Ingat Kisah Bocah Rambut Beku Demi ke Sekolah? Kini Dapat Bantuan, Ini yang Dikatakan Saat Wawancara
Kisah siswa sekolah dasar di China, yang rambutnya nyaris membeku seperti es gara-gara menerjang badai demi sampai ke sekolah mendatangkan bantuan.
Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Kisah siswa sekolah dasar di China, yang rambutnya nyaris membeku seperti es gara-gara menerjang badai demi sampai ke sekolah mendatangkan bantuan.
Dilansir dari The Star, bocah bernama Wang Fuman itu menerima sumbangan sebesar 100.000 yuan atau sekitar Rp 200 juta yang dikirim ke sekolahnya.
Siswa Sekolah Dasar Zhuanshanbao di Zhaotong, provinsi Yunnan, Tiongkok itu menerima sumbangan tersebut pada hari Rabu (10/1/2018).
Foto 'Snowflake Boy', Wang Fuman menarik perhatian luas pada anak-anak dari keluarga miskin di pedesaan.
Banyak netizen yang bersimpati pada bocah laki-laki tersebut.
Baca Juga: 3 Zodiak yang Paling Pandai Bermuka Dua di Hadapan Banyak Orang, Waspadalah dengan Mereka
Wang Fuman mengatakan bahwa dia senang pergi ke sekolah.
Ia mengaku pelajaran favoritnya adalah matematika.
Ketika ditanya mengapa dia pergi ke sekolah dengan pakaian sangat minim, Wang Fuman mengaku hanya mempunyai tiga buah jaket.
"Saya memiliki tiga jaket tapi saya tidak memakai salah satunya karena semuanya kotor dan belum dicuci".
"Terlalu dingin untuk mencuci pakaian dengan tangan di musim dingin, jadi saya belum mencuci jaketnya," ujar Wang Fuman.
Wang Fuman juga mengatakan bahwa sekolahnya tidak memiliki fasilitas pemanas.
Baca Juga: Kerap Tampil Natural di Panggung Indonesian Idol, 5 Foto Ghea Indrawari Pakai Make Up Bikin Pangling
Pemerintah daerah bersama dengan relawan pun, berusaha mendistribusikan perlengkapan musim dingin ke 81 murid.
Perusahaan China Construction Third Engineering Bureau cabang Kunming menyumbangkan 144 set pakaian musim dingin dan 20 pemanas ke sekolah tersebut.
Ayah Wang Fuman ditawari pekerjaan di kampung halamannya dari perusahaan tersebut.
Secara total, sumbangan uang tunai untuk membantu Wang Fuman dan sekolahnya mencapai lebih dari 17 juta yuan atau lebih dari Rp 36,9 miliar.
Pembaca koran Straits Times Singapura menawarkan bantuan.
Ayah Wang Fuman, Wang Gangkui, mengatakan orang telah menawarkan bantuan setelah foto anaknya menjadi viral.
Namun Wang Gangkui tidak ingin Wang Fuman berpikir bahwa hal-hal baik akan mudah jatuh ke pangkuannya tanpa harus berusaha.
Wang Gangkui ingin Wang Fuman belajar keras dan mengubah takdirnya melalui usahanya sendiri.
Bagi Wang Fuman, impian terbesarnya adalah cukup berhasil di sekolah sehingga bisa belajar di Beijing.
Ketika ditanya apakah tahu bahwa dia telah menjadi terkenal, Wang Fuman mengatakan tidak.
"Kalau sudah selesai, sudah selesai, saya hanya ingin belajar dengan baik," kata Wang Fuman.

Sebelumnya, rambut Wang Fuman nyaris membeku seperti es.
Lapisan es terbentuk pada rambut dan alisnya.
Hal itu disebabkan karena tekad Wang Fuman tetap berangkat ke sekolah meski musim dingin sedang melanda negaranya.
Wang Fuman pun menjadi viral di media sosial.
Hal ini bermula saat kepala sekolah Wang Fuman yang bernama Fu Heng membagikan fotonya di media sosial.
Wang Fuman harus berjalan kaki sejauh 4,5 kilometer atau sekitar satu jam dari rumahnya menuju ke sekolah yang berada di Shaoton, Provinsi Yunnan, Tiongkok.
Saat itu, suhu udara mencapai minus 9 derajat celcius.
Baca Juga: Manfaat Bagian Putih Semangka Bikin Menaikan Gairah dan Menurunkan Berat Badan
Fu Heng mengatakan, saat hari pertama ujian, suhu udara turun dengan cepat dalam waktu satu jam.
Wang Fuman harus datang ke sekolah untuk mengikuti ujian.
Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak teman-teman sekelas Wang Fuman yang tertawa.
"Ketika sampai di kelas, dia membawa wajah lucu ke teman sekelasnya, membuat mereka tertawa," kata Fu Heng.
Wang Fuman tinggal di Ludian bersana nenek dan kakaknya.
Ibunya pergi meninggalkan keluarga sementara ayahnya bekerja di luar kota.
Selain sekolah, Wang Fuman juga membantu neneknya berkebun hingga tangannya kasar.
Wang Fuman mengaku kangen dengan sang ayah yang sudah beberapa bulan tak pulang ke rumah. (*)