Pidato Tahun Baru, Paus Fransiskus Soroti Perjuangan Para Imigran
Paus Fransiskus menggunakan pidato Hari Tahun Baru untuk menyoroti perjuangan para migran dan pengungsi.
Penulis: Galih Pangestu Jati
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Paus Fransiskus menggunakan pidato Hari Tahun Baru untuk menyoroti perjuangan para migran dan pengungsi.
Dilansir dari CNN, ia memberikan penghormatan kepada mereka yang telah melakukan perjalanan panjang dan berbahaya untuk mencapai masa depan lebih baik.
Tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai Hari Perdamian Dunia oleh Gereja Katolik.
Paus mengajukan banding ke hadapan sekitar 40 ribu pengikut selama pidato Angelus pada Senin (1/1/2018) di Lapangan Santo Peters.
"Tolong jangan memadamkan harapan di hati mereka, kami tidak mencekik harapan damai mereka! Penting agar setiap orang, institusi sipil, pendidikan, kesejahteraan dan realitas gerejawi berkomitmen untuk memastikan pengungsi, migran dans eua orang mencapai kedamaian di masa depan," kata Paus.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah migran melakukan perjalanan yang cukup berbahaya.
Mereka melintasi Laut Tengah dari Afrika Utara dan Timur Tengah.
Pada 2017 lalu, Paus melakukan perjalanan ke Myanmar dan Bangladesh, tempat para Muslim Rohingya menderita.
Lebih dari 620 ribu orang Rohingya telah mengungsi sejak kekerasan tersebut pecah pada Agustus 2017 lalu.
Imigran memang menjadi fokus perhatian Paus akhir-akhir ini.
Sebelumnya, pada Natal 25 Desember lalu, ia menuntut penghormatan bagi para imigran.
Dilansir dari Reuters, ia membandingkannya dengan Maria dan Yusuf yang tidak menemukan tempat tinggal di Betlehem dan mengatakan bahwa iman menuntut agar orang asing disambut.
Mengenakan pakaian putih di gereja bertingkat bunga itu, Francis menyerukan, "Imajinasi sosial baru ... yakni tidak ada yang merasa tidak ada tempat bagi mereka di bumi ini."
Paus yang berusia 81 tahun telah membuat pembelaan terhadap para migran.
Hal ini sering bertentangan dengan para politisi.
Dalam homilinya, Paus berkata bahwa dokumen kewarganegaraan manusia berasal dari Tuhan.
"Inilah sukacita yang kita malam ini dipanggil untuk berbagi, untuk merayakan dan memberitakan. Sukacita yang dengannya Tuhan, dalam rahmat-Nya yang tak terbatas, telah memeluk kita orang-orang kafir, orang berdosa dan orang asing, dan menuntut agar kita melakukan hal yang sama, "kata Francis. (*)