Kakinya Normal namun Bertingkah Seperti Penyandang Difabel, Wanita Ini Juga Minta Dilumpuhkan Dokter
Chloe Jennings-White, wanita berusia 58 tahun ini memiliki keinginan yang benar-benar aneh, ia ingin hidup seperti orang penyandang difabel.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Chloe Jennings-White, wanita berusia 58 tahun ini memiliki keinginan yang benar-benar aneh, ia ingin hidup seperti orang penyandang difabel.
Dilansir TribunWow.com dari Elite Readers pada Selasa (6/3/2018), diketahui ia memiliki fungsi kaki yang normal.
Dia bisa berjalan dan bahkan bermain ski, tapi dia ingin kehilangan kakinya.
Jennings-White memiliki Body Integrity Identity Disorder atau BIID.
Kelainan inilah yang membuat ia sulit menerima satu atau lebih bagian tubuhnya.
Meski ia memiliki kaki yang normal, ia bersikeras menggunakan kursi roda.
BACA: Aksi Jennifer Bachdim Bermain Sepak Bola Bersama Irfan Bachdim
Apa yang ia alami begitu sedemikian rupa sehingga dia bersedia membayar ahli bedah untuk melumpuhkannya dari pinggang hingga ke mata kaki.

Hingga pada akhirnya ia benar-benar menemui seorang dokter yang bersedia melakukannya.
Namun, karena biaya yang sebesar 16 ribu Pound Sterling atau sekitar Rp 300 juta, ia kemudian mengurungkan niatnya.
"Saya mungkin tidak akan mampu membayarnya, tapi saya tahu, saya tidak akan menyesal bila benar melakukannya," kata Jennings-White kepada Daily Mail.
"Sesuatu di otakku mengatakan bahwa kakiku seharusnya tidak bekerja. Ada sensasi tersendiri dan hanya terus merasa bersalah," tambahnya.

Orang yang tidak mengerti kondisinya akan bereaksi negatif terhadap keinginannya.
Dengan begitu banyak penyandang difabel di dunia yang berharap bisa hidup normal, Jennings-White mendapatkan banyak serangan yang menyebutnya tidak tahu terima kasih pada tubuhnya.
Ia telah menerima banyak ancaman, penghinaan, dan pelecehan dari orang lain.
Jennings-White sangat ingin kehilangan kedua kakinya, sehingga dia sengaja menyakiti dirinya sendiri beberapa kali.
Saat berusia sembilan tahun, ia mengendarai sepedanya dan jatuh dari panggung setinggi empat kaki di Hampstead Health di London Utara. Saat itu, ia jatuh dalam posisi leher mendarat terlebih dahulu.
Ia juga mengaku bahwa dia bermain ski karena merasa mendebarkan bahwa ia mungkin mengalami kecelakaan dan lumpuh.

"Saya bermain ski dengan sangat cepat dan berusaha melaju paling berbahaya. Melakukan aktivitas apapun membuat saya menjadi lumpu memberi saya rasa lega karena kegelisahaan yang disebabkan oleh BIID," jelasnya.
"Teman dan keluarga saya bisa sedikit khawatir saat saya bermain ski, karena mereka tahu saya bermain sangat agresif dan mereka tahu di balik pikiran saya, saya benar-benar ingin lumpuh," tambahnya.
Dia akhrinya mengalami kecelakaan ski dan kini ia sedang meneliti dan bertemu dengan komunitas orang-orang yang memiliki kelainan yang sama sepertinya.
"Sangat melegakan. Saya bukan orang aneh, ternyata ada ratusan orang lain seperti saya," katanya.
Jennings-White kemudian mencari bantuan psikiater bernama Dokter Mark Malan untuk merawat kondisinya.

"Pertanyaan yang sering saya tanyakan adalah, apakah lebih baik seseorang berpura-pura menggunakan kursi roda atau bunuh diri?" ungkap Jennings-White.
"Salah satu kemungkinannya adalah melakukan semacam pemblokiran saraf sehingga anggota badan itu sebenarnya tidak dapat digunakan untuk jangka waktu tertentu, untuk membiarkan pasien menguji kenyataan bawah cacat fisik sementara," tambahnya.
Karena hal tersebut akan memberi kesempatan kepada penderita BIID untuk mengubah pikiranmereka jika mereka menginginkannya.
VIRAL: Foto Mesra dengan Mikha Tambayong, Tangan Daniel Wenas Jadi Sorotan
Simak video kisah Jennings-White selengkapnya di sini!
Tonton juga YouTube Official TribunWow.com:
(*)