Pesan Terakhir 4 Korban Tewas di Tanjakan Emen yang Diungkapkan Orang Terdekat
Sebelum menjadi korban dalam tragedi maut di Tanjakan Emen, Subang Jawa Barat, ada empat korban tewas yang sempat meninggalkan pesan terakhir kepada..
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Sebelum menjadi korban dalam tragedi maut di Tanjakan Emen, Subang Jawa Barat, ada empat korban tewas yang sempat meninggalkan pesan terakhir kepada orang terdekatnya.
Terhitung korban tewas dalam kecelakaan tersebut sebanyak 27 orang.
26 korban diantaranya adalah anggota PKK Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Sementara satu orang lainnya adalah pengendara motor asal Kota Karawang.
Dilansir Tribunwow.com dari TribunStyle.com, berikut pesan terakhir 4 korban tewas di tanjakan Emen yang diungkap oleh orang-orang terdekatnya:
1. Berpesan untuk Menitipkan Anaknya
Sebelum kejadian nahas menimpanya, Sri Martini sempat mengirim pesan singkat melalui WhatsApp kepada teman terdekatnya, Novi.
Sri Martini menitipkan anaknya, Bagus kepada Novi.
Novi mengatakan hal itu sudah menjadi kebiasaan lantaran rumah mereka berdekatan.
BACA 4 Fakta Pelaku Penyerangan di Gereja Lidwina Sleman, Status Mahasiswa hingga Menikah dengan Bidadari
2. Firasat Tidak Enak Sebelum Menjadi Korban
Salah satu korban dalam insiden itu adalah Budiyanuati, alias Yanu.
Yuyun, adik Yanu, mengatakan jika kakaknya itu sempat ragu untuk ikut wisata ke Bandung.
Keraguan itu muncul lantaran kaki Yanu mendadak sakit beberapa hari sebelum keberangkatan.
Padahal selama ini adiknya mengatakan jika Yanu tidak pernah mengalami sakit di bagian kakinya.
Namun, pada akhirnya Yanu tetap berangkat karena enggan melewatkan kesempatan berwisata
3. Tiba-tiba Tangannya Dingin Tanpa Sebab
Dua hari sebelum insiden maut, Khodijah dan Muliyamah yang menjadi korban tewas itu bertemu untuk membuat foto profil lomba Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Tangerang.
Muliyamah mengatakan kepada Khodijah jika dirinya meraskan tangannya dingin tanpa sebab.
"Iya waktu itu dia bilang ke saya, tangan saya kok dingin ya, dia bilang juga ngerasa enggak enak," jelas Khodijah
Lihat juga video Detik-detik Gereja St Lidwina Sleman Diserang, Pemuda 22 Tahun Aniaya Romo dan Jemaat
4. Mencari Ridlo Allah
Seorang korban bernama Oktika Trisnawati yang sering dipanggil Tika, pernah mengunggah status di Facebooknya.
Status di facebooknya memiliki makna yang sangat dalam.
"Keadaan perempuan paling dekat dengan keredhoan Allah ta'ala adalah ketika mereka berada di dalam rumahnya jauh dari pandangan lelaki"
Tika juga mengunggah foto profilnya dengan menggunakan jilbab warna ungu muda juga jam tangan hitam.
Tika memilih untuk tidak menghadap ke kamera dan memandang arah lain.

Dikabarkan sebelumnya, terdapat kabar duka yang berasal dari Subang, Jawa Barat.
Pasalnya, terdapat kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata yang terjadi di kawasan Tanjakan Emen, Jalan Raya Bandung- Subang, Kampung Cicenang, Ciater Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2018) pukul 17.00 WIB.
Terhitung korban tewas dalam kecelakaan tersebut sebanyak 27 orang.
26 korban diantaranya adalah anggota PKK Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Sementara satu orang lainnya adalah pengendara motor asal Kota Karawang.
Bus yang memiliki plat F 7959 AA ini terbalik ketika sedang menuruni jalan dan menabrak sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi T 4382 H.
BACA Dukung Jokowi dan Menyarankan Agar Dirinya Tak Maju dalam Pilpres 2019, Begini Reaksi Fahri Hamzah
Lambaian Tangan
Juju, seorang warga Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel) Banten memiliki memori yang sulit ia lupakan.
Juju melihat bus yang ditumpangi teman-temannya melaju di hadapannya sembari melambaikan tangan.
"Semua di bus satu itu dada-dada karena memang jalan duluan. Itu yang membekas banget buat saya," cerita Juju.
Namun ia baru sadar jika lambaian temannya itu bermaksud untuk meminta pertolongan.
"Awalnya saya enggak tahu kalau itu bus rombongan, tapi begitu ada yang melambaikan tangan, saya tahu itu teman-teman saya karena pakai seragam hitam oranye," ujar Juju.
Saat itu Juju sedang berada di dalam bus tiga yang hanya berjarak sekitar 2 menit dari bus satu yang mengalami kecelakaan. (*)