Niat Menyemir Rambutnya, Tak Disangka Wanita Ini Malah Alami Hal Mengerikan di Kulit Kepalanya
Namun, gadis Singapura bernama Rachele Tan ini mengalami hal tidak beruntung saat mencoba mengubah penampilannya.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Menjelang Tahun Baru Imlek, banyak orang yang ingin mengubah penampilannya sebagai sebuah bentuk perayaannya.
Namun, gadis Singapura bernama Rachele Tan ini mengalami hal tidak beruntung saat mencoba mengubah penampilannya.
Pasalnya, ia malah mengalami luka bakar akibat zat kimia di kulit kepalanya saat rambutnya disemir.

Rachele Tan menceritakan pengalamannya tersebut di Facebook untuk memeringatkan orang lain tentang pengalaman buruk dan bahayanya menyemir rambut yang salah.
Melansir dari World of Buzz pada Jumat (19/1/2018), kejadian tersebut terjadi pada 11 Januari 2018 silam saat Tan pergi ke salon karena tertarik dengan iklan yang ada di Facebook.
Ia pun menjatuhkan pilihan warna perak dan biru ombre untuk rambutnya.
BACA: Agnez Mo Tulis Caption Soal Fake Friends, Netter Sebut Nama Anggun C Sasmi! Benarkah Saling Sindir?
Dengan begitu, ia harus melewati beberapa prosedur bleaching atau pemutihan rambut agar dapat menghasilkan warna yang ia inginkan.
Saat proses bleaching inilah, stylist salon melakukan pemutihan pada rambut Tan hingga akarnya.
Kemudian ia meninggalkannya selama tiga jam tanpa mencucinya sebelum mengulanginya lagi.

Padahal diketahui, pemutih rambut mengandung zat kimia yang sangat keras dan seharusnya hanya meninggalkan rambut dalam keadaan bleaching hanya dalam waktu 40 menit saja.
Karena akan berdampak buruk apabila membiarkannya terlalu lama.
Tan harus membayar 468 Dollar Singapura atau setara dengan Rp 4 juta untuk keseluruhan paket termasuk pewarnaan, perawatan, dan potong rambut.
"Saya bertanya kepada stylist saya, kenapa tidak perlu dicuci terlebih dahulu sebelum diulangi lagi. Ia menjawab bahwa ada metode yang berbeda. Salon mengerikan ini terus mengulangi kembali lapisan demi lapisan pemutih," kata Tan.
"Setelah akhirnya mencuci dan mengoleskan pewarna perak, kulit kepala saya menjadi sangat merah dan terbakar. Namun, sang stylist mengatakan hal tersebut normal. Bahkan gadis yang berada di sebelahku juga mengeluhkan sensai terbakar dan rasanya tak tertahankan," tambahnya.
Tan pun akhirnya menyadari ada sesuatu yang sangat keliru saat ia tiba di rumah.
Tak hanya itu, ia juga merasakan kepalanya lembab.
Setelah diperiksa dengan seksama, Tan menemukan bahwa kulit kepalanya menjadi memerah dan ada nanah yang mengalirkan nanah.
Yang ternyata itu adalah luka bakar yang diakibatkan zat kimia.
Merasa tidak nyaman dan gatal, Tan pun tidak bisa menerimanya dan mendatangi dokter untuk menghentikan rasa gatalnya.
Meski ia menyukai hasil akhirnya, namun Tan sangat tidak puas dengan proses dan ia pun menghubungi salon dan mengatakan masalah ini.
Ia mengirim pesan dan mengomentari akun media sosial salon tersebut.
Namun, yang mengejutkannya, akunnya malah diblokir dan mengganti nama akun mereka.
Akhirnya, salon tersebut pun menghubungi Tan melalui WhatsApp dan meminta Tan untuk menurunkan unggahan Facebook sambil menawarkan kompensasi.

Setelah negoisasi, salon pihak salon pun memberikan Tan kompensasi sebesar 526 Dollar Singapura atau sebesar Rp 5,3 juta untuk mengganti paket warna rambutnya.
29 Dollar Singapura atau sekitar Rp 291 ribu untuk biaya periksa ke dokter dan tambahan 29 Dollar Singapura lagi untuk perawatan medis di kemudian hari.

Namun, salon itu mengakhiri peristiwa ini dengan pesan yang sedikit mengancam karena mereka membayar kompensasi kepada Tan.

Tan pun mengakhiri kisahnya dengan mengatakan bahwa ia hanya ingin meningkatkan kesadaran tentang metode bleaching yang salah dan agar pemilik bisnis bertanggung jawab atas pelanggan mereka. (*)