Pemilu 2019
Lama Tak Ada Kabar, Abu Janda Tulis Doa yang Penuh Kontroversi
Unggahan Ustaz Abu Janda seketika menjadi bahan pembicaraan netizen. Dikabarkan sedikitnya sudah ada 500 interaksi di unggahan tersebut.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Nama Abu Janda terakhir di perbincangkan masyarakat umum ketika dirinya diundang menjadi narasumber dalam program acara Indonesia Lawyer Club (ILC) pada Desember 2017 silam.
Lama berselang, kini Abu Janda menuliskan cuitan di akun Twitter pribadinya @permadiaktivis.
Dirinya menuliskan:
"doa jumat. Ya Allah, jika Engkau takdirkan @jokowi 2 periode, Apa jadinya nasib para pembencinya?
Berikanlah mereka ketabahan & kekuatan agar tidak ada bunuh diri massal di 2019 nanti, aamiin ya Rabb #JumatBerkah"
Unggahan tersebut seketika menjadi bahan pembicaraan netizen.
Dikabarkan sedikitnya sudah ada 500 interaksi di unggahan tersebut.
BACA Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 2018, Bagaimana dengan Menag Lukman Hakim?
Dikabarkan sebelumnya, masyarakat banyak membuat meme terkait pernyataan Abu Janda di program acara tersebut.
Ustaz Felix Siauw menyanggah pernyataan Permadi Arya atau Abu Janda tentang bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang ditunjukkan dalam potret berkibar ketika Reuni Akbar 212 digelar di Monumen Nasional (Monas).
Dari acara yang dimoderatori oleh Karni Ilyas, Permadi Arya yang juga sering disebut Abu Janda menyebut bendera Hizbut Tahrir telah mencoreng dan mengancam keutuhan NKRI serta Pancasila.
Selain itu, menjadi simbol kedigdayaan anggota Hizbut Tahrir lantaran organisasi masyarakat (ormas) tersebut telah dibubarkan paksa oleh Presiden Joko Widodo lewat Perppu No 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan beberapa waktu lalu.
"Bendera Hizbut Tahrir di bentang, dikibar, dan di arak-arak di acara tersebut. Menurut saya hal ini merupakan bentuk pembangkangan hukum di Indonesia. Lebih parahnya lagi, bendera tersebut ditaruh di atas bendera merah putih milik Indonesia" ujar Abu Janda.
"Ini penistaan simbol negara, aparat kemana?", tambahnya.
Kalimat Abu Janda pun semakin berapi-api ketika tepuk tangan bergemuruh menyertai pernyataannya lagi soal bendera Indonesia yang dikibarkan di bawah bendera yang menurutnya adalah bendera HTI.