Singgung Jokowi soal MCA, Fahri Hamzah: Rezim Ini Menganggap Agama Sebagai Ancaman, Payah!
Fahri Hamzah turut angkat bicara soal penangkapan beberapa orang tersangka penyebar kebencian, Muslim Cyber Army (MCA) oleh pihak kepolisian.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah turut angkat bicara soal penangkapan beberapa orang tersangka penyebar kebencian, Muslim Cyber Army (MCA) oleh pihak kepolisian.
Pantauan TribunWow.com dari akun Instagram Fahri Hamzah yang diunggah pada Kamis (1/3/2018), Fahri Hamzah mengatakan jika rezim Jokowi payah, lantaran dinilai menganggap agama sebagai sebuah ancaman.
Diketahui, MCA merupakan sindikat penyebar kebencian yang mengunggah kebangkitan PKI, penculikan ulama, hingga pencemaran nama baik beberapa tokoh negara, termasuk presiden.
Tak hanya itu, mereka juga menyebarkan isu SARA dan hoaks.
Baca: BMKG Ingatkan Jakarta Soal Gempa Bumi Megathrust 8,7 SR
Sementara itu, Fahri Hamzah menganggap jika tak bijak memakai istilah Muslim Cyber Army.
Hal tersebut lantaran terdapat nama muslim.
Menurutnya, dalam kasus ini, cukup mempidanakan mereka, tanpa harus menyeret nama Islam.
Ia juga menyinggung Presiden Jokowi, yang dianggapnya terlalu sibuk memperbaiki nama.
Fahri Hamzah lantas mengungkit soal kasus HRS yang disebut tidak sanggup diselesaikan oleh Jokowi.
Dengan mengunggah dirinya yang mengenakan kacamata dan berada salam kobaran api, berikut postingan Fahri Hamzah.
"REZIM INI MENGANGGAP AGAMA SEBAGAI ANCAMAN. PAYAH!!
Tidak bijak anda memakai istilah Muslim Cyber Army...sebab nama Muslim yg menempel pada orang2 di dunia maya ini umum sifatnya.
Usul saya: proses aja pidananya sesuai hukum...tapi menyeret nama Islam seperti dalam kasus War On Terror USA itu bikin dunia hancur
Polisi sering tidak sensitif melihat dinamika masyarakat.
Baca ini: Diberi Sederet Pujian oleh Mahfud MD, Begini Reaksi Menteri Susi
Terutama dinamika media sosial.
Ada yang nakal sedikit sekali ya itulah kurva normal dalam masyarakat maka itu harusnya diisolasi.
Jangan memancing yang banyak, akhirnya bikin orang salah paham dan marah.
Kenapa pengelola Polkam di negeri ini tidak belajar dari masa lalu?
Apa sih yang bikin jutaan orang turun ke jalan? Kenapa membiarkan eskalasi kekecewaan?
Belajar dong dan jangan terus-menerus menganggap kalau sudah menangkap, semua masalah selesai
Dalam kasus Saracen, MCA, dkk itu kenapa yang dipancing identitas agamanya hanya kelompok yang memakai nama “Islam” dan “Muslim” atau yang memakai simbol itu?
Kenapa pretensinya kepada konsep “Jamaah Islamiyah”? Apakah Polri memakai teori teroris dalam memantau socmed?
Pak @jokowi sibuk memperbaiki nama dengan membebaskan ABB segala dan dikasi berobat setelah lama kezaliman kepada orang tua itu diabaikan bertahun2.
Baca ini: Rekam Jejak Kepala BNN Baru, Heru Winarko hingga Permintaan Jokowi Padanya
Tetapi dibawah, kepada kelompok agama, (intimidasi) terus direproduksi oleh aparat negara.
Ini kan jadinya sia-sia saja.
Pemerintah sekarang ini gak tahu cara bikin tenang orang Islam, pasti juga gak akan bIkin tenang yang lain.
Sebab kalau orang Islam gelisah pasti semua gelisah.
Satu sisi ingin obral tapi di bawah jual mahal. Ya gak selesai-selesai sampai pemilu.
Urus HRS aja pak Jokowi gak sanggup
Kita pengen bantu tapi motif kita sudah beda sih.
Ada yang memandang Islam dengan frame melawan teroris, warisan pemerintahan Bush.
Kita sendiri bangsa Indonesia banyak yang tidak berani percaya kepada diri sendiri.
Baca: Usai Kalahkan Sandiaga Uno dalam Lomba Renang Danau Sunter, Menteri Susi dapat Piagam MURI
Agama dianggap beban. Beragama dianggap ancaman. Payah!
Tapi itu kebodohan yang berbahaya. Sampai orang harus menghafal “Pancasila” dan “Cinta Tanah Air” dalam ibadah suapaya pemerintah menerima.
Ini sih sudah gila!!," tulisnya.
Diberitakan sebelumnya, setelah menangkap beberapa orang tersangka, Bareskrim Polri kembali berhasil meringkus satu orang lagi terkait sindikat MCA.
Berikut konfirmasi Bareskrim Polri.
@BareskrimPolri: 6 orang pelaku ditahan terkait penyebaran isu provokatif & ujaran kebencian yang tergabung dalam Muslim Cyber Army (MCA).
Kelompok ini juga menyebarkan berita hoax soal penyerangan ulama.
melempar isu yg provokatif di media sosial seperti isu kebangkitan PKI, penculikan ulama.
Viral! Pria Tertawa dan Angkat Tangan Usai Aniaya Orang yang Diduga Gila di Pinggir Jalan, Videonya Viral
@BareskrimPolri: Tersangka MCA yang ditangkap, yaitu ML di Tanjung Priok, RSD di Pangkal Pinang, RS di Bali, Yus di Sumedang, dan RC di Palu.
The Family MCA .
@BareskrimPolri: Polri akan mengejar siapapun yang terlibat dalam penyebar ujaran kebencian, SARA, dan Hoax oleh kelompok kelompok tertentu
Dan menjelang tahun politik, kami siap mengejar siapapun yang ada di dibalik penyebaran ujaran kebencian dan beritan Hoax belakangan ini. #stopHoax
@BareskrimPolri: The Family MCA rutin melakukan unggahan tentang penghinaan agama.
Ada 15 isu lain yang bohong dan disebarkan.
Bareskrim siber masih mendalami kasus mereka termasuk siapakah penggerak mereka, tujuan, serta darimana aliran dana yang mereka dapat.
Viral! Rebutan Lift, Sekelompok Pekerja Indonesia dan Bangladesh Bentrok di Malaysia, Videonya Viral
@BareskrimPolri: Tersangka pelaku lainnya yakni
ML (39) seorang karyawan yang ditangkap di Jakarta,
RS (38) seorang karyawan yang ditangkap di Bali,
RC yang ditangkap di Palu,
Yus yang ditangkap di Sumedang dan Dosen UII,
TAW (40) yang ditangkap di Yogyakarta.
@BareskrimPolri: #PolresTasikmalaya
Berhasil menangkap satu lagi pelaku penyebar Hoax dan ujaran kebencian, Fuad Sidiq, yang tergabung dalam jaringan Muslim Cyber Army (MCA).
Ditangkap pada Rabu (28/2) sekitar pukul 18.30 WIB.
diciduk di Desa Cidadali, Kabupaten Tasikmalaya. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)