Mayat PRT Filipina Ditemukan di dalam Freezer, Kedua Majikan yang Menyiksanya Dihukum Gantung
Wanita 29 tahun tersebut diduga tewas disiksa bahkan dicekik oleh majikannya, lalu jasadnya disimpan di dalam freezer.
Penulis: Ekarista Rahmawati Putri
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Beberapa bulan lalu heboh berita penemuan mayat seorang PRT asal Filipina, Joanna Demafelis di rumah majikannya di Kuwait.
Wanita 29 tahun tersebut diduga tewas disiksa bahkan dicekik oleh majikannya, lalu jasadnya disimpan di dalam freezer.
Kasus tersebut memicu krisis diplomatik antara negara Timur Tengah dan Filipina.
Presiden Rodrigo Duterte bahkan berjanji membawa pulang para PRT yang disiksa di Kuwait, menurut laporan CNN.
Pemerintah Filipina bahkan menawarkan lebih dari 10.000 penerbangan pulang ke Filipina bagi para pekerja yang visanya telah overstay.
Pemerintah Filipina juga melarang para pekerja potensial untuk bekerja ke Kuwait.
• Pemuda Sepelekan Sakit Kepala yang Dialaminya, 2 Minggu Kemudian Meninggal, Kisahnya Jadi Peringatan
Namun akhirnya pasangan suami istri yang merupakan majikan Demafelis, dijatuhi hukuman gantung oleh Pengadilan Kuwait.
Berdasarkan hukum Kuwait, mereka masih dapat mengajukan banding atas hukuman mati itu.
Sebelumnya Nader Essam Assaf asal Lebanon dan istrinya Mona Hassoun asal Suriah, dilaporkan melarikan diri ke Suriah.
Assaf pun ditahan oleh otoritas Suriah lalu diserahkan kepada pihak berwenang di negara asalnya.
Sementara istrinya tetap ditahan di Damaskus menyusul pengejaran Interpol, menurut Al Jazeera.
Pasangan itu, ditangkap pada Februari dan dinyatakan bersalah pada Maret.
TribunWow melansir dari Nextshark, lebih dari 250.000 warga Filipina tinggal dan bekerja di Kuwait.
Setidaknya 60% adalah pekerja rumah tangga yang tinggal di rumah majikan mereka.
Mereka kebanyakan adalah wanita yang bekerja dan mendapatkan uang untuk keluarga mereka di Filipina.
• Lewat Unggahan Meme Kocak, Nikita Mirzani Sindir Lucinta Luna?
Demafelis hanya berbicara kepada keluarganya tiga kali setahun, dan ia berencana untuk pulang ke rumah pada tahun 2018.
Menurut pengakuan saudaranya, keluarganya kehilangan kontak pada Mei 2016,dan ia dilaporkan hilang.
Penyidik mencoba menghubungi Demafelis melalui agen Kuwait yang merekrutnya, tetapi tidak ditanggapi.
Demafelis sempat menghilang pada September 2016 dan jasadnya ditemukan pada 6 Februari 2018 di dalam sebuah lemari pendingin di sebuah apartemen yang tidak terpakai.
Karenanya, diduga jasad Demafelis telah tersimpan di sana selama lebih dari setahun. (TribunWow.com/Ekarista R.P)