Breaking News:

Meski Menyandang Tunagrahita, Bocah Pekalongan Punya Bakat Sebagai Perancang Busana, Lihat Karyanya

Putus sekolah saat kelas IV SD, Windi Setyoningsih (23), penyandang tunagrahita atau keterbelakangan mental tidak pernah putus semangat jalani hidup.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
(Kompas.com/Ari Himawan)
Windi Setyowati, penyandang tunagrahita, menunjukkan karyanya. 

TRIBUNWOW.COM - Putus sekolah saat kelas IV sekolah dasar (SD), Windi Setyoningsih (23), penyandang tunagrahita atau keterbelakangan mental, warga Dukuh Blendung, Desa Purworejo, Sragi, Kabupaten Pekalongan, tidak patah semangat. 

Sebab, Windi memiliki bakat tersembunyi, yaitu menjadi perancang busana gaun pengantin.

Saat ditemui, Senin (29/1/2018), Windi sedang serius menggambar gaun pengantin, dengan sesekali melihat suasana sekitar dengan tatapan kosong. 

Saat diajak bicara, anak pertama dari pasangan Suniti (40) dan Karsiden (40) itu menjawab pertanyaan seadanya.

Populer: Berdesain Seperti Kantong Plastik, Balenciaga Rilis Kantong Belanja Seharga Satu Unit Motor!

Saat itu Windi sedang menggambar gaun pengantin dengan motif bunga di bagian rok dan daun di bagian atasnya, dan sang pengantin pakai mahkota.

"Kalau setiap hari menggambar gaun pengantin. Suka menggambar dari berhenti sekolah karena sering diejek teman, sama tidak punya biaya," kata Windi.

Gambar-gambar yang dilukis oleh Windi hampir semuanya adalah gaun pengantin. 

Ia melukis desain baju pengantin di dalam buku gambar milik tetangganya yang peduli dengan bakat Windi.

Salah satu hasil komit Windi Setyoningsih. 
Salah satu hasil komit Windi Setyoningsih.  ((Kompas.com/Ari Himawan))

Karsiden (40), ayah Windi mengungkapkan bahwa anaknya mengalami keterbelakangan mental sejak lahir. 

Meski demikian, anaknya memiliki bakat luar biasa dan telah menciptakan ratusan gambar gaun pengantin yang didesainnya. 

Karsiden mengharapkan respon dari pemerintah dan desainer yang mau melihat karya anaknya.

"Saya juga kaget anak saya bisa menggambar sebagus itu. Saya kira tidak kalah dengan papan atas, sangat rapi," ungkap Karsiden.

Menurut dia, untuk menghabiskan waktu selain menggambar, Windi juga bisa membantu membuat ungkapan lipatan perban dari kain kasa. 

Rata-rata Windi mendapat ganti Rp 7.000 hingga Rp 10.000 per hari.

Karsiden berharap karya-karya yang sudah menahun ini bisa dilirik oleh desainer di indonesia sehingga bisa mengangkat kehidupan kedua mereka. (*)

Berita ini telah  tayang di Kompas.com dengan judul: Tidak Kalah dari Desainer Terkenal, Gadis Tunagrahita Ini Mampu Desain Baju

Sumber: Kompas.com
Tags:
Desain unikTunagrahitaPekalongan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved