = kebohongan. Tp saat ini, kata RG, fiksi dibunuh oleh politisi.

4. Benarkah? Setahuku, tak satupun kamus2 Inggris yg membenarkan klaim RG tsb. Dlm kamus Inggris, fiksi itu karya karangan/rekaan, pernyataan yg tak benar/ menipu. Dan Fiktif adalh kita sifat fiksi. Dua2nya berkonotasi khayalan yg tak sesuai realitas. Kamus KBBI jg sama.

5. Tp kalo kita merujuk kata asli fiksi dlm bhs Latin, yakni "Fictio," pemaknaan RG ttg fiksi ada benarnya. Fictio berasal dari kata fingere, yg artinya: to fashion, to form, to construct, to invent, to fabricate (Ignas Kleden, Jurnal Kalam, 1998).

6. Jadi dlm bhs aslinya, "fictio" adalah sesuatu yg dikonstruksikan, dibuat, dikreasi, tp jg bermakna dibuat-buat. Jadi RG ada benarnya ketika bilang fiksi = mengaktifkkan imajinasi. Tp itu bukan makna satu2nya fictio, krn fictio juga berarti fabrikasi, ga ada tp diada2in.

7. Kalo RG konsisten dgn arti fiksi sbg fictio, dikotominya bukan antara "Fiksi itu baik, dan fiktif itu kebohongan. Juga bukan antara fiksi versus realitas. Tp antara anggapan bahwa kenyataan itu hasil konstruksi vs sesuatu yg dianggap given, alami, terberi.

Sebut Fadli Zon Tukang Kompor, Anggota DPR RI Fraksi PDIP Jadi Sorotan

8. Dgn kerangka ini, saya bisa bilang RG ngawur dgn pernyataannya bahwa kata "fiksi" dibunuh baru2 ini aja oleh politisi. Ngawurnya di mana? Satu, pembunuhan makna fiksi yg tadinya luas menjadi identik dgn khayalan itu terjadi sejak akhir abad 19. Yg bunuh? Positivisme.

9. Dominasi Positivisme yg menganggap bahwa yg disebut fakta adalh sesuatu yg riil dan empiris pada akhirnya memosisikan "fiksi" sbg sesuatu yg melulu identik dgn khayalan, tak sesuai dgn realitas.

10. Dari situlah munculi dikotomi antara fiksi sbg khayalan vs realitas sbg sesuatu yg alami. Tp sejak pertengahan abad 20, dikotomi tsb mulai dipertanyakan. Makna Fiksi yg tadinya direduksi sbg "khayalan" diperkaya lagi maknanya, mencakup sesuatu yg dikonstrusidan dikreasi.

11. Dlm filsafat, tren perluasan makna fiksi tsb dimulai sejak fenomenologi awal abad 20, tp paling nampak muncul dlm ide sosiolog Peter Berger dlm The Social Construction of Reality. Di sini bahkan realitas pun bukan alami, tp hasil fictio, produk konstruksi sosial.

12. Dlm ilmu politik, khususnya kajian ttg nasionalisme, dikenal aliran konstruksivisme seperti Ben Anderson dan Ernest Gellner. Anderson bilang nasionalisme itu fiksi (dlm arti fictio): komunitas yg dibayangkan/ diimajinasikan.

Gerindra Resmi Deklarasikan Prabowo di Pilpres 2019, Guntur Romli: Jangan Sibuk Cuma Sablon Kaus

13. Yg ingin saya katakan, seruan RG agar fiksi dimaknai sbg pengaktifan imajinasi menarik secara keilmuan, meski itu bukan hal baru. Masalahnya, RG menjadikannya sbg "senjata" utk menyerang politisi (Jkw/ Jokower) dan menuduhnya sbg pembunuh makna kreatif fiksi.

14. Reduksi makna fiksi yg diidentikkan dgn khayalan terjadi sejak positivisme dominan di akhir abad 19. Tp bagi RG, pembunuh fiksi itu bukan positvisme, tp politisi, Jokowi, Jokower. Di sini RG terjatuh pada fiksi dlm arti fabrikasi: mengada2, ngarang.

15. Inilah mnrt saya problem utama pandangan RG ttg fiksi sbg pengaktifan imajinasi, bukan fiksi sbg khayalan. Hal yg mestinya mrpkn discourse ilmiah filosofis dipelintir RG utk nyerang Jokowi. Yg bermasalah bukan isi discourse-nya, tp penggunaannya utk tujuan politik.

(TribunWow.com/Woro Seto)

Ucapan Rocky Gerung soal Kitab Suci, Muhammad Guntur Romli Pertanyakan Sikap Karni Ilyas

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Akhmad SahalRocky GerungIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved