Ayahnya Dipenjara karena Mengakibatkan Kematian Adiknya, Anak Ini Malah Minta Hakim Membebaskannya!
Dua orang bocah perempuan tulis surat permohonan agar ayahnya dibebaskan dari penjara.
Penulis: Claudia Noventa
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Dua orang bocah perempuan tulis surat permohonan agar ayahnya dibebaskan dari penjara.
Chizoro, seorang dokter spesialis yang biasa menangani masalah kecanduan, kini dihukuman 4 tahun penjara.
Dirinya dihukum karena kelalaian dalam mengemudi yang menyebabkan putrinya, Little Olivia Edohasim, yang berumur 9 tahun meninggal pada Mei 2016 lalu.
Kejadian itu bermula saat, Chizoro mengantar dua putrinya, Olivia dan Eva yang saat itu berumur 11 tahun untuk berangkat ke tempat les Matematika.
Baca: Dikira BAB, Ternyata Seorang Wanita Melahirkan di Dekat Tong Sampah dan Langsung Membuang Bayinya!
Namun di perjalanan, mereka mengalami sebuah kecelakaan mobil yang parah.
Dokter 47 tahun itu mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata dan terlambat menginjak rem ketika lampu lalu lintas menyala merah.
Dirinya kehilangan kendali hingga mobil menabrak sebuah dinding dengan keras.
Kecelakaan itu menyebabkan Olivia yang duduk di kursi belakang tewas.
Sementara Eva harus menjalani operasi pada perutnya dan dirawat selama satu bulan di rumah sakit.
Kecelakaan maut itu kini membuat Chizoro harus berada di penjara.
Padahal, pria 47 tahun itu juga terluka dalam kecelakan dan harus menjalani operasi karena kedua kakinya terluka parah hingga kini ia hanya bisa berada di kursi roda.

Kini, setelah hampir 2 tahun kecelakaan berlalu, Eva yang telah berumur 13 tahun dengan adiknya, Serena yang berumur 9 tahun menulis sebuah surat permohonan.
Permohonan itu ditujukan pada hakim untuk membebaskan ayah mereka dari penjara.
"Kami masih mencoba menerima kepergian saudara kami, aku, ayahku secara fisik dan emosional trauma, dan seluruh keluarga kami juga trauma secara emosional," tulis Eva.
Sementara Serena yang tak terlibat dalam kecelakaan tersebut juga menulis, "tolong, tolong, lepaskan ayah kami."

Istri Chizoro, Bethel Edohasim, juga mengungkapkan hal yang sama dan meminta keadilan untuk suaminya.
"Rasa sakit kami bertambah buruk sepuluh kali lipat karena keputusan ini," ungkapnya seperti dikutip dari Metro.co.uk, Minggu (4/2/2018).
"Siapa yang harus dihukum di sini? Anak-anakku kini menderita. Anakku dan aku adalah korban di kasus ini, kami yang kehilangan, tapi pendapat kami diabaikan sepenuhnya," ujar Bethel.
"Anak kami meninggal dalam kecelakaan. Tidak ada keputusan yang bisa menghukum suamiku lebih dari dia mengukum dirinya sendiri. Dia adalah seorang pria yang terluka," lanjut ibu 42 tahun itu.
Bethel mengungkapkan awalnya dia harus membohongi Barny, panggilan akrab Chizoro, dan anak-anaknya bahwa Olivia selamat dari kecelakaan.
Dua minggu setelah kejadian tersebut Bethel baru mengatakan yang sebenarnya karena merasa mereka sudah cukup kuat untuk mendengar kabar itu.
Baca Juga: Bak Film! 3 Bulan Jelang Pernikahan Pacarnya Hilang Ingatan, Pria Ini Rela Menunggu Selama 8 Tahun
"Rasa sakit dan ngeri yang ada di mata Barny sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya," ungkap Bethel.
"Barny tiba di rumah lalu duduk di satu tempat, dia menaruh kepalanya di tangan, dan menangis berjam-jam.
Ketika seseorang menangis seperti itu, kamu tahu dia menyiksa dirinya sendiri. Aku kenal suamiku. Keluarganya adalah segalanya.
Dia adalah orang yang mengendarai mobil di mana anak perempuanku terbunuh. Rasa bersalah dan patah hati memakannya hidup-hidup. Aku tidak benci padanya.
Kami hanya percaya bahwa Tuhan peduli dengan kami semua dan gadis kecil seperti Olivia, yang memiliki hati yang baik akan berada di surga," ucapnya.
Tiga bulan setelah kecelakaan itu, Chizoro ditangkap dan tidak diperbolehkan menelpon anak-anaknya selama enam minggu.
"Aku tidak masalah dengan penyelidikan polisi, kehidupan berharga putri kami hilang dalam kecelakaan itu. Tapi siapakah yang mereka coba lindungi? Gadis-gadisku telah kehilangan saudara perempuan mereka dan sekarang kamu telah meminta ayah mereka untuk tidak pulang ke rumah selama enam minggu. Mereka menangis dan menangis," ungkap Bethel.

Kemudian, pada bulan September 2016, Chizoro didakwa dan diijinkan pulang ke rumah.
Namun pada Desember 2017, hampir setahun setelah kejadian tersebut, Chizoro kembali diadili.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tinggi Minshull Street di Manchester, Inggris, Chizoro membantah tuduhan tersebut.
Dia mengatakan rem pada mobil yang dikendarainya tidak berfungsi dan yakin itu kesalahan mekanis.
Tapi, menurut pengadilan tidak ada bukti bahwa mobil berusia dua tahun itu memiliki kesalahan.
Hakim Stuart Driver QC menemukan bukti bahwa Chizoro salah ketika ingin menginjak pedal rem dan malah menginjak pedal gas.
Meski hakim mengerti besarnya cinta Chizoro pada anak-anaknya, namun kecelakaan itu tetap dipandang sebagai kelalaian yang parah.
Hingga akhirnya Chizoro dihukum 4 tahun penjara dan larangan mengemudi selama 5 tahun.
Kini, Bethel dan anak-anaknya tetap masih berjuang untuk membebaskan Chizoro, meskipun itu menghabiskan biaya yang banyak hingga teman-temannya menggalang dana untuk membantunya berjuang.(*)