Sisi Lain Masa Lalu Koes Plus, Ternyata Mereka Pernah Dijadikan Sebagai Mata-mata di Negara Tetangga
Hebat! Ternyata Koes Plus pernah dijadikan sebagai mata-mata negara Indonesia di kawasan ini.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Kabar duka datang dari industri musik tanah air.
Vokalis Koes Plus, Yon Koeswoyo meninggal dunia pada Jumat (5/1/2018) pagi.
Hal itu dibenarkan oleh Bens Leo, pengamat musik.
"Iya benar, Mas Yon meninggal dunia tadi pagi," kata Bens Leo dihubungi wartawan, Jumat (5/1/2018) pagi.
Kabar tersebut didapat Bens dari kakak Yon, yakni Nomo Koeswoyo.
Diceritakan Bens pula, selama dua tahun terakhir Yon sudah keluar masuk rumah sakit lantaran komplikasi penyakit yang dideritanya.
"Terakhir saya jenguk di Eka Hospital BSD, tapi saat itu sih sempat sehat kembali," ujar dia.
Yon yang bernama asli Koesyono Koeswoyo lahir di Tuban, Jawa Timur, 27 Semptember pada 77 tahun lalu.
Ia membentuk band lagendaris Koes Plus bersama saudaranya, yang sebelumnya bernama Koes Bersaudara.
Populer: Sebelum Ajal Menjemput, Begini Pesan Terakhir Yon Koeswoyo untuk Keempat Anaknya
Kisah lain Koes Plus
Ada cerita menarik selain perihal musik di masa lalu tentang Koes Plus.
Yakni saat Koes Plus ditangkap pada tahun 1965.
Namun, ada yang berbeda dengan pemahaman publik terkait penangkapan tersebut.
“Tahun 1965 sangat mengesankan bagi Koes Bersaudara. Bukan karena kami masuk Penjara Glodok, tetapi tentang rencana pemerintah di balik itu,” kenang Mas Yok dalam sebuah perbincangan di Kompleks, Jl.Haji Nawi 72 Jakarta Selatan, 3 April 2013.
“Ya, rencana negara mengirim kami ke Malaysia untuk mengintip atau mengintai langsung apakah orang Indonesia di sana atau orang Malaysia antipati kepada Indonesia, karena waktu itu kita kurang sreg dengan berdirinya Malaysia yang sebelumnya bernama Malaya.”
Koes Bersaudara ternyata sengaja dimasukkan ke penjara untuk memberi kesan bahwa grup musik itu tidak disukai Pemerintah Indonesia dan diharapkan tidak dicurigai kalau dikirim untuk manggung di Malaysia.
Buktinya antara lain ketika Koes Bersaudara tampil di pesta di kediaman Kolonel Koesno, Jati Petamburan, Jakarta Barat.
Selain mereka, tampil juga grup perempuan Dara Puspita dan grup band Toto Sardjan, kakak Titi Qadarsih.
Sementara pesta berlangsung meriah, entah dari mana datangnya serombongan orang berkerumun dan berteriak-teriak, “Ganyang Nekolim, ganyang ngak-ngik-ngok!” karena terdengar lagu-lagu The Beatles yang sudah diwanti-wanti Bung Karno agar tidak dimainkan grup musik di Tanah Air.
“Koes Bersaudara ternyata dirancang sedemikian rupa sebagai korban karena membawakan lagu-lagu The Beatles,” sambung Mas Yok.
“Ketidaktahuan kami itu membuat Mas Tonny merasa dikorbankan dan melampiaskan kekecewaannya dalam album ‘To the So Called the Guilties’ yang mengisahkan berbagai pengalaman kami di penjara.”
Ikut dalam perbincangan di sore hari itu adalah Mas Djon, putra tertua Pak Koeswoyo, yang ikut rekaman album-album pertama Koes Bersaudara.
Sebelumnya, pada 1958 bersama Mas Tonny, Jan Mintaraga (pelukis komik), Teguh Esha (wartawan dan pengarang), dan Sophan Sophiaan (bintang film) mendirikan Teenagers Voice.
Jika tidak terjadi peristiwa G30S, Gerakan 30 September, Koes Bersaudara hampir pasti dikirim ke Malaysia melaksanakan misi rahasia negara.
Tidak hanya Bung Karno yang mencoba mempolitisasi Koes Bersaudara.
Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto juga menggunakan popularitas Koes Plus untuk mendeteksi sampai di mana besarnya masyarakat yang pro-Indonesia di Timor Purtugis (sekarang Timor Leste) pada awal 1970-an.
“Kami berangkat ke sana awal 1974 dan mengadakan pertunjukan di sebuah gedung. Tidak hanya pertunjukan kami yang disambut hangat.
Ketika kembali ke Hotel Turismo, tempat kami menginap, orang-orang menggedor-gedor mobil kami sambil berteriak, “Koes Plus bom grupo de musica. Viva Presidente Soeharto!” (Koes Plus grup musik yang bagus. Hidup Presiden Soeharto!)
Kembali ke Jakarta, Koes Plus disambut Adam Malik (Menteri Luar Negeri) dan Ali Moertopo (Asisten Pribadi Presiden Soeharto).
Paspor mereka diminta dan tidak dikembalikan. (*)
Ditulis oleh Mayong S. Laksono, pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2014 dan IntisariOnline: Wow, Ternyata Koes Plus Pernah Disiapkan Jadi Agen Mata-mata Negara saat Manggung di Malaysia