Sentil Jokowi, Addie MS hingga Sri Mulyani, Gerindra Berikan Data soal Utang: Jangan Terlena
Catatan penting yang disampaikan oleh Partai Gerindra terkait utang luar negeri Indonesia: menjadi beban rakyat dalam jangka panjang.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra menyampaikan sebuah catatan yang mereka anggap penting terkait utang luar negeri Indonesia.
Dilansir TribunWow.com dari akun Twitter Gerindra yang diunggah pada Selasa (20/3/2018), menurut mereka, utang negara yang semakin melonjak jutsru akan membebani rakyat.
Partai Gerindra pun membeberkan sejumlah data dan analisis terkait apa yang mereka sampaikan, seperti berikut ini.
@Gerindra: Rakyat Indonesia dikejutkan dengan besarnya utang Pemerintah yang mencapai Rp4.034,8 triliun per Februari 2018.
Meski tim ekonomi @jokowi tenang-tenang saja, partai Gerindra memiliki sejumlah catatan. penting.
@Gerindra: Anggota @DPR_RI partai Gerindra @HeriGunawan88 menyampaikan, ULN Indonesia pada akhir triwulan IV-2017 mencapai US$352,2 miliar, atau tumbuh 10,1% year on year.
VIRAL! Perjalanan Zaini Misrin, TKI yang Dipancung di Arab Tanpa Konfirmasi ke RI hingga Reaksi Ketua MPR
Dengan asumsi kurs Rp13.500 per US$, maka utang tersebut setara dengan Rp 4.752 triliun.
Cukup besar kan.
@Gerindra: Lalu apa dampaknya bagi perekonomian nasional dan anggaran (APBN)?
Para menteri bidang ekonomi Kabinet Kerja @jokowi boleh saja menyebut efeknya kecil. @KemenkeuRI
@Gerindra: Patut kita sadarii, jika dilihat lebih jauh, peningkatan utang luar negeri (ULN) tersebut didorong oleh kenaikan utang publik yakni pemerintah dan bank sentral sebesar 14% (yoy) dari 2016 menjadi US$180,662 miliar.
@Gerindra: Sementara utang swasta, atau korporasi, baik bank maupun non-bank, hanya naik 6% menjadi US$171,62 miliar.
Kenaikan utang ini, tidak lepas dari kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur yang 'kejar tayang'.
Baca berita ini: Fadli Zon Unggah Foto Tante Prabowo yang Berulang Tahun, Kesimpulan Fahri Hamzah Jadi Sorotan
@Gerindra: Kenaikan utang tersebut, sudah pasti berdampak pada perekonomian nasional, dan lambat laun tentunya akan mengganggu daya dukung APBN. @KemenkeuRI
@Gerindra: Utang sudah pasti menjadi beban APBN.
Lebih-lebih setelah berakhirnya Program Pengampunan Pajak dan realisasi pendapatan pajak yang masih terus melenceng dari target.
Pemerintah rasanya akan makin sulit merealisasikan Penerimaan Negara yang lebih baik. @jokowi @KemenkeuRI
HEBOH! Bela Jokowi soal Amien Rais, Tsamara Amany Adu Argumen dengan Faldo Maldini: Ahok Juga Menolak
@Gerindra: Di sisi lain, beban jatuh tempo pembayaran utang makin besar.
Lebih-lebih utang tersebut didominasi ULN berjangka panjang.
Tahun ini, beban cicilan utang diperkirakan mencapai Rp 390 triliun.
Tahun depan, diperkirakan naik lagi di kisaran Rp 420 triliun.
@Gerindra: Apakah ini tidak membani APBN @jokowi @KemenkeuRI !?
Ya, jelas memengaruhi! Belum lagi, gap antara realisasi pendapatan dan belanja, sejauh ini masih belum bisa dipecahkan.
@Gerindra: Partai Gerindra di @DPR_RI melalui @HeriGunawan88 sudah berkali-kali mengingatkan mengatakan bahwa @jokowi tidak boleh terlena dengan rasio utang yang disebut-sebut masih aman itu.
Baca: Ridwan Kamil Buka Kaca Mata, Seorang Anak Langsung Berteriak
Kalau dilihat dari trennya, rasio utang terus mengalami kenaikan.
@Gerindra: Tahun 2014, rasio utang sebesar 24,7%, naik tajam pada 2015 menjadi 27,4%.
Kemudian mendaki lagi menjadi 27,9% pada 2016.
Setahun berikutnya naik menjadi 28,2%.
Tahun ini, rasio utang diperkirakan merangkak naik di angka 29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). @KemenkeuRI
@Gerindra: Untuk diketahui, lebih dari 80% penerimaan negara bersumber dari pajak.
Celakanya, realisasi pajak acapkali melenceng dari rencana.
Tahun 2015, realisasinya hanya Rp1.285 triliun atau ..
@Gerindra: melenceng dari target APBN-P sebesar 1.489 triliun.
Pada 2016 juga melenceng dari target APBN-P 2016 sebesar Rp1.539,2 triliun.
POPULER! Jawaban Pemandu Mahfud MD Selama di Taiwan soal Enaknya Hidup di Indonesia Jadi Sorotan
@Gerindra: Banyak kalangan tersihir bahwa pemerintahan @jokowi jor-joran membangun infrastruktur.
Mulai jalan, waduk, kereta api, dan masih banyak lagi.
Seolah-olah, pembangunan infrastruktur menjadi harga mati.
@Gerindra: Suka atau tidak, lanjutnya, @jokowi harus mengaakui bahwa masih ada 27 juta rakyat Indonesia yang hidup miskin.
Angka ketimpangan ekonomi masih bertengger di kisaran 0,39.
Serta daya beli belum beranjak dari angka 4,9%. @KemenkeuRI
@Gerindra: Inilah yang disebut Paradoks Indonesia.
Berbangga diri dengan proyek infrastruktur ambisus, yang seolah kejar tayang di saat saudara-saudara kita masih ada yang tersisih.
@Gerindra: Di mana-mana @jokowi bicara tentang proyek infastruktur yang ambisius.
Top 5 News! Amien Rais Tuding Jokowi Lakukan Pengibulan hingga Ruhut Sitompul Soroti Demo Minta Presiden Mundur
Tensinya makin kentara di tahun poltik ini.
Mungkin hanya segelintir pihak yang sadar bahwa megahnya proyek infrastruktur dibiayai dari utang.
@Gerindra: jadi sekali lagi, partai Gerindra mengingatkan, agar Pemerintah juga sadar.
Tidak elok jika ada yang gembar-gembor infrastruktur kalau akhirnya sumbernya dari utang yang akan menjadi beban rakyat dalam jangka panjang. @jokowi. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Baca juga: Beberkan Data, Fadli Zon Sebut Pernyataan Basa-basi Jokowi soal Australia-ASEAN Perlu Dipertanyakan