Inilah Identitas Mahasiswa UI yang Berani Acungkan Kartu Kuning ke Jokowi Beserta 3 Tuntutannya
Mahasiwa yang pada saat itu tengah berpakaian batik warna merah ini berjalan maju ke depan sembari mengacungkan sebuah buku berwarna kuning.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Pada hari ini, Jokowi dijadwalkan memberikan pidato sambutannya saat acara Dies Natalis UI ke 68 di Balairung UI, Depok, Jawa Barat.
Tidak lama usai sambutannya, secara tiba-tiba seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) membuat kegaduhan hingga dirinya diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Mahasiwa yang pada saat itu tengah berpakaian batik warna merah ini berjalan maju ke depan sembari mengacungkan sebuah buku berwarna kuning.
Akibat aksinya tersebut, dirinya lantas ditarik oleh Paspampres dan digiring oleh Paspampres ke belakang barisan tamu yang hadir.
BACA Video Detik-detik Mahasiswa UI Acungkan Kartu Kuning ke Jokowi
Lantas ia dibawa keluar oleh tiga personel Paspampres yang mengenakan jas warna hitam.
Salah seorang mahasiswa UI yang ditemui usai acara membenarkan bahwa pemuda yang diamankan tersebut merupakan mahasiswa UI.
Menurut keterangan salah satu mahasiswa lainnya, mahasiswa yang melakukan aksi tersebut merupakan Ketua BEM UI 2018 bernama Zaadit Taqwa.

Ketua BEM Universitas Indonesia Zaadit Taqwa (Tribunnews)
Sementara buku kuning yang diacungkan ke arah Presiden Jokowi, merupakan buku paduan suara keluaran UI.
"Iya itu buku paduan suara. Warnanya kuning. Maksudnya itu dia kayak kasih kartu kuning ke arah Pak Jokowi," ucap mahasiswa tersebut.
Lihat videonya di bawah ini.
Dilansir Tribuwow.com dari Tribunnews.com, akibat aksinya tersebut Zaadit Taqwa mengaku jika dirinya hanya dimintai keterangan.
Ia juga menambahkan tak ada kekerasan kepadanya.
"Tidak ada (kekerasan), cuman diminta keterangan saja, diminta identitasnya. Aksi ini dilakukan spontan, karena sebenarnya niatnya sudah ada tapi berubah-ubah rencana, menyesuaikan kondisi di dalam juga," ujar Zaadit Taqwa.
Zaadit merupakan mahasiswa jurusan Fisika di Universitas Indonesia.
Zaadit Taqwa menempuh pendidikan sekolah menengahnya di SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah.
Sementara, pendidikan SMP dia selesaikan di MTs Negeri 4 Jakarta dan pendidikan dasar di SDIT Ummul Quro, Depok.
BACA Unggahan Terakhir Guru di Madura Sebelum Tewas Dianiaya Muridnya Bikin Merinding
Alasannya
Zaadit menjelaskan, pengacungan buku panduan berwarna kuning sebagai gambaran jika Presiden mendapatkan kartu kuning.
Dirinya bermaksud memberikan peringatan agar Presiden dengan sigap dapat segera menyelesaikan permasalahan bangsa.
"Kita bawa tiga tuntutan, dan kita sudah sampaikan lewat aksi di stasiun (Universitas Indonesia)," tutur Zaadit.
BACA Video Ini Ungkap Sosok Sebenarnya Joanita Veroni Kontestan Indonesian Idol, Kocak Abis!
Tuntutan tersebut antara lain:
1. Terkait gizi buruk di Papua untuk segera diselesaikan oleh pemerintah karena lokasi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, merupakan bagian dari Indonesia.
"Kami ingin mau dipercepat penyelesaiannya karena sudah lama dan sudah banyak korban," ucapnya.
2. Plt atau penjabat gubernur yang berasal dari perwira tinggi TNI/Polri.
"Kita tidak pingin kalau misalnya kembali ke zaman orde baru, kita tidak pengen ada dwifungsi Polri, dimana Polisi aktif pegang jabatan gitu (gubernur) karena tidak sesuai dengan UU Pilkada dan UU Kepolisian," papar Zaadit.
3. Persoalan Permenristekdiktir tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa) karena dapat mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.
"Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasan lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam, makanya kita pakai buku itu, biar bisa masuk," tutur Zaadit.
"Kita tidak pingin mahasiswa dalam bergerak atau berorganisasi dan berkretasi itu dikungkang, oleh peraturan yang kemudian dibatasi ruang gerak mahasiswa," papar Zaadit. (TribunWow/Dian Naren)