Breaking News:

Pilpres 2019

"Kalau Jokowi Berpasangan dengan Gatot Semua Akan Kena Stroke Politik"

"Kalau Gatot bermimpi menjadi capres berbahaya. Itu pintu masuk ditunggangi kelompok radikal. Memanfaatkan arena Pilpres," tutur Faisal.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (kanan) saat geladi bersih HUT Ke-70 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (3/10/2015). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpeluang maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Kedekatannya dengan tokoh-tokoh agama Islam dan ormas Islam dapat menjadi keuntungan.

Namun untuk Pilpres 2019, Aktivis Progress 98, Faizal Assegaf, menyarankan agar Gatot memilih maju sebagai calon wakil presiden.

Sebab, apabila maju sebagai capres, maka akan rentan dimanfaatkan.

"Kalau Gatot bermimpi menjadi capres berbahaya. Itu pintu masuk ditunggangi kelompok radikal. Memanfaatkan arena Pilpres," tutur Faisal, dalam diskusi bertema 2019, Jokowi Dengan Siapa Di Mata Aktivis?, Sabtu (3/3/2018).

Populer: Tersebar Foto Masa Muda Gatot Nurmantyo, Om Gatot dulu Anak Metal Juga to . . .

Untuk cawapres, kata dia, Gatot berpeluang mendampingi Joko Widodo yang akan maju di Pilpres 2019.

Gatot dinilai mempunyai sejumlah syarat melengkapi Jokowi.

Pendiri Presidium Alumni 212 itu melihat, Gatot berpotensi menjadi cawapres karena yang bersangkutan dikenal sebagai representasi dari TNI yang dianggap memiliki jiwa nasionalisme.

"Kalau dicari pendamping Jokowi representasi islam-TNI, Gatot (Nurmantyo,-red). Mudah-mudahan kalau Jokowi berpasangan dengan Gatot semua akan kena stroke politik," kata dia.

Menurut dia, Jokowi perlu didampingi cawapres yang berkomitmen dan loyal.

Dia melihat Gatot sudah menunjukan hal itu saat memimpin prajurit TNI membantu Polri mengamankan aksi massa pada 4 November dan 2 Desember 2016.

Populer: Enggan Berspekulasi dalam Politik, Gatot Nurmantyo Tekuni Bisnis Ini, Pasarnya Tak Habis-habis

Dia menjelaskan, aksi unjuk rasa 212 mengusung gerakan super damai.

Sekitar 7 juta orang memadati lapangan Monas di Jakarta Pusat.

Di kesempatan itu, hadir Presiden Jokowi yang memanfaatkan sebagai energi melawan isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).

"Perlu wapres yang punya komitmen dan loyalitas. Memang ideal ke depan, Jokowi-Gatot," tutur Faisal.

Selain Gatot, ada nama-nama lain, seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Namun, Faisal menilai melihat rekam jejak dari keduanya belum mampu mendampingi jenderal bintang empat tersebut.

"Anies mempunyai hubungan dengan jaringan saudagar pak JK (Jusuf Kalla,-red) publik ragu. Tidak mungkin Agus (Harimurti Yudhoyono,-red) pangkat mayor. Diambil Anies dan Agus, maka pak Jokowi akan terjebak," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Faizal Assegaf: Posisi Gatot Nurmantyo Rentan Dimanfaatkan Kelompok Radikal

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Gatot NurmantyoPilpres 2019Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved