Wanita 92 Tahun Tinggal Sendirian di Gunung & Bikin Peti Mati Sendiri, Kisah Hidupnya Menyedihkan
Meski ia memiliki lima orang anak, namun wanita itu melakukan segala hal sendiri, mulai dari mengumpulkan kayu api dan memasak makanan.
Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Wanita berusia 92 tahun tinggal sendirian di rumah tua di gunung.
Meski ia memiliki lima orang anak, namun wanita itu melakukan segala hal sendiri, mulai dari mengumpulkan kayu api dan memasak makanan.
Dilansir TribunWow.com dari en.goodtimes.my, rumah yang ia tinggali juga dalam kondisi buruk.
Rumah kayu itu hampir tidak memiliki dinding yang kokoh dan semua jendela tidak memiliki tirai.
Orang bisa membayangkan betapa dinginnya saat ada angin kencang.
Suatu ketika, seorang wartawan menemukan tempat tinggalnya dan mewawancarainya.
Wanita itu mengaku juga membuat peti matinya sendiri.
"Saya adalah seorang wanita tua. Saya sudah 92 tahun. Saat ini, saya membuat peti matiku sendiri. Aku mengumpulkan kayu dari hutan di gunung." kata wanita tua.
Wanita itu lantas menceritakan kisah hidupnya kepada sang wartawan.
Wanita itu mengaku memiliki tiga orang putra dan dua orang putri yang mungkin berusia 50 dan 60 tahun.
Dia mengatakan jika semua anak-anaknya masih sehat dan kuat.
Sayangnya, mereka tidak ada yang mau tinggal bersama wanita tua itu.
Wartawan juga dilarang masuk ke rumahnya.
"Jangan. Jangan melangkah masuk. Rumahku tidak lagi kokoh seperti dulu. Sudah tua." katanya.
Namun akhirnya si wartawan diijinkan untuk melihat ke dalam rumahnya.
Saat si wartawna masuk ke rumahnya, dia menyadari jika rumah wanita tersebut sudah rusak.
Rumah itu berhasil berdiri karena beberapa tumpukan bambu dan menunjak struktur bangunan.
Wanita tua mengaku ada beberapa orang baik hati mengunjunginya dan memberinya sejumlah uang.
Di dalam rumah terlihat lantai kayu, selimut dan tumpukan pakaian yang digunakan sebagai bantal.
Ada pula panci yang merupakan satu-satunya alat masak yang ada di rumahnya.
Meski hidup sulit namun wanita itu tetap masih bisa tersenyum.
Meski nasi yang ia punya sudah dingin, namun tak pernah membuanganya.
Wanita itu mengatakan jika anak sulungnya bekerja di sebuah tambang batu bara, putra kedua ikut istrinya dan tinggal bersama mertua.
Namun ia tak mengetahui keberadaan anak ketiganya.
Sementara kedua putrinya telah lama menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing.
Wanita itu tidak ingin merepotkan dan meninggalkan masalah kepada anak-anaknya atau orang lain.
Alhasil, ia membangun peti matinya sendiri. (*)