Ditanya Netter Mengapa Indonesia Impor Garam? Fahri Hamzah: Karena Pikirannya Masih di Daratan
Wakil Ketua Dewan Perwakilan (DPR) Fahri Hamzah turut memberikan komentar terkait isu impor garam yang dilakukan Indonesia.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan (DPR) Fahri Hamzah turut memberikan komentar terkait isu impor garam yang dilakukan Indonesia.
Dalam video yang diunggah oleh @kawanFH pada Jumat (19/1/2018) mengatakan hal tersebut lantaran pikiran pemerintah di Indonesia masih berada pada pemikiran daratan.
Fahri Hamzah awalnya menjawab pertanyaan netter yang menanyakan mengapa impor garam.
"Mengapa Indonesia sebagai negara maritim harus impor garam?," tanya akun @Muhamad Amrul.
Fahri Hamzah kemudian menjelaskan jika hal tersebut memang ia soroti sejak lama, dan ia pun mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca: Ketua DPR Bambang Soesatyo: Target Legislasi ke Depan Lebih Realistis
"Ini salah satu kritik saya kepada pak Jokowi, begitu dulu dia pidato tentang poros maritim dan konsep negara maritim saya kaget. Karena saya menganggap ini luar biasa, ini ide yang luar biasa.
Tapi sayangnya, dia ngantor di gunung, di Bogor, dia jarang ke laut, dia kurang mengerti isu-isu kelautan kita.
Dan laut kita ini adalah 75 persen dari total luas wilayah negara Indonesia," katanya.
Menurut Fahri Hamzah, jika Jokowi ingin memfokuskan program pada kemaritiman, seharusnya ia berkantor di dekat laut.
Viral! Dinilai tak Sopan dan Melecehkan, Program Acara TV Ini Beri Permintaan Maaf Resmi ke TNI AD
"Seharusnya kalau beliau komit dengan poros kemaritiman, harusnya dia itu ngantornya di Pulau Seribu, ya kan, atau kalau mencari ibu kota baru itu jangan nyari yang daratannya banyak, seperti Kalimantan, nyarinya itu kepulauan.
Bikin ibu kota itu ya dikepulauan Maluku, Bali, Nusa Tenggara, Kepulauan Seribu lah paling dekat," ucapnya.
Menurut Fahri Hamzah konsep yang dipakai Jokowi salah.
Fahri Hamzah menyebutkan apabila hal itu membuat seolah-olah pemikiran Jokowi terkungkung dalam pengertian daratan.
Top 5 News! Perbedaan Rumah Dp 0 Persen Anies dan Rusunawa Ahok hingga Wanita Menangis Minta Turun dari Pesawat
"Jadi dia tidak memahami atau terkungkung oleh pengertian daratan," katanya.
Itulah beberapa hal yang menurut Fahri Hamzah membuat Indonesia mengimpor garam.
Unggahan tersebut mendapat beragam komentar dari warganet.
@Cacuganteng: Lu kira banyaknya garam dihitung dr garis pantai. Keliatan si fuckri pikirannya dangkal tp banyakan bacot. Garam tidak selalu dr air laut pak. Belanda itu eksportir garam terbesar di dunia. Berapa coba garis pantainya? Produksinya dr tambang garam. Bukan dr air laut.
Top 5 Lifestyle! Bocah Sering Tidur di Makam Sang Ayah hingga Balasan Seorang Anak yang Dipungut Setelah 25 Tahun
@yayak1990: Produksi garam lebih banyak pengaruhnya ke cuaca. Air laut hanya bahan bakunya saja.
Klo produksinya dg non-matahari terlalu besar biaya.
Garam industri tidak bisa disuplai oleh garam rakyat. Tingkat kemurnian kurang.
@yadiac71: Karena dewan dan pegawai pemerintah Ndak mau bikin garam sendiri.
@Bambang11624947: Ngomong doang...urus tuh program kerja DPR yg bener..biar terget terkejar..bos.
@JiniurT: Coba buat trobosan bapak jangan hanya kritik melulu.
Seperti diberitakan sebelumnya, pihak pemerintah akan memprioritaskan untuk mengimpor garam bagi kalangan industri.
Baca: Mahfud MD: Pansus Angket KPK Itu Mubazir Seperti Rumah Pasir yang Mudah Buyar Ditiup Angin
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan jika mereka memberi kemudahan kalangan industri untuk mengimpor garam.
"Garam untuk industri itu tidak boleh terganggu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2015. Kami mempermudah importasi garam untuk industri," kata Airlangga, Jumat (19/2/2018) dikutip Kompas.com.
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Jakfar Sodikin mengungkapkan bahwa impor garam dibutuhkan lantaran musim panen garam diperkirakan berlangsung pada bulan Juni 2018.
Baca berita ini: Sederet Foto Lokasi Pertambangan Bitcoin di China yang tak Disangka
Sementara kebutuhan garam hanya bisa terpenuhi hingga Februari 2018, dari 1,2 ton hasil produksi garam nasional hingga minggu pertama November 2017.
Selain itu, juga dikarenakan tidak semua industri bisa menggunakan garam rakyat. (*)
Baca juga: Fantastis! Harga Selembar Daun Pisang Ini Bikin Melongo